Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

RHK Rabu 7 Juni 2023

Bacaan Alkitab - Kejadian 8:15-17 Hidup Baru, Diami dan Kelola Bumi dengan Bijaksana

Kota Manado pernah dilanda banjir bandang dan tanah longsor yang membuat sebagian besar ibukota provinsi Sulawesi Utara ini, porak poranda.

Penulis: Aswin_Lumintang | Editor: Aswin_Lumintang
republika
Ilustrasi Bahtera Nuh 1 

Kejadian 8:15-17
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kota Manado pernah dilanda banjir bandang dan tanah longsor yang membuat sebagian besar ibukota provinsi Sulawesi Utara ini, porak poranda. Dalam 10 tahun terakhir setidaknya 2 kali hal itu terjadi.

Yakni Januari tahun 2014 dan Januari 2019. Ada korban jiwa, dan kerugian yang sangat banyak. Apakah itu menjadi siklus lima tahunan, kita berdoa kepada Tuhan agar hal itu tidak terjadi lagi. Tapi tetap berjaga-jaga aktif, dengan melestarikan lingkungan secara bertanggungjawab.

Penyebab utama dari banjir dan tanah longsor, selalu adalah ulah manusia yang suka merambah hutan, memotong pohon (kayu) sembarangan, merusak lingkungan, menyumbat sungai dengan sampah, mempersempit DAS (daerah aliran sungai), dll.

Bacaan Alkitab
Bacaan Alkitab (pixabay.com)

Hal itu yang kemudian membawa bencana bagi manusia. Memang manusia dipercayakan Tuhan mengelola dan mengusahakannya. Tapi, tidak dengan merusaknya. Lingkungan harus dijaga, dirawat, dipelihara dan dilestarikan untuk keberlangsungan kehidupan bumi anugerah Tuhan.

Ingatlah bahwa, bumi yang kita pijak, alam sekitar yang menghidupkan dan lingkungan yang indah yang kita nikmati sekarang, adalah milik anak cucu kita yang Tuhan titipkan kepada kita untuk kita kelola dengan baik, supaya kelak akan dinikmati dan menghidupkan generasi yang akan datang.

Merekalah pemilik dan pewaris, bumi, alam dan lingkungan ini. Jadi, kita harus bertanggungjawab kepada anak cucu kita, atas pengelolaannya.

Ketika air bah sudah kering setelah selama 1 tahun 10 hari Nuh bersama isteri, anak-anak dan isteri-isterinya serta seluruh binatang, hewan dan burung-burung dengan pasangannya masing-masing yang berada di dalam bahtera dan terombang-ambing di atas air bah yang memenuhi bumi selama 5 bulan, Allah berfirman kepada Nuh agar mereka segera keluar dari bahtera itu.

Nuh serta semua penumpang bahtera akan memulai hidup baru, mengerjakan pekerjaannya seperti biasa, mengelola dan mengusahakan serta memelihara lingkungan, alam dan bumi secara keseluruhan.

Mereka diperintahkan Tuhan untuk berkembang biak di bumi dengan terus melakukan segala sesuatu dalam ketaatan kepada Tuhan dan akan selalu ada dalam pemeliharaan Tuhan. Karena Tuhan telah berjanji tidak akan menghukum lagi manusia maupun bumi dengan air bah. Bahwa banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi selama ini, lebih diakibatkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggungjawab. Maka perintah Allah untuk keluar dan kembali lagi ke alam untuk mengelolanya, harus melakukan semuanya dengan baik dan berkesinambungan. Artinya mereka hidup tidak untuk diri sendiri dan juga tidak hanya untuk masa kini.

Mereka bahkan kita diajarkan untuk memelihara hidup dengan baik dan tidak boleh memikirkan diri sendiri dan bersifat sementara. Tapi juga untuk anak cucu, generasi berikutnya, keturunan mereka secara terus menerus. Tidak boleh hidup instan apalagi sampai merusak alam demi keinginan dan kepentingan sesaat. Bahkan demi memenuhi keserakahan dan ketamakan. Itu membahayakan diri sendiri dan orang di sekitar serta merusak alam ciptaan Tuhan.
Demikian firman Tuhan hari ini.
_*Lalu berfirmanlah Allah kepada Nuh:*_
_*"Keluarlah dari bahtera itu, engkau bersama-sama dengan isterimu serta anak-anakmu dan isteri anak-anakmu;*(ay 15-16)_
Nuh dan keluarganya diperintahkan Tuhan keluar dari bahtera, disusul oleh makhluk hidup lain yang mereka bawa. Mereka harus meninggalkan segala cara hidup yang lama, baik sebelum peristiwa air bah maupun ketika masih dalam bahtera itu. Kebiasaan hidup manusia lama harus ditinggalkan dan ditanggalkan dari seluruh manusia keturunannya.
Demikian juga ruang hidup mereka yang selama 1 tahun lebih terkurung dalam bahtera, mereka harus keluar sebagai orang bebas melakukan perkara besar dalam Tuhan, terutama dalam mengelola alam ciptaan-Nya secara baik dan bertanggungjawab. Artinya mereka harus hidup dengan cara yang baru, karena sudah dibaharui oleh Allah melalui peristiwa air bah.
Air bah membersihkan bumi dari kejahatan. Maka Nuh dengan keturunannya termasuk kita, haruslah hidup bersih, kudus, benar, tidak bercela dan bergaul erat dengan Tuhan seperti Nuh. Dia mendirikan mezbah untuk menyembah Tuhan. Kitapun juga harus selalu ada mezbah doa bagi Tuhan, bersama keluarga. Itulah tandanya kita hidup bergaul erat dengan Tuhan. Eratkanlah dan dekatkanlah hubungan kita dengan Tuhan. Tuhan pasti mendekap kita dengan kasih-Nya, asal kita terus hidup benar dan tidak bercela di hadapan-Nya serta bergaul erat dengan Dia.
Keluarlah dan tinggalkanlah cara hidup yang lama yang masih bergaul dan berkanjang dalam dosa. Bertobat dan Berbaliklah kepada Kristus. Keluar dan tinggalkanlah dosa. Pelihara alam sekitar, agar kita tidak dihukum oleh alam, tetapi disayangi dan diberkati Allah. Amin
Doa: Tuhan Yesus, tuntunlah kami agar terus hidup benar di hadapan-Mu dan selalu setia melayani Tuhan. Amin

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved