Partai Demokrat
Ditanya AHY, Jokowi Mengaku Tidak Tahu Apa-apa Soal Pemakzulan Partai Demokrat oleh Moeldoko
Presiden Jokowi mengaku tidak tahu apa-apa terkait pemakzulan Partai Demokrat oleh Moeldoko saat bertemu AHY di Istana Bogor.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak mengetahui manuver kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang hendak mengambil-alih Partai Demokrat.
Upaya pemakzulan kubu Moeldoko terkait kepengurusan Partai Demokrat sempat menghebohkan publik.
Hingga kini, polemik kepemimpinan Partai Demokrat masih menjadi sorotan.
Terakhir, kubu Moeldoko telah mengajukan PK terkait Kepengurusan Partai Demokrat.
Pada satu kesempatan, Ketua Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menemui Jokowi di Istana Bogor beberapa waktu lalu.
AHY disebut sempat bertanya soal manuver Moeldoko yang ingin mengambil-alih Partai Demokrat.
Sekretaris Jenderal Demokrat, Teuku Riefky Harsya menyebut, saat itu Jokowi sejatinya ingin bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono terkait kisruh Partai Demokrat yang juga diklaim pihak Moeldoko.
"Sebenarnya, pihak Istana menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo ingin bertemu dengan Bapak SBY dengan tujuan untuk memberikan klarifikasi
atas apa yang dilakukan Kepala Staf Presiden Moeldoko tentang gerakannya untuk mengambilalih kepemimpinan Partai Demokrat yang sah," ungkap Teuku Riefky melalui keterangan tertulisnya kepada Warta Kota, Rabu (31/5/2023)
Namun, permintaan itu ditolak SBY.

SBY beralasan, paling tepat Jokowi bicara dengan Ketum Demokrat AHY untuk membahas masalah tersebut.
"Waktu itu, Bapak SBY menjawab bahwa yang paling tepat untuk mendengarkan penjelasan Presiden Joko Widodo adalah Ketua Umum AHY.
Singkat kata, AHY diundang untuk hadir di Istana Bogor tanggal 9 Maret 2021 malam hari," ungkap Teuku Riefky
Selanjutnya, AHY bertemu dengan Jokowi dan Mensesneg Pratikno.
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengaku tidak tahu menahu soal manuver yang dilakukan Moeldoko yang hendak merebut Partai Demokrat.
"Dalam pertemuan dengan AHY di Istana Bogor malam itu, Presiden Joko Widodo dengan didampingi oleh Mensesneg Pratikno menjelaskan bahwa beliau tidak tahu menahu dengan apa yang dilakukan oleh KSP Moeldoko untuk mengambilalih Partai Demokrat.
Begitulah pengakuan dari Presiden Joko Widodo yang disampaikan kepada Ketua Umum AHY," terang Teuku Riefky
Baca juga: SBY: AHY dan Anies Bakal Alami Bencana Politik Apabila MA Kabulkan Gugatan Moeldoko
Kabar Kubu Moeldoko ajukan PK terkait Kepengurusan Partai Demokrat
Upaya Pemakzulan rezim Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ) di Partai Demokrat, disebut kembali dilakukan oleh kubu Moeldoko, Demokrat versi KLB.
Kubu Moeldoko dikabarkan telah mengajukan PK terkait polemik Kepengurusan Partai Demokrat.
Kabar tersebut membuat kubu Demokrat versi Cikeas dan KLB kembali memanas.
Kuasa Hukum Moeldoko yang juga Kepala Departemen Komunikasi dan Informatika DPP Partai Demokrat hasil Konferensi Luar Biasa ( KLB ), Saiful Huda mengatakan,
peninjauan kembali (PK) merupakan ranah lembaga judicial Mahkamah Agung (MA).
Menurutnya, informasi mengenai PK pertama kali diungkapkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat AHY.
"Yang pertama kali mengungkapkan adanya pengajuan PK termasuk empat bukti baru (novum) yang diajukan oleh Partai Demokrat KLB yang diketuai oleh Jendral Moeldoko tersebut adalah AHY yang merupakan Ketua Umum Partai Demokrat versi Cikeas," ujar Saiful saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (8/4/2023).
"Maka kami berpendapat, persoalan PK dan empat novum yang kami ajukan ke MA tersebut,
sebaiknya ditanyakan langsung pada AHY yang mulai linglung, sebab AHY lah yang pertamakali mengungkap hal tersebut ke publik," jelasnya.
Saiful melanjutkan, sudah berpuluh tahun Partai Demokrat terpuruk karena perilaku beberapa anggota keluarga yang secara paksa berusaha menguasai Partai Demokrat dengan cara menguasai seluruh pucuk pimpinan partai dan merubah AD/ART secara sepihak.
Dia menuturkan, proses itu dilakukan tanpa sepengetahuan para pengurus dan peserta kongres Partai Demokrat.
"Maka yang terjadi kemudian Partai Demokrat yang pada awalnya penuh dengan figur tokoh politisi-politisi ulung dan profesional ini menjadi lemah dan tak berdaya," kata Saiful.
"Karena itu mereformasi total Partai Demokrat dan membersihkannya dari politisi-politisi penghamba SBY merupakan fokus tugas kerja keras kami semenjak Partai Demokrat KLB kami selenggarakan," tegasnya.

Saiful juga menyebutkan, berdasarkan informasi yang didapat pihaknya, kemungkinan besar Anas Urbaningrum
yang merupakan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, akan bebas mulai 10 April 2023 ini.
Dia mengingatkan bahwa semua rahasia korupsi Wisma Atlet Hambalang beserta beberapa kasus mega korupsi lainnya
di masa kepemimpinan nasional Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga merupakan Ketua Umum Partai Demokrat sebelum AHY akan dibuka ke publik.
"Hal ini tentu akan memberikan sentuhan terindah lagi bagi eksistensi Partai Demokrat KLB pimpinan Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, AHY mengungkapkan bahwa upaya Moeldoko merebut Partai Demokrat masih dilakukan.
Ia mengatakan, Moeldoko dan mantan politikus Demokrat Jhoni Allen Marbun mengajukan PK ke MA terkait kasus tersebut.
"Sebulan lalu, tepatnya tanggal 3 Maret 2023, kami menerima informasi bahwa KSP Moeldoko, dan Jhoni Allen Marbun masih mencoba-coba untuk mengambil alih Partai Demokrat,” ujar AHY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Senin (3/4/2023).
Ia menuturkan, PK tersebut merupakan langkah lanjutan dari putusan kasasi MA
dengan perkara No.487 K/TUN/2022 yang diputus 29 September 2022.
Gugatan itu terkait pengesahan AD/ART Partai Demokrat hasil Konferensi Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang
yang menunjuk Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
AHY mengungkapkan, Moeldoko cs mengeklaim telah menemukan empat bukti baru untuk mengesahkan kepemimpinannya.
“Kenyataannya, bukti yang dikirim KSP Moeldoko itu bukanlah bukti baru.
Keempat novum itu telah menjadi bukti persidangan di PTUN Jakarta,” ucap dia.
Adapun upaya merebut kepemimpinan AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat berlangsung sejak awal 2021.
Sejumlah mantan politisi senior Demokrat pun terlibat atas gerakan tersebut, seperti Darmizal, Yus Sudarso,
Tri Yulianto, Jhoni Allen Marbun, Syofwatillah Mohzaib, dan Ahmad Yahya.
Upaya Moeldoko pun telah berulang kali mengalami kekalahan, mulai dari tak diakui oleh Kemenkumham,
hingga gugatan ditolak oleh PTUN dan MA.
Baca juga: Moeldoko Masuk Bursa Cawapres 2024, Didukung Penuh dan Diminta Istiqomah
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com
Demokrat
AHY
Jokowi
Moeldoko
Konflik Partai Demokrat
partai demokrat ahy dan moeldoko
partai demokrat versi ahy
Partai Demokrat Versi Moeldoko
polemik partai demokrat
AHY Tunjuk HBL Jadi Kaban Konstituen DPP Demokrat, Koordinir 5 Gubernur dan Ratusan Kepala Daerah |
![]() |
---|
AHY: Partai Demokrat Selamat Usai Gabung Kubu Prabowo, Hancur Lebur Jika Masih di Koalisi Perubahan |
![]() |
---|
AHY Akui Bersyukur Demokrat Gabung Kubu Prabowo, Hancur Lebur Jika Bertahan di Koalisi Perubahan |
![]() |
---|
Partai Demokrat Bermanuver Dua Arah, Gaduh dalam Koalisi, Mesra dengan PDIP |
![]() |
---|
SBY Ungkap Respons AHY saat Diajak Bertemu oleh Puan Maharani, PDIP Rangkul Demokrat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.