Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Digital Activity

Solusi Atasi Banjir di Manado Sulawesi Utara Menurut Wadir Pasca Sarjana Unsrat, Pingkan Egam

Dr Pingkan Peggy Egam ST. MT. IPM. Wakil Direktur Pasca Sarjana Unsrat mengurai solusi penanganan banjir di di studio Tribun Manado

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Chintya Rantung
IST
Dr Pingkan Peggy Egam Wakil Direktur Pasca Sarjana Unsrat mengurai solusi penanganan banjir di Manado 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Manado kota indah. Ada bukit, sungai dan pantai. Tapi di balik keindahan itu tersembunyi potensi bencana yang besar.

Seperti yang terjadi pada 27 Januari 2023, ketika banjir menyapu Manado, menyebabkan korban jiwa serta harta benda dan ribuan warga mengungsi.

Pertanyaan besar pun muncul? Bagaimana menangani banjir.

Dr Pingkan Peggy Egam ST. MT. IPM. Wakil Direktur Pasca Sarjana Unsrat mengurai solusi penanganan banjir di Manado dalam Podcast di studio Tribun Manado.

Dipandu redaktur tribun manado David Kusuma, Peggy membeber kiat menangani banjir.

Menurut dia, Pemkot Manado musti tegas menegakkan aturan dan masyarakat harus sadar dan untuk yang berada di bantaran sungai agar segera direlokasi.

Tribun : Manado kembali alami bencana banjir pada 27 Januari 2023, dan Pemkot Manado sedang melakukan tanggal darurat. Apa yang dapat dilakukan pemerintah dalam tanggal darurat saat ini?.

Pingkan : Bencana memang dapat diprediksi, tapi datangnya sulit diterka. Itulah kemahakuasaan Tuhan.

Kita diberi hikmat untuk dapat melakukan pencegahan, seperti adanya ramalan BMKG.

Dalam kondisi tanggal darurat saat ini, pemerintah dan masyarakat harus berbenah. Pemerintah harus membantu korban banjir dan mengadakan relokasi. Masyarakat juga harus mengambil hikmah dari peristiwa ini.

Masyarakat harus memperbaiki apa yang salah. Dari perilaku bermukim hingga penanganan sampah.

Tribun Manado : Pemkot Manado sudah melakukan revitalisasi selokan dan saluran air pada tahun lalu. Namun banjir masih terjadi. Bagaimana anda melihat hal ini.

Pingkan : Pemerintah memang gencar menangani selokan pada akhir tahun lalu. Namun drainase itu adalah sistem. Mungkin di suatu spot sudah bersih.

Tapi mungkin ada spot lain yang mengecil hingga menghalangi jalan air. Jadi harus berlanjut dan komprehensif. Memang ada skala prioritas.

Misalnya yang jadi prioritas kawasan A, nah kawasan B ini jangan ditinggalkan. Harus ada pembenahan dari Lurah dan kepala lingkungan. Pendeknya harus ada aksi nyata.

Tribun Manado : Baru baru ini bendungan Kuwil jadi sorotan. Karena terjadi banjir persis setelah bendungan itu diresmikan. Berita hoak pun bermunculan.

Padahal waduk tersebut telah menangani air di DAS Tondano dan hujan kala itu lebih besar dari banjir pada tahun 2014.
Bagaimana tanggapan anda?

Pingkan : Manado dialiri delapan aliran sungai. Dan Bendungan Kuwil dapat menahan 25 persen air ke Manado. Jadi bisa dibayangkan kalau tak ada Waduk Kuwil. Bencana bisa lebih parah lagi.

Tribun Manado : Pemkot Manado berencana membangun bangunan pengendali banjir. Apa tanggapan anda?

Pingkan : Itu good news untuk Manado. Dengan adanya ini kita berharap banjir akan dapat diminimalisir. Ini adalah harapan besar kita semua.

Beberapa waktu lalu sudah ada beberapa daerah pinggir sungai yang jalani revitalisasi.

Memang ada tantangan ketika kota kian besar, banyak orang yang datang, tentunya harus dikendalikan agar tidak menempati wilayah yang terlarang untuk ditempati.

Tribun Manado : Banyak investasi di Kota Manado dan Minut yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerusakan alam yang jadi faktor penyebab banjir. Seperti apa anda melihat hal itu?.

Pingkan : Kota harus bertumbuh. Kebutuhan terus meningkat. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan adalah investasi. Bahkan investasi itu harus dihadirkan untuk memajukan kota. Disini pemerintah musti all out.

Syarat harus ketat. Jangan longgar. Karena akibatnya akan fatal. Gejolak sosial dapat muncul. Saya melihat aturan sudah ada. Hanya implementasinya harus ditingkatkan.

Tribun Manado : Pemkot Manado sudah siapkan lahan relokasi bagi korban banjir, bagaimana tanggapannya.

Pingkan : Pemprov sudah sudah hibahkan lahan ke Pemkot Manado sebagai daerah relokasi. Itu hal yang sangat bagus. Namun hal yang diatas kertas tak seindah kenyataan.

Banyak warga yang menyewakan rumah di relokasi dan balik ke tempat semula. Kurangnya fasilitas menjadi alasan bagi mereka untuk kembali. Alasan warga kembali ke lokasi lama adalah karena ekonomi.

Pemerintah harus bertindak. Pola pemberdayaan masyarakat musti didengungkan. Harus ada sentuhan psikologis agar warga direlokasi dapat merasa dihargai.

Tribun Manado : Pemkot Manado berencana menerapkan sanksi tipiring bagi warga yang buang sampah sembarangan. Sampah jadi salah satu penyebab banjir. Bagaimana tanggapan anda?

Pingkan : Saya sangat setuju. Perda itu harus diterapkan. Jangan hanya garang di atas kertas. Tapi implementasinya harus dijalankan. Saya setuju diterapkan ada efek jera dan pembelajaran bagi masyarakat.

Karena sampah memang jadi salah satu penyebab banjir. Memang tak mudah mengubah kebiasaan. Butuh puluhan tahun. Tapi kita harus memulainya.

Tribun Manado : Pemkot Manado punya kebijakan memotong pohon pohon yang sudah membahayakan masyarakat, efektifkan itu

Pingkan : Manado adalah kota yang indah. Ada trimarta. Ada air, tanah Datar dan tanah miring. Namun keindahan ini punya potensi untuk terjadi bencana alam.

Kuncinya balik lagi di ketegasan. Pemerintah harus tegas melarang pembangunan di tanah miring.

Untuk pohon, saya kira Pemkot harus mengklarifikasi mana pohon yang sudah membahayakan dan mana yang tidak.

Tribun Manado : Taman juga punya fungsi menyerap air. Untuk taman di Manado bagaimana anda melihatnya.

Pingkan : Ruang publik di Manado masih kutang. Begitu pula taman taman. Taman ini selain untuk estetika, juga berfungsi menyerap air. Dan taman juga harusnya masuk dalam syarat. Contohnya bangun perumahan harus ada tamannya

Tribun Manado : Mensos Risma saat berkunjung ke Manado sempat mengeluhkan banjir yang kerap terjadi di Manado.

Pingkan : Saya kira ini waktunya bagi masyarakat untuk sadar. Mensos Risma dalam kedatangannya membujuk warga untuk segera direlokasi. Memang berat bagi warga untuk meninggalkan rumahnya.

Apalagi yang sudah didiami puluhan tahun. Alasan mereka selama ini kami tak pernah terjadi apa apa. Tapi ingat keadaan dulu dan kini beda. Penduduk semakin padat.

Saya kira harus ada kesadaran warga untuk bersedia direlokasi. (Art)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Baca juga: Daftar Sandera KKB Papua Setelah Bakar Pesawat Susi Air di Nduga, Pilot hingga Pekerja Puskesmas

Baca juga: Kecelakaan Maut Tadi di Jalan Tol, Sopir Tewas di TKP, Korban Tabrak Belakang Truk di Depannya

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved