Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mahasiswi Ubaya Dibunuh

Sosok Rochmat Bagus Apriatma Guru Musik Pembunuh Mahasiswi Ubaya, Hubungan Mereka pun Kini Terungkap

Rochmat tak hanya menghabisi nyawa Angeline Nathania, namun ia juga memasukkan jasad korban pada sebuah koper.

|
Editor: Indry Panigoro
(Kompas.com/UPT Tahura Raden Soerjo)
Motif Pelaku Habisi Nyawa Angeline: Sakit Hati Tak Dipinjami Uang, Mobil XPander Korban Digadaikan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus pembunuhan terjadi di Jawa Timur.

Sesok jasad ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

Mayatnya ditemukan dalam koper.

Korbannya seorang mahasiswi Ubaya.

Sedangkan pelaku rupanya guru musik.

Ya sosok pembunuh Angeline Nathania (22), mahasisiwi Universitas Surabaya (UBAYA) yang ditemukan tewas beberapa waktu lalu, merupakan seorang guru ekstrakurikuler musik korban.

Ia adalah Rochmat Bagus Apriatma, seorang pria berusia 41 tahun.

Rochmat tak hanya menghabisi nyawa Angeline Nathania, namun ia juga memasukkan jasad korban pada sebuah koper.

Aksi kejinya dilanjutkan dengan membuang koper berisi jasad itu ke jurang Gajah Mungkur, Canger- Pacet, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur.

Sebelumnya, Angeline sempat dilaporkan hilang dari rumah oleh keluarga sejak 3 Mei 2023 lalu.

Dan orangtua Angeline menemui Rochmat setelah sang putri tak diketahui keberadaannya sebulan yang lalu.

Sebelum terungkap kelakuan kejinya, di depan orang tua Angeline, Rochmat pandai bersandiwara seolah tak terjadi apa-apa.

Ceritanya, saat itu Angeline pamit ke kampus karena ada ujian.

Dia pergi ke kampus membawa mobil.

Sang ibu menduga putrinya bakal pulang cepat, paling-paling jam 11 malam sudah kembali ke rumah.

Namun, hingga hari berikutnya Angeline tak kunjung ada kabar berita.

Rochmat Berdalih dan Sempat Menghindari Keluarga Angeline

Proses evakuasi mayat dalam koper di jurang Gajah Mungkur Mojokerto (7 Juni 2023)
Proses evakuasi mayat dalam koper di jurang Gajah Mungkur Mojokerto (7 Juni 2023) (Istimewa)

Sebenarnya, pada 3 Mei keluarga sudah berusaha mencari keberadaan Angeline.

Teman-teman kuliah Angeline dihubungi satu per satu.

Salah seorang teman Angeline mengaku terakhir melihat Angeline bersama Rochmat.

Dua hari berikutnya sang ibu bersama saudaranya mendatangi Rochmat di Penjaringan.

Si guru les ketika itu menyangkal.

Ia mengaku terakhir kali bertemu Angeline November tahun 2022.

Rochmat ketika ditemui menunjukkan gelagat mencurigakan.

Dia terlihat sering memutar tangan di baju seperti orang gelisah.

Maria, tante Angeline sudah menangkap perilaku itu.

Namun, sang ibu mengabaikan tanda-tanda tersebut lantaran mengetahui guru les Angeline sudah berkeluarga.

Setelah pertemuan itu, Rochmat seakan menghindari keluarga Angeline.

Bahkan, Ia menghilang dari Surabaya.

Polisi akhirnya memutuskan mendatangi apartemen yang disebut-sebut sempat dikunjungi Angeline dan guru lesnya.

CCTV diperiksa dan tersorot Rochmat memarkir mobil Angeline di apartemen pada tanggal 3 Mei.

Rochmat akhirnya tertangkap di Malang dan mengaku telah membunuh Angeline.

Hubungan Rochmat dan Angeline

Rochmat mengenal Angeline sekitar empat tahun lalu.

Saat itu Rochmat menjadi guru ekstrakurikuler musik di sekolah korban.

Sepengetahuan Ana Mariana, ibu korban, putrinya dan pelaku tergabung dalam satu grup band, kebetulan posisi anaknya menjadi gitaris.

Hubungan spesial korban antara pelaku disinyalir kuat selama ini disembunyikan keduanya dari keluarga.

Korban ke keluarga tak pernah mengaku sudah memiliki kekasih.

Begitu juga dengan pelaku, pasalnya ia sudah memiliki istri dan anak.

"Saya gak ada curiga Angeline punya hubungan dekat dengan pelaku. Karena pelaku sudah menikah," kata Ana.

Rochmat Tak Tunjukkan Penyesalan

Motif Pelaku Habisi Nyawa Angeline: Sakit Hati Tak Dipinjami Uang, Mobil XPander Korban Digadaikan
Motif Pelaku Habisi Nyawa Angeline: Sakit Hati Tak Dipinjami Uang, Mobil XPander Korban Digadaikan (Kompas.com/UPT Tahura Raden Soerjo)

Ibu korban menduga Rochmat seorang psikopat karena tidak merasa bersalah. 

"Ketika diintrogasi polisi baru mengaku. Pelaku kayaknya psikopat karena sama sekali gak ada kayak rasa bersalah ke kami, minta maaf pun tidak," kata Ana.

Motif pembunuhan ini diketahui karena pelaku ingin meminjam uang korban.

Namun oleh korban ditolak.

Pelaku nekat diam-diam menggadaikan kendaraan milik korban.

Ketika korban marah lalu Rochmat membunuhnya.

Rochmat menjerat leher korban di sebuah apartemen kawasan Surabaya Timur.

Lalu, korban dibuang untuk maksud menghilangkan jejak.

Polisi saat ini menyelidiki apakah ada orang lain yang membantu pelaku melakukan kejahatan tersebut.

Sosok Angeline di Mata Teman dan Dosen

Foto Angeline Nathania dipasang di rumah persemayaan Adi Jasa, Surabaya, Kamis (8/6). Angeline Nathania adalah mahasiswi Ubaya yang tewas dibunuh dan jasadnya ditemukan dalam koper di jurang kawasan Pacet, Mojokerto
Foto Angeline Nathania dipasang di rumah persemayaan Adi Jasa, Surabaya, Kamis (8/6). Angeline Nathania adalah mahasiswi Ubaya yang tewas dibunuh dan jasadnya ditemukan dalam koper di jurang kawasan Pacet, Mojokerto (TribunMataram/TonyHermawan)

Jenazah Angeline, Kamis 8 Juni 2023 malam disemayamkan di Rumah Duka Adi Jasa, Jalan Demak, Surabaya.

Bambang Sumarjo, sang ayah ketika ditemui matanya terlihat sangat merah.

Dia seakan tak percaya  rencana satu tahun lagi melihat putrinya berdiri dihadapan banyak orang menjalani proses wisuda atas pemberian gelar sarjana hukum Universitas Ubaya ternyata harus terpaksa pupus.

Angeline merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Di mata keluarga perempuan usia 22 tahun ini anak yang penurut.

Setiap pergi dari rumah selalu berpamitan.

Sosok Angeline Nathania yang kini menempuh semester 6 di Ubaya juga dikenal cukup aktif di kampus.

Dekan Fakultas Hukum Ubaya, Dr. Yoan Nursari Simanjuntak mengungkap Angeline Nathania menjalani kehidupan kampus dengan baik dan memiliki hubungan sosial yang baik dengan teman-teman sejawatnya.

Angeline juga meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) baik, yakni 3,277.

"Selama proses belajar di Fakultas Hukum, tidak pernah terlihat adanya kendala dalam bersosialisasi dengan sesama mahasiswa maupun dosen. Kondisi ini membuat pihak kampus merasa sangat berduka atas peristiwa tragis yang menimpanya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi cobaan ini," ungkap Dr Yoan kepada SURYA.co.id, Jumat (9/6/2023) pagi.

Diakui Yoan, kasus tewasnya, Angeline telah mengejutkan seluruh civitas akademika kampus.

Pihaknya menyerahkan proses hukum terkait peristiwa tragis tersebut sepenuhnya kepada pihak Kepolisian.

Meski begitu, Fakultas Hukum Ubaya melalui Lembaga Biro Bantuan Hukum (LBH) menyatakan kesiapannya untuk mendampingi keluarga korban dalam proses hukum selanjutnya.

"Seluruh jajaran Fakultas Hukum Ubaya dan keluarga besar Ubaya juga telah sepakat untuk menyerahkan seluruh proses hukum kepada pihak Kepolisian, agar dapat dilakukan penyelidikan yang objektif dan menyeluruh," terangnya.

Tak hanya itu, dikatakan Yoan bahwa rekan mahasiswa, dosen, dan alumni terus menyuarakan doa dan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan.

Kesedihan mendalam atas kepergian Angeline Nathania dirasakan oleh teman-temannya, yang kemudian secara sukarela menggalang dana dukacita sebagai bentuk penghormatan terakhir.

"Semoga keluarga korban diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi kepergian Angeline Nathania," katanya.

Peristiwa tragis ini akan terus dipantau perkembangannya, serta diharapkan dapat menjadi peringatan bagi seluruh civitas akademika untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan di lingkungan kampus.

"Semoga Angeline Nathania mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketenangan serta kekuatan dalam menghadapi duka yang mendalam," harapnya.

Saat hadir di rumah duka Adi Jasa, pihak Fakultas Hukum Ubaya tampak membicarakan banyak hal ketika  bertemu orang tua Angeline.

Satu di antaranya pihak keluarga diajarkan bagaimana menyiapkan bukti-bukti untuk membongkar kejahatan pelaku.

Di acara persemayaman itu, terlihat pula banyak teman korban yang datang.

Stefanie salah seorang mahasiswi Ubaya mengatakan korban semasa hidup dikenal sosok yang humble dan jago bermain alat musik.

"Gak menyangka kisah Angeline seperti ini. Saya berharap ini yang terakhir tidak akan terjadi lagi," ujar Stefani.

(*)

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Rochmat Bagus" href="https://surabaya.tribunnews.com/2023/06/09/sosok-rochmat-guru-musik-pembunuh-mahasiswi-ubaya-yang-masukkan-jasad-korban-dalam-koper-psikopat?page=all" aria-label="link">SOSOK Rochmat Guru Musik Pembunuh Mahasiswi Ubaya yang Masukkan Jasad Korban Dalam Koper, Psikopat?,

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com 

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved