Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Digital Activity

Cerita di Balik Keputusan Taufik Bilfaqih Mundur dari Bawaslu dan Jadi Bacaleg PSI

Taufik Bilfaqih, Ketua Gusdurian Manado ini memilih mundur dari jabatannya sebagai Komisioner Bawaslu Kota Manado.

|
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
Dok. Tribun
Taufik Bilfaqih (kiri) saat tampil sebagai narasumber podcast Tribun Manado, Jumat (05/5/2023) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok Taufik Bilfaqih menghadirkan kejutan beberapa waktu terakhir.

Ia memilih mundur dari jabatannya sebagai Komisioner Bawaslu Kota Manado.

Ia melepas jabatan sebagai penyelenggara dan maju sebagai bakal caleg dari PSI.

Keputusan yang bagi sebagian orang dirasa aneh. Sebab tak sedikit yang mendambakan jadi komisioner Bawaslu.

Cerita di balik keputusan itu dibeber Taufik Bilfaqihdalam podcast Tribun Manado, Jumat (05/05/2023).

Berikut kutipan wawancara dengan Taufik Bilfaqih yang dipandu Pemimpin Redaksi Tribun Manado Jumadi Mappanganro.

TM: Bung Taufik, keputusan Anda baru-baru ini sangat mengejutkan. Mundur dari Bawaslu dan maju ke caleg, bagaimana ceritanya?

TB: Sebenarnya, awalnya saya mau menjalani tugas ini paripurna. Saya punya alasan kuat sebagai komisioner. Saya mau membawa perubahan lewat menjadi penyelenggara.

Masa jabatan kami, 2018 hingga Agustus 2023. Tinggal lima bulan memang.

Saya sudah punya hajatan sebagai penyelenggara Pemilu. Barangkali, sebagai penyelenggara lebih mumpuni untuk mewujudkan Pemilu lebih berkualitas.

Tapi harus diakui, ada hasrat lebih besar dan itu ada jauh sebelum jadi penyelenggara.

Ini hasrat lebih besar. Saya ingin mengerikan kontribusi lebih

Tujuan dan cita-cita itu bisa diwujudkan, jauh lebih maksimal ketika kita menjadi lembaga penyelenggara negara.

TM: Bagaimana ceritanya sampai langsung memutuskan mundur?

TB: Kita lihat regulasinya, memang PKPU nomor 10 tahun 2023 tentang pencalonan bacaleg menjelaskan, penyelenggara Pemilu harus menyatakan pemberhentian dirinya jika mau mencalonkan.

Menang, banyak yang bertanya kepada tidak sampai tuntas saja. Karena masih ada waktu dan dibolehkan regulasi.

Saya ini 4.5 tahun sebagai penyelenggsra. Bayangkan saya melaksanakan pengawas tahapan Pemilu tapi sudah berhasrat untuk jadi caleg. Saya tidak mau melanggar etika.

Menunggu DCS dan DCT itu tidak elok jika saya sudah tidak konsentrasi penuh sebagai pengawas.

Kalau mau fight, ya fight,. Saya tidak mau kucing-kucingan. Saya nyatakan mundur dan mendapatkan pemberhentian dari Bawaslu RI.

TM: Ngomong-ngomong, sejak kapan Anda punya rencana masuk parpol atau berpolitik praktis?

TB: Jauh sebelum menjadi penyelenggara, sebenarnya saya sudah terbiasa dengan politik praktis.

Keluarga saya memang politisi. Kami punya gen politik. Abah saya Ketua PKB Tarakan dan jadi anggota DPR yang diminta rakyat untuk maju.

Kakak saya anggota DPR dari Parta Gerindra di Kabupaten Minahasa Tenggara. Saya sudah terbiasa dengan aura politik.

Bahkan kadang-kadang saya layani konstituen abah dan kakak saya.

Saya jadi konsultan politik mereka Makanya saya berpikir, kayaknya ini harus dilanjutkan ke tahap serius.

TM: Kenapa Anda memilih PSI sedangkan riwayat politik keluarga berbeda dan Anda Kordinator Gusdurian Manado. Apa alasannya?

TB: Memang semuanya tidak kebetulan. Kenapa PSI. Saya hitung matematik, pramatis dan ideologis.

PSI ini secara ideologis, sejalan dengan visi saya.

Senior saya Guntur Romli adalah sesepuh PSI. Jargon PSI ini mereka konsisten sebagai parpol yang punya warna tersendiri.

Kiprah anggota DPRD-nya bagus. Di Sulut misalnya, ada Bunga Melky Pangemanan dan Jurani Rurubua di Manado.

Keduanya sangat kritis dan mewakili suara-suara rakyat.

PSI ini masih menjaga konsistensi menolak korupsi, melawan intoleran dan menjunjung solidaritas.

Saya melihat PSI ini gen. Cocok dengan DNA saya. Ini pilihan politik dan gerakan, ya ini hak otonomi.

Dengan memilih maju sebagai bakal caleg pada Pemilu 2024, maka otomatis saya juga tidak lagi menjabat sebagai Koordinator Gusdurian Manado.

Ini konsekuensi yang harus saya ambil karena maju bakal caleg di PSI.

TM: Anda dilamar PSI atau Anda melamar?

TB: Saya ikut seleksi dan prosesnya objektof. Tapi intinya, saya memilih PSI karena konsisten dengn perjuangan politiknya.

Sebab ada partai yang konsisten pada nilai tapi oknum kadernya yang tidak baik. Praktiknya tidak jalan.

PSI saya nilai mampu menyiapkan kadernya jadi bagus dan memenuhi harapan.

TM: Sebagian orang hitung-hitungan jika maju caleg. Banyak memilih partai besar. Anda beda. Komentar Anda?

TB: Saya justru sudah menghitung PSI ini partai yang banyak dipilih orang setelah PDIP.

Banyak suara PSI itu dicoblos logo partainya di Pemilu 2019.

Saya melihat, PSI akan jadi partai besar punya potensi di Pemilu 2024.

Saya mendapat banyak tawaran parpol besar. Ada parpol yang menawarkan tapi mekanisme penentuan calon terpilih itu bisa saja sifatnya tertutup.

Nah, jika di PSI nanti, sistemnya terbuka. PSI membuka ruang seleksi dan juga memberikan kesempatan secara fair bagi kader untuk berkembang. (ndo)

Baca juga: Gempa Bumi Terkini Sabtu 6 Mei 2023, Baru Saja Guncangan di Darat, Info BMKG Magnitudonya

Baca juga: Cindy Wurangian dan Yongki Limen Dipastikan jadi Utusan Golkar Bertarung di Pemilihan Legislatif

Baca Berita Lainnya di Google News

Baca Berita Terbaru Tribun Manado KLIK INI

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved