Apa Itu
Apa Itu Hiperventilasi? Membuat CO2 dalam Tubuh Berkurang, Ternyata Ini Bahayanya
Bahaya hiperventilasi ini dapat menyebabkan suplai darah ke otak berkurang, sehingga dapat menyebabkan gejala seperti pusing dan kesemutan pada jari.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Apa Itu Hiperventilasi?
Baru-baru ini viral di media sosial belasan penumpang pesawat maskapai Asiana Airlines OZ8124, penerbangan dari Jeju ke Daegu, Korea Selatan, dialporkan mengalami hiperventilasi.
Ternyata penyebabnya akibat pintu darurat dibuka oleh seorang penumpang menjelang pendaratan di Bandara Internasional Daegu pada Jumat (26/5/2023).
Baca juga: Survei Elektabilitas Capres: Prabowo Subianto Menang di 3 Provinsi, Ganjar Pranowo Kuasai 2 Provinsi
Video yang menggambarkan peristiwa tersebut pun viral di media sosial.
Akibat peristiwa itu, sebanyak 12 orang mengalami hiperventilasi.
Lantas, apa itu hiperventilasi?
Dilansir dari Healthline, hiperventilasi adalah kondisi yang terjadi ketika kita mulai bernapas dengan sangat cepat, yang menyebabkan ketidakseimbangan antara menghirup oksigen dan menghembuskan karbon dioksida (CO2).
Hiperventilasi membuat CO2 dalam tubuh berkurang
Hiperventilasi tersebut menyebabkan jumlah karbon dioksida atau CO2 di dalam tubuh berkurang.
Apabila tubuh kekurangan karbon dioksida, atau kadar CO2 berada dalam level rendah, maka dampaknya pada tubuh dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang memasok darah ke otak.
Jadi, bahaya hiperventilasi ini dapat menyebabkan suplai darah ke otak berkurang, sehingga dapat menyebabkan gejala seperti pusing dan kesemutan pada jari.
Bahkan, pada dampak hiperventilasi paling parah dapat menyebabkan hilangnya kesadaran.
Kasus hiperventilasi sangat jarang terjadi pada sebagian besar orang.
Seperti yang terjadi pada penumpang penerbangan Asiana di Daegu, yang mana terjadi akibat terbukanya pintu pesawat menjelang mendarat.
Kendati demikian, penyebab hiperventilasi lainnya yakni dapat terjadi sesekali karena respons panik terhadap rasa takut, stres atau fobia.
Sementara, penyebab hiperventilasi yang lain, kemungkinan terjadi sebagai reaksi terhadap keadaan emosional.
Misalnya, pada orang yang mengalami depresi, kecemasan atau kemarahan.
Pada saat orang mengalami hiperventilasi, kondisi ini sering dikenal dengan sindrom hiperventilasi.
Gejala hiperventilasi ditandai dengan pernapasan dalam yang cepat, bernapas berlebihan hingga laju pernapasan sangat cepat dan dalam.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.
Hiperventilasi
Bahaya Hiperventilasi
CO2 dalam Tubuh Berkurang
Asiana Airlines OZ8124
suplai darah ke otak berkurang
Jadi Puncak Tertinggi Indonesia dan Rumah bagi Salju Abadi, Ternyata Ini Asal Nama Carstensz Pyramid |
![]() |
---|
Apa Itu Rabu Wekasan? Salah Satu Tradisi di Indonesia, Berikut Simak Pengertiannya |
![]() |
---|
Apa Itu Student Loan? Opsi Pembayaran Kuliah Pakai Utang, Bisa Dicicil Setalah Lulus hingga Bekerja |
![]() |
---|
Apa Itu Project Astra? Produk AI Baru yang Diperkenalkan Google, dapat Melihat Via Kamera Ponsel |
![]() |
---|
Apa Itu Gastroenteritis? Pertandingan Barcelona vs Juventus Dibatalkan karena Pemain Sakit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.