Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Banjir

Ribuan Rumah Relokasi di Pandu Tak Ditempati, Warga Sebut Banyak yang Kembali ke Bantaran Sungai 

Ribuan rumah relokasi banjir di Kelurahan Pandu, Manado, banyak yang tidak ditempati. Warga memilih kembali ke rumah lama di bantaran sungai.

Penulis: Nielton Durado | Editor: Isvara Savitri
Tribunmanado.co.id/Nielton Durado
Perumahan relokasi banjir di Kelurahan Pandu, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Perumahan relokasi banjir yang ada di Kelurahan Pandu, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara, sampai hari ini masih banyak yang kosong. 

Warga yang tinggal di perumahan relokasi tersebut mengatakan jika sebagian besar pemilik rumah tak mau tinggal di sana.

Charles, salah satu warga, saat ditemui Tribunmanado.co.id, mengatakan jika kebanyakan warga kembali ke kediaman lama. 

"Mereka tak mau tinggal di sini. Banyak yang pulang ke tepian sungai," ujarnya, Selasa (7/2/2023).

Ia menambahkan bila rumah bantuan ini sangat nyaman. 

Selain itu, untuk jaringan sudah sangat baik. 

"Kalau mau bilang jauh, memang jauh. Tapi di sini sudah lebih aman," ujarnya. 

Warga yang mendapatkan rumah relokasi juga belum sepenuhnya meninggalkan rumah lama mereka. 

"Belum mereka masih tinggal di sana. Hanya sesekali yang datang ke sini," ucap dia.

Potret Kebangkitan Warga Manado dari Bencana, Siswa Semangat Belajar Kendati Tinggal Baju di Badan

Dua belas hari pasca bencana banjir dan longsor, warga Manado, Sulawesi Utara, mencoba bangkit.

Hal itu nampak dari kegigihan para siswa SD untuk bersekolah dengan hanya baju di badan, kendati tanpa buku dan seragam.

Amatan tribunmanado.co.id di SD Negeri 72 Manado, Selasa (7/2/2023), para siswa tetap datang ke sekolah untuk belajar.

Mereka ke sekolah tanpa seragam, hanya memakai baju rumah yang sudah lusuh.

Itu pun baju hasil bantuan.

Semua harta mereka lenyap akibat banjir, termasuk buku, seragam, dan pakaian sehari-hari.

Setiba di sekolah, mereka mengambil buku pelajaran diantara tumpukan meja dan kursi di depan kelas.

Seorang siswa membantu membersihkan.

Dengan sebuah roda ia memindahkan barang-barang agar lokasi itu segera rapi dan mereka secepatnya belajar.

Hari ini hujan deras kembali turun.

Baca juga: Polsek Modoinding Gelar Lomba Lato-Lato dan Mobile Legend, Total Hadiah Rp 10 Juta

Baca juga: Miris, Ayah Aniaya Anak hingga Tewas di Cimahi Demi Uang Empat Ratus Ribu

Kondisi itu membuat pembelajaran terhenti.

Mereka terpaksa dipulangkan, khawatir akan ada banjir susulan.

Anak anak ini terlihat sedih, merasakan derita yang luar biasa akibat banjir.

Semua harta lenyap.

Namun, hal itu tak tampak di ruang kelas.

Mereka tetap tersenyum dan terlihat bersemangat.

Bersekolah adalah untuk bangkit dari kegelapan menuju cahaya di seberang.

Mereka tahu, larut dalam kesedihan adalah petaka.

Satu-satunya jalan adalah bangkit.

Banyak guru yang terharu melihat perjuangan para siswa ini.

Salah satu siswa di SD Negeri 72 Manado, Sulawesi Utara.
Salah satu siswa di SD Negeri 72 Manado, Sulawesi Utara. (Tribunmanado.co.id/Dok. SD Negeri 72 Manado)

"Saya sangat sedih dan terharu menyaksikan para siswa ini yang ke sekolah hanya memakai baju rumah," kata Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Tuminting, Elisabeth Sumampouw.

Ia mengaku menitikkan air mata kala menyaksikan pemandangan tersebut.

Kepala SD Negeri 72, Rosalie Kalombang, mengatakan pihaknya tetap menggelar belajar mengajar meski seadanya.

"Siswa kebanyakan jadi korban banjir, mereka hanya pakai baju biasa," kata dia.

Menurut dia, bantuan sudah berdatangan dari berbagai pihak.

Namun, mereka masih butuh baju seragam.

"Kami butuh 60 seragam sekolah," katanya.

Bencana banjir dan longsor yang terjadi pada 27 Januari 2023 turut memukul dunia pendidikan Manado.

Sebanyak 24 bangunan SD, 10 SMP dan 11 TK tergenang air.

Sementara 2.695 siswa SD dan SMP serta 272 tenaga pendidik kehilangan seragam dan ATK.

Baca juga: Bayi di Manado Sulawesi Utara Tewas Dianiaya Ayah Akibat Mobile Legend, Ternyata Bukan Pertama Kali

Baca juga: Sosok I Putu Gede, Pelatih Baru Arema FC, Tak Asing di Sepakbola Jawa Timur

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Manado, Steven Lumowa, mengatakan pihaknya tengah menggalang bantuan untuk sekolah beserta siswa dan guru yang terdampak bencana di Manado.

"Kami galang bantuan dari sekolah-sekolah lainnya untuk membantu korban bencana," kata dia, Selasa (7/2/2023).

Menurut Lumowa, pihaknya bersinergi dengan instansi Pemkot Manado lainnya untuk mengatasi bencana.

Beberapa waktu lalu, pemadam kebakaran telah menyemprot sekolah-sekolah yang terdampak bencana.(*)

(Tribunmanado.co.id/Nielton Durado/Arthur Rompis)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved