Apa Itu
Apa Itu Siklon Herman, Ditakuti Peneliti BRIN hingga Meminta Ampun Kepada Allah
Siklon Herman membuat peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional ( BRIN), Dr. Erma Yulihastin, khawatir pada Indonesia
TRIBUNMANADO.CO.ID - Cuaca di Indonesia memang selalu berubah-ubah.
Terkait hal tersebut kali ini dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) khawatirkan cuaca di Indonesia.
Hal tersebut dikarenakan soal Siklon Herman.
Dimana siklon ini bisa sangat mengerikan.
Hingga dari peneliti BRIN meminta ampun kepada Allah.
Lantas apa sebenarnya Siklon Herman tersebut.
Berikut ini penjelasannya.
Baca juga: Renungan Harian, Mazmur 139:1, Tuhan Maha Tahu
Baca juga: 3 Fakta Ayah Aniaya Anak di Sultra, Dipicu Rasa Kesal dan Malu, Korban Coret Dinding Sekolah
Siklon Herman membuat peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional ( BRIN), Dr. Erma Yulihastin, khawatir pada Indonesia. Dia pun sampai meminta ampun kepada Allah, setelah melihat kondisi tersebut.
"Ya Allah, ampunilah dosa dan kecongkakan kami. Jauhkan siklon Herman dari Indonesia. Update siklon: bergerak ke timur.
Tampaknya lebih cepat ke timur dari prediksi semula," cuit Dr. Erma Yulihastin di Twitter.
Dalam postingan tersebut, Dr. Erma Yulihastin menyertakan foto satelit Siklon Herman yang sedang berada di Samudera Hindia.
"Saya tidak tahu seberapa penting siklon Herman ini dalam pandangan pemangku kepentingan. Tetapi bagi ilmuwan, siklon semacam ini bisa sangat mengerikan dampak dari lapis-lapis pusarannya. Karena itu saya hanya bisa berusaha mendampingi publik untuk upaya mitigasi terbaik," katanya.
Apa itu Siklon Herman? Siklon Hermana adalah siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km.
Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 derajat celcius.
Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam.
Secara teknis, siklon tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya enam jam.
Kadangkala di pusat siklon tropis terbentuk suatu wilayah dengan kecepatan angin relatif rendah dan tanpa awan yang disebut dengan mata siklon.
Diameter mata siklon bervariasi mulai dari 10 hingga 100 km.
Mata siklon ini dikelilingi dengan dinding mata, yaitu wilayah berbentuk cincin yang dapat mencapai ketebalan 16 km, yang merupakan wilayah dimana terdapat kecepatan angin tertinggi dan curah hujan terbesar.
Masa hidup suatu siklon tropis rata-rata berkisar antara 3 hingga 18 hari.
Karena energi siklon tropis didapat dari lautan hangat, maka siklon tropis akan melemah atau punah ketika bergerak dan memasuki wilayah perairan yang dingin atau memasuki daratan.
Siklon tropis dikenal dengan berbagai istilah di muka bumi, yaitu "badai tropis" atau "typhoon" atau "topan" jika terbentuk di Samudra Pasifik Barat, "siklon" atau "cyclone" jika terbentuk di sekitar India atau Australia, dan "hurricane" jika terbentuk di Samudra Atlantik.
Deteksi BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan siklon tropis Herman di Samudera Hindia sebelah selatan Banten berpotensi memengaruhi cuaca di beberapa wilayah di Indonesia.
Deputi Meteorologi BMKG Guswanto menyampaikan, siklon tropis Herman terpantau di Samudera Hindia sebelah selatan Banten, tepatnya sekitar 14,4 lintang selatan dan 103,0 bujur timur dengan kecepatan angin maksimum 55 knot dan tekanan udara minimum sebesar 987 milibar (mb).
"Diperkirakan intensitas siklon tropis Herman menurun dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah timur-tenggara menjauhi Indonesia," katanya di Jakarta, Antara, Kamis, 30 Maret.
Dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia dalam 24 jam ke depan, yakni hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang di wilayah Bengkulu, Lampung, Banten, dan Jawa Barat.
Angin kencang mencapai 25 knot berpotensi terjadi di wilayah pesisir barat Bengkulu, pesisir barat dan selatan Lampung, pesisir barat dan selatan Banten, dan pesisir selatan Jawa Barat.
Guswanto juga menyampaikan bahwa siklon tropis itu juga berpotensi memicu gelombang tinggi 1,25-2,5 meter di Teluk Lampung, perairan Bengkulu, dan perairan selatan Jawa Timur.
Baca berita Tribun Manado lainnya di Google News
Telah tayang di BangkaPos.com
Siklon Herman
Badan Riset dan Inovasi Nasional
BRIN
Dr. Erma Yulihastin
BMKG
cuaca
kecepatan angin
Samudera Hindia
Apa Itu Nillionaire? Istilah yang Kerap Diucapkan Gen Z di Medsos, Simbol Ketimpangan Ekonomi |
![]() |
---|
Jadi Puncak Tertinggi Indonesia dan Rumah bagi Salju Abadi, Ternyata Ini Asal Nama Carstensz Pyramid |
![]() |
---|
Apa Itu Rabu Wekasan? Salah Satu Tradisi di Indonesia, Berikut Simak Pengertiannya |
![]() |
---|
Apa Itu Student Loan? Opsi Pembayaran Kuliah Pakai Utang, Bisa Dicicil Setalah Lulus hingga Bekerja |
![]() |
---|
Apa Itu Project Astra? Produk AI Baru yang Diperkenalkan Google, dapat Melihat Via Kamera Ponsel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.