Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bacaan Alkitab Malam

Bacaan Alkitab Malam - Yesaya 50:4-5 Lidah dan Telinga Seorang Murid

Kepada Nabi Yesaya Allah mengaruniakan lidah seorang murid. Murid yang dimaksudkan di sini adalah murid Tuhan.

Penulis: Aswin_Lumintang | Editor: Aswin_Lumintang
plantsandpillars.net
Bacaan Alkitab 

Yesaya 50:4-5
TRIBUNMANADO.CO.ID -"Memang lidah, tak bertulang. Tak terbatas kata-kata, tinggi gunung seribu janji, lain di bibir lain di hati."_ Demikian penggalan sebuah syair lagu. Lidah adalah salah satu organ tubuh yang sangat berpengaruh dalam hidup manusia. Lidah yang satu dengan bibir dan mulut, di satu sisi bisa membinasakan, pada sisi lain bisa membahagiakan. Dari lidah, keluar caci maki, dari lidah juga keluar kata cinta kasih dan berkat. Dari lidah keluar umpatan dan kata kotor, juga keluar doa dan firman Tuhan.

Kepada Nabi Yesaya Allah mengaruniakan lidah seorang murid. Murid yang dimaksudkan di sini adalah murid Tuhan. Lidah murid melambangkan kepenurutan atau ketaatan seorang murid.

Dengan demikian, lidah seorang murid yang maksudnya adalah lidah yang berkata-kata tentang kebenaran, kebaikan, kasih dan firman Tuhan. Perkataannya mendatangkan berkat bagi sesama. Semua yang terungkap dari lidah adalah wujud nyata kepengikutannya kepada Tuhan. Dia berkata sesuai dengan yang diajarkan dan diperintahkan oleh Gurunya, yakni Tuhan.

Bacaan Alkitab
Bacaan Alkitab (pixabay.com)

Dengan lidahnya, nabi akan berkata tentang hal yang membangun dan memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu serta menguatkan umat Israel yang ketika itu sedang ditawan selama 70 tahun di Babel dan Persia. Dengan lidahnya, Nabi Yesaya mengembalikan rasa percaya diri bangsa Israel untuk bangkit dan pulang membangun negerinya. Sebab Tuhan akan menyertai dan memberkati mereka.

Oleh kasih karunia Tuhan juga, pendengaran Yesaya dipertajam untuk mendengar keluhan, rintihan hati dan berbagai persoalan umat Israel. Tuhan mengaruniakan kepadanya kepekaan sebagai seorang murid, sehingga dia tanggap memahami berbagai persoalan dan penderitaan mereka yang sudah bertobat dan hirup dalambTuhan.

Tuhan membuka telinga Yesaya supaya mendengar suara-Nya, mengikuti perintah dan melakukan segala kehendak-Nya serta menjauhkan diri dari pemberontakan dan kejahatan. Allah menaruh hati sebagai hamba kepada Yesaya agar dia paham dengan situasi umat dan mau meneruskan firman Tuhan kepada mereka serta melakukan segala yang baik, untuk kemuliaan Tuhan.

Jadi Yesaya dipanggil dan diutus untuk menjadi murid yang setia dan taat melakukan segala kehendak-Nya, demi kebaikan umat yang segera dibebaskannya dari pembuangan dan akan menerima serta menjalani hidup baru di negerinya dalam takut akan Tuhan.

Yesaya harus benar-benar menjadi murid Tuhan yang setia dan taat melakukan amanat agung bagi dirinya untuk membebaskan Israel dari penjajahan di negeri orang. Allah menggunakan lidah dan telinga seorang murid bagi Yesaya untuk menjadi berkat bagi umat-Nya yang telah bertobat, setelah menderita sekian waktu lamanya. Sebab, Allah menyertai dan menolong mereka.

Baca juga: Bacaan Alkitab: Lukas 6:41 - Introspeksi dan Retrospektif Dirilah

Demikian firman Tuhan hari ini.

"Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.
Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang." (ay 5, 6)_
Allah menciptakan lidah bagi kita untuk memuliakan Tuhan, bukan untuk memalukan sesama, maupun diri kita sendiri terlebih Tuhan. Pakailah lidah kita sebagai lidah seorang murid, yang memerkatakan kasih, kebaikan yang memberkati sesama, demi kemuliaan Tuhan. Supaya hidup kita jadi berkat bagi sesama.

Jauhkan lidah yang dolak dalik (Amsal 4:23-34). Pertetapkan dan jagalah hati dalam segala kewaspadaan, agar dari lidah keluar perkataan yang berkenan kepada Kristus.

Demikian pula dengan telinga kita. Pakailah telinga kita menjadi alat pengontrol diri, agar kita senantiasa sabar mendengar, peka dan peduli dengan berbagai persoalan sesama, sehingga kehadiran kita mendatangkan kebaikan bagi sesama. Beranilah berbeda demi kasih, kebaikan dan kebenaran.
Memang kita akan menderita sekian lamanya karena kebenaran, kasih, kebaikan, ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan. Tapi, sabarlah dan tetaplah tekun di dalam Tuhan, karena pertolongan Tuhan akan datang tepat dan indah pada waktunya.

Di Minggu Sengsara kedua ini, hendaklah kita semakin taat kepada Tuhan walau harus menderita. Kita memang harus memikul salib. Tapi percayalah, segala penderitaan dan jerih lelah kita diperhitungkan Tuhan. Kitapun akan menerima mahkota kemuliaan, berkat kasih karunia melimpah dari Dia, baik di bumi maupun di sorga mulia. Amin

DOA: Tuhan Yesus, ajarlah kami menggunakan lidah dan telinga sebagai murid-Mu, agar kami hidup semakin berkenan kepada-Mu. Amin

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved