Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

KKB di Papua

Berikut 7 Pernyataan Sikap KKB di Papua Terkait Pembakaran Pesawat Susi Air, Pilot Masih Disandera

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Operasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengaku telah membakar Pesawat Susi Air.

Editor: Alpen Martinus
Dok. Istimewa
Pesawat Susi Air Dibakar KKB Papua di Nduga. Pilot dan Penumpang Disandera Kelompok Egianus Kogoya. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua mengaku bertanggungjawab atas pembakaran pesawat Susi Air.

Mereka pun mengaku menyandera pilot pesawat tersebut yang bernama Philips Mark Methrtens.

Peristiwa tersebut terjadi di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, Selasa (7/2/2023) pagi. 

Baca juga: Putra Sulut, AKBP Ryo Palenewen Pimpin Operasi Penyelamatan 15 Korban Sandera di Nduga Papua


Profil Pesawat Susi Air yang Dibakar oleh KKB Papua.(Instagram/susiairofficial)

KKB pun memberikan pernyataan sikap terkait kejadian tersebut.

Ada tujuh poin yang mereka sampaikan terkait pembakaran pesawat tersebut.

Satu di antaranya soal penyanderaan pilot persawat.

TNI yang mendapat kabar tersebut akan segera melakukan pembebasan sandera.

Baca juga: Jubir KKB Papua Sebby Sambom: Pilot Pesawat Susi Air Jadi Sandera Kami

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Operasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengaku telah membakar Pesawat Susi Air.

Pesawat yang dikemudikan oleh Pilot Philips Mark Methrtens itu dibakar pada Selasa (7/2/2023) pagi.

Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom pun angkat suara.

Melansir Tribun-Papua.com, Sebby mengatakannya melalui pesan WhatsApp.

Baca juga: Daftar Sandera KKB Papua Setelah Bakar Pesawat Susi Air di Nduga, Pilot hingga Pekerja Puskesmas

Tujuh Syarat KKB Papua kepada Indonesia untuk Lepaskan Sandera Pilot dan Penumpang Pesawat Susi Air.
Tujuh Syarat KKB Papua kepada Indonesia untuk Lepaskan Sandera Pilot dan Penumpang Pesawat Susi Air. (Kolase Foto Handout)

"Sesuai laporan Egianus Kogoya, mereka telah melakukan aksi pembakaran pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BvY di lapangan terbang distrik Paro," kata Sebby dalam pesannya.

Menurut Sebby, pesawat tersebut dibakar pada pada pukul 06.26 WIT.

"Setelah pesawat tiba dari Mimika, Pasukan TPNPB langsung membakarnya," ujarnya.

Sementara untuk pilot dari pesawat tersebut, menurut Sebby sedang ditahan.

"Pilotnya kami tahan dan dia menjadi sandera kami, dan penyanderaan ini merupakan kedua kalinya yang kami lakukan," lanjutnya.

Dalam pesannya, terdapat juga beberapa pernyataan sikap yang dikeluarkan oleh Dengan TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma, yakni.

1. Semua penerbangan jalur masuk ke Kabupaten Nduga mulai sekarang Setop.

2. Roda pemerintahan Kabupaten Nduga sebelum alm Y.G berbeda dengan PJ sekarang, dalam hal ini setelah PJ Bupati dilantik banyak penangkapan masyarakat sipil, pengungsi, pemerkosaan terhadap mama di kebun, oleh TNI polri dll di ibu kota Kenyam;

3. Pilotnya kami sudah Sandera dan kami sedang bawah keluar, untuk itu anggota TNI polri tidak boleh tembak atau interogasi Masyarakat sipil Nduga sembarang, karena yang melakukan adalah kami TPNPB OPM Kodap III Ndugama-Derakma dibawah Pimpinan Panglima Bridgen Egianus Kogeya;

4. TPNPB 36 KODAP Se-tanah Papua segera bergerak.

5. Kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma tidak akan pernah kasih kembali atau kasih lepas pilot yang kami Sandera ini, kecuali NKRI mengakui dan lepaskan kami dari negara kolonial Indonesia (Papua merdeka).

6. Sesuai sikap kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma bahwa, segala jenis pembangunan di tanah Ndugama kami sudah tolak resmi, apabila ada pembangunan di Ndugama apa lagi di distrik-distrik yang pengungsian, maka kami akan sapu bersih, dengan itu kami TPNPB lakukan sesuai sikap keputusan secara militer TPNPB.

7. Dan selama ini hampir 1 tahun Kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma  sudah istirahat sekalian dalam Duka Nasional, dan mulai sekarang kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma  sudah mulai lanjut perang sampai Papua merdeka.

Panglima TNI Bantah Penyanderaan

Sementara itu hal berbeda dikatakan oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.

Melansir Kompas.com, ia membantah ada insiden penyanderaan dalam kasus pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY yang hilang kontak sesaat usai mendarat di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan.

Yudo Margono mengatakan, pilot dan penumpang pesawat yang sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya itu menyelamatkan diri.

"Enggak ada penyanderaan, dia (mereka) kan ini menyelamatkan diri," ujar Yudo Margono di sela-sela Rapim TNI-Polri di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Yudo Margono juga membantah adanya penyanderaan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

"Dari mana itu infonya? Saya malah enggak dapat infonya. Saya belum ada informasi kalau yang dibawa itu," kata Yudo.

Lebih lanjut, Yudo Margono mengatakan bahwa TNI-Polri akan segera mengevakuasi pilot dan penumpang Susi Air tersebut.

"Nanti akan kita usahakan bisa evakuasi hari ini," ujarnya.

Diketahui, pesawat Susi Air itu hilang kontak sesaat usai mendarat di Bandara Paro, Selasa (7/2/2023).

Representative Susi Air Donal Fariz mengungkapkan, awalnya pesawat itu hilang kontak pada pukul 06.17 WIT.

Lalu, pesawat itu dilaporkan terbakar. Donal mengatakan, pihaknya sedang memeriksa lebih lanjut apakah pesawat tersebut mengalami kendala teknis sehingga terbakar.

"Posisi pesawat berada di runway dan kami sedang melakukan pemeriksaan, apakah terjadi kendala teknis di pesawat," ujar Donal, Selasa. B

Ia meyakini, pesawat yang dipiloti Philip Marthen (37) dan ditumpangi lima orang itu tidak terbakar.

Sebab, menurutnya, pendaratan terjadi dengan baik.

"Tapi, itu agak jauh dari dugaan kebakaran dan hal-hal teknis yang muncul dari pesawat itu sendiri, karena posisi mendarat dengan baik," kata Donal.

Dalam keterangan terpisah, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen M. Saleh Mustafa memastikan bahwa pilot Philips dibawa oleh KKB.

"(Pilot) Dibawa oleh kelompok EK (Egianus Kogoya)," ujar Saleh melalui pesan singkat, Selasa kemarin.

Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel (Kav) Herman Taryaman mengatakan, global positioning system (GPS) pesawat diduga dibawa oleh KKB ke dalam hutan.

"GPS pesawat dibawa lari yang diduga dilakukan oleh kelompok separatis teroris pimpinan Egianus Kogoya menuju hutan," ujar Herman.

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved