Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Sulawesi Utara

Pasar Lililoyor Manado dengan Kukis Basah Khasnya yang Terkenal

Dari sekian banyak pasar di Manado, beberapa di antaranya hanya berupa 'pasar kilat'.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
fernando lumowa/tribun manado
Pasar tradisional Lililoyor di Kelurahan Pinaesaan Manado yang terkenal dengan jualan kue basah khas Manado. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dari sekian banyak pasar di Manado, beberapa di antaranya hanya berupa 'pasar kilat'.

Disebut demikian karena operasionalnya yang singkat. Cuma di pagi hari.

Pasar Lililoyor di Kelurahan Pinaesaan, Kecamatan Wenang salah satunya.

Pasar Lililoyor diambil dari nama kompleks permukiman warga setempat.

Pasar ini unik karena hanya beroperasi beberapa jam. Paling lambat pukul 10 pagi, para penjual pulang.

Pasar ini berada di ruas penghubung antara Jalan Sudirman; Jalan Walanda Maramis dan Jalan Soetomo.

Letaknya tepat di pertigaan. Jejeran pedagang hanya belasan meter dari ujung ke ujung. Pedagangnya tak banyak, belasan saja.

Jejeran pedagang membentuk formasi 'letter T', mengikuti alur pertigaan.

Setiap pagi pasar ini ramai. Penjualnya beragam. Ada pedagang ikan, sayur mayur dan lain-lain.

Pasar ini ini terkenal dengan aneka kue basah khas Manado. Kue basah Lililoyor Manado dikenal karena kualitas. Soal rasa jangan ditanya.

Orang Manado pasti tahu 'kukis' basah Lililoyor. Ada dua tiga gerai yang memang khusus jualan kue basah.

Bermacam-macam kukis basah dijual di sini. Mulai dari Panada, Lalampa, Koyabu, Nasi Jaha, Apang dan lain-lain.

Aneka cake, bolu, gorengan, nasi kuning, siomay tahu bakso dan jajanan lainnya juga tersedia di sini.

Kue-kue basah itu dipasok dari para pembuat kue sekitar. Sebagian di antaranya orang Tionghoa.

Harga kue di sini bervariasi, mulai Rp 2.500 hingga Rp 3.500. Harga sedikit di atas tapi rasa jadi jaminannya.

Saban pagi, orang dari berbagai penjuru Manado datang belanja kukis basah di Lililoyor ini.

Sedangkan warga sekitar, biasa datang untuk beli bahan segar seperti ikan, sayur dan bumbu dapur.

Marcel Rasubala, warga sekitar pasar ini bilang, pasar itu sudah lama.

"Dari cerita kong kami (Tionghoa, Akong: kakek), pasar ini sudah ada sejak zaman Belanda. Dulu pedagangya dari luar Manado juga ada," katanya kepada Tribunmanado.co.id, Sabtu (25/03/2023).

Jika pedagang bahan segar tak sampai tengah hari, tidak demikian dengan penjual kue basah.

Toko kue basah buka sampai sore. Bisa sampai pukul lima sore.

"Dulu penjual kukis juga sama, pulangnya cepat tapi karena sudah terkenal pusat kukis, ya jadilah seperti saat ini," kata Acel lagi.

Katanya, sejatinya pedagang di pasar itu banyak. Hingga akhir dekade 2000-an, penjual sampai ke Jalan Soetomo.

Bahkan, sebelum penjual kelapa muda menjamur, pasar ini dikenal dengan kelapa mudanya. Orang Manado mau cari kelapa muda segar, pasti ingat Lililoyor.

"Dulu pernah ada penertiban. Makanya tinggal sedikit," katanya.

Ia berharap, pasar itu dipertahankan dengan nilai kearifan lokalnya.

Ia menilai, Pasar Lililoyor bisa dijadikan jualan wisata oleh pemerintah.

"Karena pasar ini unik," kata Pengurus Pemuda TITD Klenteng Ban Hing Kiong Manado ini.

Tentang Manado

Kota Manado adalah Ibukota Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia, dan merupakan kota terbesar kedua di Pulau Sulawesi.

Kota Manado berbatasan dengan Kabupaten Minahasa dan Minahasa Utara.

Kota Manado memiliki 11 kecamatan serta 87 kelurahan dan desa, luas wilayah Kota Manado 157,27 km⊃2;.

Wilayah perairan Kota Manado meliputi Pulau Bunaken, Pulau Siladen dan Pulau Manado Tua.

Saat ini Kota Manado dipimpin oleh Wali Kota Andrei Angouw dan Wakil Wali Kota Richard Sualang.(ndo)

Baca juga: PBNU: Penolakan Timnas U-20 Israel Bermain di Indonesia Belum Tentu Berguna Buat Palestina

Baca juga: Tiga Parpol Koalisi Perubahan Serahkan ke Anies Baswedan Pilih Cawapres 2024

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved