Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Kisah Pilu Bayi Terancam Dipenjara Seumur Hidup Karena Orang Tua Punya Alkitab di Korea Utara

Kisah pilu seorang bayi terancam dipenjara seumur hidup karena orang tua memiliki Alkitab di Korea Utara.

Editor: Tirza Ponto
Istimewa via Tribun Timur/NY Daily News
Kisah pilu seorang bayi terancam dipenjara seumur hidup karena orang tua memiliki Alkitab di Korea Utara. 

Publikasi baru mengatakan beberapa orang Kristen Korea Utara menyembunyikan iman mereka dari anak-anak mereka.

Itu mengutip temuan sebuah LSM, Open Doors USA (ODUSA), yang mengatakan: “Seorang Kristen tidak pernah aman."

“Anak-anak didorong untuk memberi tahu guru mereka tentang tanda-tanda iman apa pun di rumah orang tua mereka.”

LSM lain, Korea Future, mengatakan anak-anak diajarkan di sekolah tentang "perbuatan jahat" misionaris Kristen.

Termasuk "pemerkosaan, penghisapan darah, pengambilan organ, pembunuhan, dan spionase" yang dilakukan orang Kristen di Korea Utara.

Laporan tersebut mengatakan:

“Seorang pembelot Korea Utara mengatakan kepada Korea Future bahwa pemerintah menerbitkan novel grafis di mana orang Kristen membujuk anak-anak ke gereja dan membawa mereka ke ruang bawah tanah untuk mengambil darah mereka.”

Baca juga: Viral Permintaan Maaf Mario Dandy kepada David Ozora Sambil Tersenyum, Tuai Sorotan Publik

Sementara sebagian besar kasus penganiayaan agama yang didokumentasikan oleh Korea Future menargetkan mereka yang mempraktikkan perdukunan, orang Kristenlah yang biasanya menerima hukuman terberat.

Orang beragama di Korea Utara juga sering dianggap sebagai "kelas yang bermusuhan" dan "ancaman serius terhadap kesetiaan kepada negara", kata laporan itu.

Secara resmi, Korea Utara menjamin kebebasan beragama rakyatnya dalam konstitusinya dan rezim tersebut menyoroti gereja-gereja yang dibangunnya di Pyongyang sebagai bukti.

Tetapi publikasi mengatakan gereja-gereja ini hanya beroperasi sebagai "pajangan untuk orang asing".

Pengakuan saksi Amerika Serikat

Ray Cunningham, dari Illinois, AS, mengunjungi Gereja Protestan Chilgol di Pyongyang selama kebaktian.

Dia mengatakan kepada Pen News: “Saya datang bertanya-tanya seberapa nyata ini."

“Apakah pelayanannya teratur? Gereja tampak terawat tetapi apakah ini acara rutin? Dalam masyarakat Anda tidak melihat bukti aktivitas keagamaan – kecuali agama Buddha."

Halaman
123
Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved