Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kasus Mutilasi di Sleman

7 Fakta Kasus Mutilasi di Sleman: Kenal Lewat Medsos, Akibat Utang Pinjol hingga Sudah Siapkan Sajam

Pelaku mengenal korban dari media sosial hingga adanya motif utang sehingga pembunuhan keji dilakukan oleh Heru.

Penulis: Gryfid Talumedun | Editor: Gryfid Talumedun
Kolase Tribunmanado/Istimewa/HO
Pembunuhan dan mutilasi terungkap setelah jasad korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan di penginapan kamar nomor 51, Pakembinangun, Pakem, Sleman pada Minggu (19/3/2023) dini hari. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini fakta-fakta kasus mutilasi di Sleman

Kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap wanita berinisial AI (34) di Sleman, Yogyakarta, akhirnya terungkap seiring dengan tertangkapnya pelaku Heru Prasetyo (23).

Diketahui, pembunuhan dan mutilasi terungkap setelah jasad korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan di penginapan kamar nomor 51, Pakembinangun, Pakem, Sleman pada Minggu (19/3/2023) dini hari.

Tak butuh waktu lama, polisi pun menangkap pelaku Heru Prasetyo alias HR di rumah kerabatnya, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (21/3/2023).

Baca juga: Sosok Heru Prastiyo dan Ayu Indraswari: 4 Bulan Kenal, Pelaku Mutilasi Korban Akibat Terjebak Pinjol

Melansir Tribunnews.com, Pelaku pembunuhan disertai mutilasi di Sleman terhadap korban berinisial AI (34) yakni Heru Prasetiyo (23) telah ditangkap oleh polisi pada Selasa (21/3/2023) di kediaman salah satu rekannya di Kabupaten Temanggung.

Pada saat ditangkap, Heru Prasetiyo tidak melakukan perlawanan.

Ia dapat ditangkap setelah polisi memperoleh informasi dari beberapa saksi dan melalui serangkapi penyelidikan.

Dalam konferensi pers yang digelar di Mapolda DIY, Dirreskrimum Polda DIY, Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra pun membeberkan fakta terbaru terkait kasus ini.

Contohnya seperti pelaku mengenal korban dari media sosial hingga adanya motif utang sehingga pembunuhan keji dilakukan oleh Heru.

Berikut fakta-fakta terkait mutilasi di Sleman yang dirangkum dari Tribunnews.com:

1. Kenal via Facebook, Beberapa Kali Kencan

Nuredy mengungkapkan pelaku dan korban sudah saling kenal sebelumnya melalui media sosial Facebook.

Ia mengungkapkan perkenalan tersebut terjadi pada akhir tahun lalu.

"Itu dimulai dari perkenalan lewat Facebook bulan November 2022," ujar Nuredy dikutip dari Tribun Jogja.

Setelah berkenalan, keduanya pun sudah berhubungan intim beberapa kali.

"Sudah beberapa kali ketemu dan beberapa kali korban dan tersangka berhubungan intim," ujarnya.

Namun, sebelum tindakan mutilasi dilakukan yakni Minggu (19/3/2023), Heru dan AI tidak sempat berhubungan badan.

Nuredy menjelaskan justru saat AI akan membuka baju, Heru menggunakan kesempatan tersebut untuk menghabisi nyawa korban.

"Hasil keterangan dari tersangka bahwasanya belum sempat dilakukan hubungan badan. Namun pada saat korban membuka baju dan dalam keadaan lengah, (korban) langsung dipukul kepala bagian belakang kemudian lumpuh dan dilakukan eksekusi," tuturnya.

Kasus Mutilasi di Sleman, Hubungan Pelaku dan Korban Terungkap, Pembunuhan Sudah Direncakanan.
Kasus Mutilasi di Sleman, Hubungan Pelaku dan Korban Terungkap, Pembunuhan Sudah Direncakanan. (Kolase Foto Instagram/andreli_48/HO Tribun Style)

2. Sosok Heru Prastiyo dan Ayu Indraswari

Melansir TribunJogja.com, sehari-hari, Heru bekerja di sebuah jasa tenda di Sleman.

Di lingkungan tempatnya bekerja, Heru dikenal sebagai sosok yang tertutup.

Dikatakan pemilik jasa tempat pelaku bekerja, Heru sudah bekerja selama kurang lebih 5 tahun.

"Betul (Heru) itu karyawan kami. Yang kami tahu, dia pribadi yang baik, anaknya sopan."

"Tetapi memang agak tertutup seperti sedang memiliki tekanan sejak dua tahun lalu karena terlilit pinjol," jelasnya, Rabu (22/3/2023).

Sedangkan Ayu Indraswari merupakan warga Ngadisuryan RT 9 RW 2, Desa Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta.

Berdasar data KTP, Ayu Indraswari beragama Islam dan statusnya belum kawin.

Ayah kandung korban, Heri Prasetya mengatakan memiliki dua anak. Ayu Indraswari merupakan anak pertama. 

Heri berujar Ayu Indraswari bilang sudah bekerja di Angkasa Pura Yogyakarta.

Namun informasi itu ternyata disanggah pihak Angkasa Pura dengan pernyataan tidak ada pegawai bernama Ayu Indraswari.

Selanjutnya, si ayah mengatakan Ayu Indraswari memiliki hobi kulineran.

Lokasi kesukaannya di Warung Pakem.

Ayu Indraswari, lanjut Heri, memiliki dua orang anak. Anak pertama kini berusia 8 tahun, dan si bungsu baru 1 tahun.

Heri berujar Ayu Indraswari merupakan sosok perempuan yang bertanggungjawab.

"Kalau pulang kerja, ya pulang. Paling sama anaknya bercanda. Anaknya mau minta apa baru keluar lagi," terang dia.

Sembari mengenang sosok Ayu Indraswari, Heri menceritakan kali terakhir bertemu putrinya pada Sabtu (18/3/2023) pagi. Sore harinya, ponsel Ayu Indraswari sudah tidak aktif alias tidak dapat dihubungi.

Heri merasa berfirasat tak enak, dan menduga ada hal buruk yang menimpa Ayu Indraswari.

Ternyata, firasat Heri benar dan menjadi kenyataan. 

Ayu Indraswari sudah tewas dimutilasi.

3. Motif: Kuasai Harta Korban untuk Lunasi Utang Pinjol

Sementara motif Heru sehingga tega menghabisi AI dengan dibunuh serta dimutilasi adalah untuk menguasai hartanya agar utang-utangnya di pinjaman online (pinjol) dapat dilunasi.

Heru disebut terlilit utang di tiga aplikasi pinjol dengan total utang Rp 8 juta.

“Bahwasanya alasan yang bersangkutan melakukan pembunuhan untuk menguasai harta milik korban, dikarenakan tersangka terlilit hutang pinjol dari tiga aplikasi senilai Rp 8 juta,” ungkap Nuredy dalam jumpa pers di halaman Direskrimum Polda DIY, Rabu (22/3/2023).

Keinginan untuk mendapatkan uang cepat itulah yang menjadi pemicu HR nekat membunuh AI.

Dari aksinya tersebut, Heru mengambil satu unit sepeda motor Scoopy warna putih dan satu unit handphone milik korban.

Lalu Heru pun menjual HP korban senilai Rp 600 ribu.

Namun, motor milik korban belum sempat dijual oleh Heru.

"Uang di dompet pelaku ada Rp 300 ribu, sepeda motor belum sempat dijual," tegasnya.

Polisi menghadirkan tersangka mutilasi saat jumpa pers di Mapolda DIY, Rabu (22/3/2023) - Simak fakta-fakta baru terkait kasus pembunuhan wanita muda disertai mutilasi di Sleman berikut ini.
Polisi menghadirkan tersangka mutilasi saat jumpa pers di Mapolda DIY, Rabu (22/3/2023) - Simak fakta-fakta baru terkait kasus pembunuhan wanita muda disertai mutilasi di Sleman berikut ini. (TRIBUNJOGJA.COM/MIFTAHUL HUDA)

4. Ditemukan Surat Penyesalan, Perkuat Heru Jadi Tersangka

Selain itu, polisi juga menemukan surat di kos Heru saat dilakukan penggeledahan.

Adapun surat tersebut tertulis penyesalan oleh Heru lantaran telah terlilit utang hingga tidak mendengarkan nasehat kedua orang tuanya.

Temuan inilah yang memperkuat polisi menetapkan Heru dalam kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap AI tersebut.

“Tadi malam (Senin, 21 Maret 2023 malam) kami melakukan penggeledahan kos terduga pelaku,” kata Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra, pada Selasa (21/3/2023).

“Kami mendapatkan bukti petunjuk berupa surat yang ditulis terduga pelaku, bahwasanya suratnya itu intinya adalah penyesalan, dan kemudian adanya tekanan berupa utang, yang mana pelaku ucapkan selamat tinggal kepada kenalannya (di surat itu),” ungkap Nuredy dikutip dari Tribun Jogja.

5. Sudah Siapkan Sajam sejak Awal, Belajar Membunuh secara Online

Nuredy juga mengungkapkan tersangka telah merencanakan untuk membunuh AI dengan menyiapkan beberapa senjata seperti alat gergaji.

"Kalau spontan berarti menggunakan alat di situ. Dia janjian sama korban, menyiapkan alat gergaji dia letakkan di kamar, dia juga menjemput korban," jelasnya.

Selain itu, Heru juga disebut belajar melumpuhkan lawan secara online yakni menonton video di media daring.

Dalam video yang ditontonnya, Nuredy menjelaskan tersangka mempelajari bagaimana melumpuhkan titik-titik lemah dari manusia.

6. Mau Buang Tubuh Korban ke Septic Tank, Tulang Dibuang Dibungkus Tas Ransel

Setelah dibunuh, Nuredy mengungkapkan tersangka ingin membuang tubuh korban ke septic tank atau toilet penginapan yang menjadi tempat pertama kali ditemukan jasad AI.

Sementara tulang korban direncanakan akan dibuang di tempat lain dengan dimasukkan ke tas ransel.

Masih dikutip dari Tribun Jogja, Heru pun berubah pikiran setelah sempat keluar kamar dan makan di sebuah warung yang tak jauh dari lokasi pembunuhan.

Selesai makan, Heru langsung kembali ke penginapan dan akhirnya memilih kabur meninggalkan tubuh korban yang sudah termutilasi.

"Sedangkan tulang akan dibawa menggunakan ransel yang sudah dipersiapkan, ransel juga kami temukan di TKP untuk dibuang," jelas Nuredy.

"Namun dikarenakan pekerjaan yang dilakukan oleh tersangka ini membutuhkan waktu yang lama dan pada saat yang bersangkutan makan dan minum di Warmindo sekitar pukul 20.00 WIB, tersangka berubah pikiran untuk meninggalkan pekerjaannya dan kembali ke wisma dan kemudian melarikan diri," sambungnya.

7. Mengaku Menyesal, Ingin Bertemu Orangtua Korban Meminta Maaf

Heru Prasetiyo mengaku menyesal telah membunuh dan memutilasi AI (25).

"Saya sangat menyesal,"kata Heru dalam video yang diunggah oleh akun Instagram Polda DIY @poldajogja pada Rabu (22/3/2023).

Heru mengaku ingin bertemu dengan keluarga korban agar bisa meminta maaf secara langsung.

Selain itu dia ingin bertemu dengan keluarganya untuk menyampaikan permintaan maaf.

"Saya pengen ketemu dengan keluarga, minta maaf dengan kelakuan saya yang seperti ini,"ucapnya.

Akibat perbuatannya, Heru pun dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana subsider pasal 338 KUHP dan Pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman seumur hidup atau mati.

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved