Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa Bumi

Gempa Magnitudo 5,8 Guncang NTB, Jembatan di Langgudu-Bima Ambruk

Gempa magnitudo 5,8 yang mengguncang NTB, Minggu (2/4/2023) sore, sebabkan jembatan di Langgudu-Bima ambruk.

Editor: Frandi Piring
Kompas.com/ Doc. Tangkapan Layar, Isyrah/Twitter @infoBMKG
Jembatan di Langgudu-Bima ambruk akibat guncangan gempa. Info BMKG gempa magnitudo 5,8 yang mengguncang NTB, Minggu (2/4/2023) sore, sebabkan jembatan di Langgudu-Bima ambruk. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Gempa tektonik magnitudo 5.8 yang mengguncang Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (2/4/2023) mengakibatkan kerusakan infrastruktur.

Jembatan di kecematan Langgudu, Kabupaten Bima ambruk setelah diguncang gempa.

Kondisi jembatan penghubung antara Desa Waworada dan Doro Oo di Langgudu putus.

Gempa yang terjadi Minggu (2/4/2023) sekitar pukul 16.40 Wita tersebut membuat akses jalan (jembatan) tak bisa dilalui, baik kendaraan roda dua maupun empat.

"Hari ini jembatan tersebut sudah benar-benar putus dan sudah tidak bisa dilalui oleh kendaraan apa pun," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bima, Isyrah, saat dikonfirmasi, Minggu (2/4/2023).

Isyrah menjelaskan, jembatan penghubung antar-desa itu retak akibat terjangan banjir yang terjadi Rabu (29/3/2023). Hanya saja, kondisinya saat itu masih bisa dilalui oleh kendaraan.

Gempa 5,8 SR di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu 2 April 2023 sore.
Gempa 5,8 SR di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu 2 April 2023 sore. (BMKG)

Pada Minggu (2/4/2023) ini banjir kembali terjadi dan bersama dengan gempa tektonik berkekuatan magnitudo 5,8. Akibatnya, jembatan tersebut ambruk dan tidak bisa dilalui kendaraan.

"Awalnya itu karena banjir pada 29 Maret lalu," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bima, Topan Primadi mengonfirmasi adanya gempa tektonik berkekuatan magnitudo 5,8.

Berdasarkan hasil analisa gempa tersebut berjarak 75 kilometer dari Kota Bima, tepatnya pada koordinat 7,81 lintang selatan dan 118,73 bujur timur dengan kedalaman 29 kilometer.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar naik busur belakang flores ( Flores Back Arc Thrust)," kata Topan Primadi.

Menurutnya, gempa bumi ini berdampak dan dirasakan langsung di daerah Bima dengan skala intensitas III-IV MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah.

Selain itu, terasa getaran seakan truk berlalu di daerah Gowa, Makassar, Dompu, Sumbawa Besar, Sumbawa Barat

dengan skala intensitas III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ungkapnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved