Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilpres 2024

Pendiri CSIS: Pertemuan Prabowo dan Gibran tak Banyak Beri Manfaat, Puji PDIP tak Terpancing

Persaingan menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 semakin menarik sekaligus panas. Keluarga istana pun selalu dikait-kaitkan

Editor: Aswin_Lumintang
Tangkap Layar KompasTV
Pendiri CSIS Jusuf Wanandi menanggapi soal kedatangan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ke Solo, Jawa Tengah. Menurutnya itu omong kosong 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Persaingan menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 semakin menarik sekaligus panas. Keluarga istana pun selalu dikait-kaitkan dengan bakal Capres tertentu menambah hangat situasi politik tanah air.

Terakhir pertemuan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Solo menjadi perbincangan hangat.

Ada yang menyebut sudah restu dari Jokowi. Ada yang mengatakan, ini manuver dari Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Terkait hal ini Pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jusuf Wanandi turut menanggapi soal kedatangan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ke Solo, Jawa Tengah.

Alasan PDIP tidak menjatuhkan sanksi kepada Gibran Rakabuming Raka, Walikota Solo setelah bertemu Prabowo Subianto.
Alasan PDIP tidak menjatuhkan sanksi kepada Gibran Rakabuming Raka, Walikota Solo setelah bertemu Prabowo Subianto. (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO/Instagram)

Pada pertemuan itu, Prabowo bertemu dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan para relawan yang mengatasnamakan sebagai relawan Ganjar-Jokowi.

Menurut Jusuf, pertemuan itu tak mengartikan sebuah peristiwa besar.

"(Pertemuan) itu omong kosong saja, itu perkibulan saja kalau menurut saya."

"Itu hanya kelihatan dari luarnya (seperti itu), tapi tidak yang sebenarnya terjadi," ujar Jusuf Wanandi dikutip dari Kompas Tv, Kamis (26/5/2023).

Bagi sebagian orang, lanjut Jusuf, pertemuan itu akan membuat PDIP marah. Nyatanya, PDIP tak terlalu terpancing dengan pertemuan ini.

"PDIP juga tidak terlalu terpancing jauh, mereka merasa relawan bukan kekuatan sebenarnya."

"Ini hanya nampak dari luar, ini adalah peristiwa yang tidak perlu diartikan terlalu banyak," ungkap Jusuf.

Bagi Jusuf, relawan bukan satu-satunya faktor yang bisa memenangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dua periode.

 
"Kalau relawan kita lihat sebagai sebagai satu kekuatan yang besar yang betul-betul bisa memenangkan Jokowi, saya kira berlebihan," lanjut Jusuf.

Lebih lanjut terkait apa yang dilakukan Gibran ini direpresentasikan sebagai kode dari Pak Jokowi ke Prabowo, menurut Jusuf Wanandi tidaklah seperti itu.

Gibran memang bisa dimanfaatkan dalam dunia politik, tapi pertemuan itu tak banyak mengartikan sebagai sebuah dukungan yang bermanfaat bagi Prabowo.

"Tentunya bisa saja saya kira (Gibran dimanfaatkan di dunia politik) tetapi kalau menurut saya semua usaha-usaha yang begini-begini ini menurut saya tidak ada banyak artinya ataupun manfaatnya," ujar Jusuf.

Gibran Tak Disanksi

Atas pertemuan itu, Gibran sempat dipanggil oleh DPP PDIP ke Jakarta, Senin (22/5/2023).

Pertemuan tersebut membahas Gibran yang ikut menyambut Prabowo saat berada di Solo, Jawa Tengah.

Dijelaskan Gibran, dia hanya dievaluasi oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Ia pun mengaku tidak memiliki andil dalam mengumpulkan relawan dan menyatakan dukungan ke Prabowo.

Maka dari itu, ia merasa tidak memiliki kesalahan apa-apa sehingga memang sudah seharusnya tidak diberi sanksi.

"Ya karena saya tidak salah. Saya ceritakan kronologinya dari A-Z. Beliau Pak Hasto, Pak Komar sudah bisa menerima penjelasan saya," jelas Gibran.

Gibran pun telah menyampaikan mengenai hal ini kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua Dewan Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun.

"Sudah. Ya udah ngasih saya masukan evaluasi dah itu aja," jelas Gibran.

Tanggapan PDIP

Sementara itu, menurut Politisi PDIP, Adian Napitupulu, arah dukungan para relawan itu tidak bisa mempresentasikan sebagai suara Jokowi.

Pasalnya, Adian meyakini Jokowi tidak akan melupakan sejarah kemenangannya dan keluarganya dalam kontestasi politik.

Sebagai Presiden dan juga petugas partai, Jokowi disebut akan netral.

Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu
Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda)

"Bagaimana pandangan saya saya akan sampaikan begini bahwa PDI Perjuangan selama ini selama lebih dari 20 tahun memenangkan Jokowi dan keluarganya dalam 7 kali kemenangan yakni dua kali Wali Kota, satu kali Gubernur, dua kali presiden serta satu Wali Kota Solo Gibran dan satu Wali Kota Medan Bobby."

"Presiden tetap harus menyampaikan netral tidak boleh berpihak pada siapapun," ujar Adian dikutip dari YouTube Kompas TV.

Jadi menurut Adian, jika berangkat dari sejarah itu tidak ada alasan bagi Jokowi untuk tidak berpihak pada PDIP.

Terkait soal ada suara relawan yang mendukung Prabowo, kata Adian, itu pun belum final.

"Semua ini belum ada yang final ya, termasuk kerjasama antar partai koalisi dan sebagainya belum ada final finalnya nanti Oktober sampai 25 November, dimana capres dan cawapres sudah didaftarkan dan KPU."

"Bahwa kemudian sekarang ada yang bikin musra segala macam ya kita melihatnya sebagai dinamika saja," lanjut Adian.

Apalagi, relawan itu belum bisa diidentifikasi relawannya Jokowi atau Gibran.

"Ini harus kita verifikasi dulu, kalau dibilang (relawan pendukung Prabowo adalah relawan gabungan dari) Jawa Tengah dan Jawa Timur, itu dua provinsi loh, masa yang hadir 15 orang?" ujar Adian.

Selain itu, menurut Adian, perlu pengukuran lebih mendetail lagi terkait dengan dukungan relawan ini.

Adapun pengukuran ini juga sangat terpengaruh dari komunikasi Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dengan Jokowi.

Bukan mengedepankan komunikasi di tubuh relawannya.

"Komunikasi antara Presiden dan ketua partai itu yang akan saya jadikan sebagai alat ukur, bukan komunikasi-komunikasi di luar itu yang bisa kemudian hari ini kemana, besok ke mana, tahun lalu ke mana, dan tahun depan ke mana

"Patokan kita sederhana, komunikasi formalnya itu adalah antara Presiden dan ketua umum partai," jelas Adian.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Abdul Muhaimin)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pendiri CSIS Nilai Pertemuan Prabowo dan Gibran di Solo Tak Buat PDIP Terpancing, https://www.tribunnews.com/nasional/2023/05/26/pendiri-csis-nilai-pertemuan-prabowo-dan-gibran-di-solo-tak-buat-pdip-terpancing?page=all.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved