Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Sulawesi Utara

Hindari Kekumuhan, Perlunya Sosialisasi Rusun di Manado Sulawesi Utara

Pemkot Manado berencana menambah dua rusun di dua kelurahan berbeda. Akademisi Unsrat mengatakan perlu adanya sosialisasi.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Isvara Savitri
tribunmanado.co.id/Ferdi Guhuhuku
Intip Rusunawa Ringroad Manado Sulawesi Utara, Sementara Pekerjaan Dihentikan. 

Saat ini Kota Manado memiliki rusun yang berlokasi di Kelurahan Tingkulu, Kecamatan Wanea, Manado, Sulawesi Utara.

Dengan berbagai tanda tangan dari penghuni serta permasalahan teknis dan sosial, pemerintah berupaya maksimal untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada penghuni, walaupun pada kenyataan yang ada, kekumuhan menjadi pemandangan yang tidak mengenakkan di sekitar rusun tersebut.

Renovasi dan pembenahan dilakukan pemerintah untuk dapat memberikan hunian yang layak dan indah.

Penyatuan visi, pandangan, dan komitmen yang kuat bagi semua penghuni merupakan kunci untuk dapat mengubah kualitas lingkungan yang rendah beralih ke kualitas yang tinggi dan menyenangkan. 

Perilaku komunal dengan adaptasi terhadap eksistensi lingkungan tidak bisa ditawar dan harus dikedepankan.

Baca juga: Masuk Musim Tanam Maret, Pupuk Kaltim Pastikan Stok Pupuk Aman

Baca juga: Harga HP Realme C11, Spesifikasi Mumpuni, Dibekali Baterai 5.000 mAh, Dijual Mulai Rp 1 Jutaan Saja

Hal ini sangat penting karena sangat disadari, seiring dengan dinamika kehidupan, maka kebutuhan akan terus bertambah, sementara lahan dan luasan unit rumah terbatas.

Bagi semua penghuni perlu ada kesadaran bersama untuk tidak saling mengintervensi ruang komunal dalam lingkungan rusun demi kepentingan pribadi, sehingga sistem kehidupan dalam satu komunitas hidup bersama akan tercapai. 

Seiring dengan kebutuhan rumah yang terus bergerak, program penambahan rumah susun di Kota Manado di daerah Paniki (APBD) dan Karame (APBN) merupakan salah satu solusi dalam pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat terutama bagi masyarakat dengan pendapatan ekonomi menengah ke bawah.

Hal ini perlu diapresiasi bersama, karena suka atau tidak suka, pola hunian masyarakat terus bergerak dari pola horizontal ke pola vertikal seperti rumah susun.

Adaptasi perilaku dan kebiasaan baru juga perlu mendapat perhatian dari penghuni dalam menata kehidupan keseharian.

Perlu juga mendapat perhatian dari pemerintah bahwa berdasarkan lokasi, kedua lokasi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga cenderung akan berpengaruh pada calon penghuni.

Rusun di Karame berada di kawasan yang cenderung padat karena bersinggungan dengan pusat kota, sementara rusun di Paniki berada di lokasi yang cenderung jarang penduduk dan jauh dari pusat kota. 

Perlu ada sosialisasi ataupun penguatan-penguatan bagi calon penghuni sebelum menempati rusun yang baru, sehingga calon penghuni sudah dapat mulai menata dalam berperilaku, memperbaiki, serta beradaptasi dengan sikon yang ada di depan mata.

Hal ini juga perlu disiapkan supaya lingkungan rumah susun, baik unit-unit pribadi ataupun ruang bersama dapat dimanfaatkan secara fungsional.

Keindahan rusun akan nampak dan memberikan daya pikat tersendiri, sehingga stigma negatif yaitu kumuh tidak akan terjadi.

Pingkan Peggy Egam
Pingkan Peggy Egam (tribun manado)
Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved