Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan Maut, Satu Penumpang Tewas, Pikap Muat 1,8 Ton Jagung Mati Mesin karena Tak Kuat Nanjak

Sebuah mobil pikap mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Raya Suru Sooko, Ponorogo, Sabtu (18/3/2023).

Editor: Glendi Manengal
Istimewa/Polres Ponorogo
Mobil pikap bermuatan 1,8 ton jagung terguling di tanjakan Biting, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo, Sabtu (18/3/2023). Satu orang meninggal dunia. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Terjadi kecelakaan maut di Jalan Raya Suru Sooko, Ponorogo, Jawa Timur.

Peristiwa kecelakaan tersebut melibatkan kendaraan mobil pikap.

Akibat kecelakaan tersebut satu orang meninggal dunia.

Baca juga: Gempa Terkini Pagi Ini Minggu 19 Maret 2023, Baru Saja Guncang di Darat, Info BMKG Magnitudonya

Baca juga: Berita Heboh di Sulut Kemarin: Perbandingan Harta Kekayaan hingga Pendeta di Manado Donor Ginjal

Kecelakaan merupakan hal buruk yang selalu ingin dihindari setiap orang.

Mau itu dalam berkendara, bekerja ataupun aktifitas lainnya.

Namun walaupun kita sudah berhati-hati kecelakaan bisa tetap terjadi.

Karena kecelakaan memang tidak bisa diprediksi atau tak ada yang tahu kapan dan dimana kejadiannya.

Tapi kecelakaan juga banyak disebabkan oleh kelalaian pengendaranya atau hal lain.

Terkait hal tersebut seperti insiden kecelakaan berikut ini.

Sebuah mobil pikap mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Raya Suru Sooko, Ponorogo, Sabtu (18/3/2023).

Tepatnya di anjakan Biting lingkungan Popongan Desa Suru, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo.

“Pikap itu tidak bisa menanjak di tanjakan Biting. Akhirnya mundur dan terguling. Satu orang meninggal dunia karena kecelakaan, penumpangnya,” ujar Kapolsek Sooko, Iptu HM Anwar Fatoni, Sabtu sore.

Dia menjelaskan kronologinya kecelakaan yang menimpa pikap L300 berplat nomor AE 9865 SH tersebut.

Pikap tersebut, ujar Iptu Anwar, bermuatan jagung seberat 1,8 ton. Pikap dikendalikan oleh Jaimanuri (61) dan berpenumpang Fransicus Wahyu Prasetyo (33).

Keduanya, kata dia, melaju dari barat atau Pulung menuju timur atau Sooko. Saat di lokasi, tepatnya di tanjakan Biting, pikap tersebut tidak kuat menanjak.

“Bersamaan dengan mesin pikap L300 juga mati. Kemudian mundur dan masuk ke selokan,” terang Anwar.

Menurutnya penyebabnya adalah pikap yang dikemudikan Jaimanuri tidak kuat menanjak.

Sehingga mesin mati, sistem pengereman tidak berfungsi.

“Pikap L 300 melaju mundur sejauh 50 meter sehingga tergelincir masuk selokan. Penumpang meninggal dunia di puskesmas,” tegas Iptu Anwar.

Dia menjelaskan, bahwa sesaat setelah kecelakaan, sopir dan penumpang dibawa ke Puskesmas Sooko untuk untuk pertolongan medis. Tetapi penumpang tidak tertolong.

“Mobil pikap telah dievakuasi berikut jagungnya. Kasus laka ini telah dilimpahkan ke unit Gakkum Satlantas Polres Ponorogo,” pungkasnya

Resiko Muatan Kendaraan Mobil Pick Up Berlebihan

1. Tidak Aman Digunakan

Keselamatan dan keamanan adalah faktor utama yang harus diperhatikan saat berkendara.

Muatan yang melebihi kapasitas dapat menghilangkan keseimbangan mobil, sulit saat bermanuver, hingga berisiko besar menyebabkan kecelakaan.

2. Performa Mesin Berkurang

Saat membawa muatan berlebih, mesin dipaksa untuk bekerja lebih keras.

Jika dilakukan terus-menerus, dalam jangka panjang hal tersebut berpotensi mengurangi performa mesin dan kendaraan secara keseluruhan.

3. Boros Bahan Bakar

Seperti poin sebelumnya, muatan maksimal yang tidak sesuai rekomendasi pabrikan membuat mesin bekerja lebih keras agar mobil dapat berjalan mengangkut muatan.

Hal ini membuat bahan bakar yang dikeluarkan juga semakin besar dan akhirnya biaya bahan bakar membengkak.

4. Suspensi Tidak Maksimal

Suspensi menjadi tumpuan penting dalam kendaraan.

Jika beban terlalu berat atau berlebihan, maka akan berpotensi mengurangi kinerja suspensi sehingga mobil jadi kurang optimal digunakan.

Selain itu, kinerja suspensi juga mempengaruhi kemampuan rem dalam menghentikan laju kendaraan.

5. Ban Semakin Tipis

Memaksakan muatan secara berlebihan juga berisiko besar pada ban, karena membuat bagian ban yang bersinggungan langsung dengan permukaan jalan bekerja lebih berat dan aus.

Selain itu, hal ini juga memperbesar risiko pecah ban seiring adanya peningkatan suhu pada ban karena kelebihan muatan.

Baca berita Tribun Manado lainnya di Google News

Telah tayang di Surya.co.id

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved