Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

WhatsApp

Hati-hati, Modus Penipuan Baru via WhatsApp, Dapat Uang dari Like YouTube

Marak penipuan lewat WhatsApp, korban tergiur dengan iming-iming sejumlah uang, dengan like video YouTube

Editor: Erlina Langi
Pixabay.com
Hati-hati, Modus Penipuan Baru via WhatsApp, Dapat Sejumlah Uang dari Like YouTube 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Aplikasi WhatsApp menjadi aplikasi andalan untuk komunikasi yang kian populer saat ini.

Akan tetapi WhatsApp kini menjadi salah satu aplikasi yang marak dijadikan modus penipuan.

Seperti diketahui, baru-baru ini kembali terjadi modus penipuan online via WhatsApp.

(berita populer: klik link)

Aksi penipuan via WhatsApp ini juga dikenal sebagai scam.

Biasanya, mereka melancarkan aksinya dengan menyelipkan tautan alias link berbahaya, tetapi dengan pengantar yang persuasif.

Baca juga: Ragam Modus Penipuan Online di WhatsApp, Paket Shopee, Link Undangan Nikah Hingga Link Tagihan BPJS

WhatsApp
WhatsApp (Istimewa)

Modus seperti ini juga belakangan terjadi di Brasil dan India.

Sejumlah pengguna WhatsApp di negara tersebut diiming-imingi sejumlah uang yang fantastis bila mereka bersedia menyantumkan likes atau suka pada video tertentu di YouTube.

Modus ini serupa dengan penipuan yang mengatasnamakan Shopee di Indonesia.

Awalnya penipu menghubungi korban melalui WhatsApp, mengaku sebagai perwakilan dari perusahaan marketing global.

Kemudian mereka berupaya meyakinkan korban dan mengiming-imingi imbalan sekitar 0,50 dollar AS (Rp 7.480) per satu kali likes video YouTube.

Penipu juga menjanjikan kompensasi yang lebih besar lagi, sampai 60 dollar AS (Rp 898.000) per hari jika korban bisa membubuhkan 5.000 likes.

Kompensasinya bisa naik lagi sampai 420 dollar AS (Rp 6,2 juta) per minggu jika korban bisa menyukai 5.000 video setiap hari dalam seminggu.

Setelah korban tergiur, penipu akan meminta data pribadi dengan dalih untuk memproses transaksi pembayaran kompensasi.

Namun kemudian mereka akan beralasan mengalami kendala teknis, meskipun dalam beberapa skenario mereka benar-benar mentransfer sejumlah kecil dana agar dinilai kredibel dan tidak dicurigai.

Baca juga: Marak Modus Penipuan via WhatsApp, Ini Saran dari OJK untuk Pengguna WA

Selanjutnya, korban diminta untuk menginstal aplikasi tertentu untuk memproses transaksi pembayaran. Nah, aplikasi inilah yang dimanfaatkan penipu untuk memasang malware, sehingga bisa mengakses semua data korban.

Selain meminta instal, mereka juga meminta korban transfer 1 dollar AS (Rp 14.900) untuk kebutuhan verifikasi aplikasi.

Dengan serangkaian tahapan itu, penipu akhirnya mendapatkan data pribadi korban, termasuk rekening bank, kartu kredit, email hingga OTP.

Begitu penipu mendapat akses tersebut, mereka akan menghapus akun WhatsApp-nya dan mengincar korban lainnya.

Di Brasil, beberapa penipu melancarkan aksinya melalui WhatsApp dan Telegram.

Mereka mengeklaim bekerja di Amazon dan menyatakan siap menunjukkan screenshot bukti pembayaran untuk meyakinkan korban.

Pada akhirnya skenario serupa seperti diuraikan di atas dijalankan oleh penipu untuk mendapatkan akses ke data pribadi korban, dilansir KompasTekno dari MySmartPrice, Sabtu (28/1/2023).

Baca juga: Cara Menonaktifkan WhatsApp di iPhone Tanpa Mematikan Data, Lakukan Hal Ini

Mirip modus penipuan di Indonesia

Kasus penipuan yang sama juga terjadi di Indonesia belum lama ini.

Para penipu mengatasnamakan dirinya merupakan afiliasi dari marketplace seperti Shopee.

Modus penipuan ini dimulai dari pelaku kejahatan yang mengundang korban secara acak ke sebuah grup WhatsaApp.

Selanjutnya, korban akan diinformasikan bahwa grup tersebut dibuat guna merayakan event atau acara tertentu yang sedang diselenggarakan oleh Shopee.

Admin yang berkedok sebagai pengurus Shopee tersebut bakal menjelaskan bahwa grup akan menjadi wadah “bagi-bagi hadiah” kepada seluruh peserta. Hadiah berupa komisi itu bisa didapatkan ketika peserta menjalankan beberapa misi.

Agar korban percaya, tim dari penipu juga mengunggah testimoni yang seolah membenarkan adanya komisi yang bisa didapatkan.

Korban yang berminat menjalankan misi lantas diminta untuk mengirimkan data diri termasuk rekening untuk melancarkan transaksi transfer komisi.

Meski awalnya komisi itu benar-benar dikirimkan oleh pelaku penipuan, seiring waktu korban diminta untuk mengisi saldo hingga jutaan rupiah untuk mencairkan komisi yang nilainya lebih besar.

Saldo itulah yang kemudian ditahan oleh pelaku penipuan sehingga menimbulkan kerugian bagi korban.

Nah, bila Anda mendapati praktik yang sama di WhatsApp atau aplikasi lainnya, Anda perlu waspada.

Khususnya untuk tawaran dengan iming-iming uang yang menggiurkan.

Anda juga bisa memblokir kontaknya, guna meminimalisasi risiko lebih lanjut.

(*)

Baca Berita Tribun Manado DI SINI

Telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved