Kisah
Segini Bayaran untuk Anak 10 Tahun yang Bisa Kendalikan Sapi, Cerita Joki di Probolinggo
Segini bayaran untuk para joki karapan sapi yang kebanyakan adalah para bocah usia berkisar antar 10-12 tahun.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini cerita seorang joki atau penunggang sapi pada lomba karapan sapi.
(Karapan sapi (Madura: Kerrabhân sapè) merupakan istilah untuk menyebut perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur. (wikipedia))
Ternyata segini bayaran untuk para joki karapan sapi yang kebanyakan adalah para bocah usia berkisar antar 10-12 tahun.
Baru-baru ini, digelar perlombaan karapan sapi di Desa Tempuran, Kecamatan Bantaran, Kabupaten Probolinggo.
Terpantau TribunJatim.com, para joki tampak antusias mengikuti lomba.
Wajah mereka tampak enjoy (menikmati) perlombaan. Saat menunggangi sapi, tak ada raut cemas yang terpancar dari wajah mereka.
Meski sapi berlari kencang arena balap sepanjang 120 meter itu.
Kecepatannya mungkin 60-80 km/jam, atau bisa saja lebih itu.
Mereka tak naik di atas punggung sapi.
Melainkan berpijak pada bambu yang dirangkai di sela dua ekor sapi jenis kerap merah.
Meski masih belia, bocah-bocah itu merupakan joki karapan sapi terlatih.
Bila turun lomba, mereka juga bakal mendapatkan bayaran dari tim atau pemilik sapi.
Seorang joki cilik, Yusuf Ismail Nafani (10) warga Triwung Lor, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo mengatakan dia mulai tertarik dengan karapan sapi sejak dua tahun lalu.
Ketertarikan itu muncul lantaran Yusuf kerap hadir menonton perlombaan karapan sapi.
"Saya tertarik dengan karapan sapi di usia 8 tahun. Saya lalu penasaran bagaimana cara para joki mengendalikan sapi. Saya pun mencoba belajar menjadi joki karapan sapi," katanya, Rabu (7/6/2023).
Menjadi joki cilik karapan sapi bukan hal mudah. Bahkan, di awal belajar, Yusuf berkali-kali terjatuh dari atas pijakan, tangan dan kakinya lecet.
"Sapi yang saya tunggangi sukar dikontrol arah lajunya. Sapi melesat zig-zag. Makanya, saya terjatuh. Tapi, saya tak menyerah. Saya terus belajar mengendalikan laju dan kecepatan berlari sapi. Setahun saya sudah cukup piawai serta mengikuti perlombaan," terangnya.
Yusuf menjelaskan, dalam perlombaan kali ini, dia mempersiapkan diri selama dua pekan. Sore hari dia rutin berlatih.
"Saya berlatih mengontrol laju sapi. Di sela-sela, saya memberi makan sapi dan memandikan sapi," jelasnya.
Dia menyebut, dia mendapatkan bayaran Rp 50.000 sampai Rp 100.000 tiap mengikuti lomba.
Jika menang, dia mendapatkan bonus Rp 500.000.
"Uang digunakan untuk membiayai sekolah. Selain itu, juga ditabung untuk membeli sapi. Kebetulan saya belum punya sapi. Saya ingin memiliki sapi sendiri," sebutnya.
Joki cilik lain, Muhammad Jefri Adriansyah (12) warga Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, menyatakan hal senada.
Dia belajar mengendarai sapi karapan ini sejak usia 8 tahun.
Pertama belajar ia menemui kesulitan dalam mengendalikan sapi.
"Setelah belajar selama empat tahun lalu piawai, saya sering dipercaya jadi joki. Salah satunya pada perlombaan saat ini. Tiap ikut lomba, saya mendapat bayaran sebesar Rp 200.000. Uang itu saya gunakan untuk membeli jajanan," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kisah Joki Cilik Karapan Sapi di Probolinggo, Belajar Kendalikan Sapi, Kini Dapat Bayaran Ikut Lomba
Ikuti berita-berita terbaru Tribun Manado di: Google News
Kisah Tita Delima, Perawat yang Digugat Rp120 Juta oleh Eks Klinik, Lega Usai Gugatan Ditolak Hakim |
![]() |
---|
Kisah Pilu Elisabeth Fritzl, Disekap Ayah Kandungnya Selama 24 Tahun hingga Lahirkan 7 Anak |
![]() |
---|
Ini Kisah Dua Kuda Legendaris Sulut yang Abadi Setelah Dibuatkan Patung |
![]() |
---|
Profil Putri Intan Permatasari Van Gobel, Kepala Sekolah Cantik di Kotamobagu Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Cerita Inspiratif Andika Vialy Pangau, Mantan Pecandu Narkoba yang Kini Jadi Chef Profesional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.