Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Idul Fitri 2023

Perbedaan 23 Tahun Terakhir, Idul Fitri Muhammadiyah dan Pemerintah

Ada 4 kali perbedaan Hari Raya Idul Fitri dalam 23 tahun terakhir. Antara Muhammadiyah dan Pemerintah.

Tribun Manado/Risky Sumarauw
Suasana Sholat Idul Fitri di Kawasan Megamas Manado, Sulawesi Utara Jumat (21/04/2023). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini jejak perbedaan idul fitri 23 tahun terakhir Muhammadiyah dan Pemerintah. 

Ada 4 kali perbedaan Hari Raya Idul Fitri dalam 23 tahun terakhir.

(cek daftar di akhir artikel)

Penetapan Idul Fitri oleh pemerintah dan Muhammadiyah berbeda karena penggunaan metode yang berbeda dalam menetapkan bulan kamariah, bulan-bulan dalam kalender Hijriyah.

Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, sebagaimana dikutip dari situs resminya. 

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama, menggunakan metode rukyatul hilal.

Penjelasan tentang metode hisab hakiki wujudul hilal

Metode ini mengacu pada gerak faktual Bulan di langit.

Sehingga awal dan akhir bulan kamariah didasarkan pada kedudukan atau perjalanan Bulan.

Metode rukyatul hilal

Dilansir Mahkamah Syariah Aceh, rukyatul hilal adalah kriteria penentu awal bulan kamariah dengan cara mengamati hilal secara langsung.

Jika hilal (bulan sabit) tidak tampak, atau gagal terlihat, maka bulan berjlan digenapkan (istikmal) menjadi 30 hari.

Hilal sendiri adalah bulan sabit muda pertama yang dapat dilihat setelah terjadinya konjungsi (Ijtimak) pada arah dekat matahari terbenam.

Biasanya, hilal akan diamati pada hari ke-29 bulan kamariah untuk menentukan apakah hari berikutnya sudah terjadi pergantian bulan atau belum, dilansir Kemenag Bali.

Berikut jejak perbedaan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia selama 23 tahun terakhir:

Halaman
123
Sumber: TribunJatim.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved