Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

RHK Rabu 25 Januari 2023

BACAAN ALKITAB - Filipi 2:6-7 Teladani Kerendahan Hati Yesus

Yesus adalah Firman yang menjadi Manusia. Dia adalah Tuhan. Dia juga Allah, yang maha kuasa, maha agung, maha besar

Penulis: Aswin_Lumintang | Editor: Aswin_Lumintang
pixabay.com
Bacaan Alkitab 

  Filipi 2:6-7
TRIBUNMANADO.CO.ID - Yesus adalah Firman yang menjadi Manusia. Dia adalah Tuhan. Dia juga Allah, yang maha kuasa, maha agung, maha besar dan maha pencipta.

Sesungguhnya, Dia adalah Allah yang menciptakan dan berkuasa atas seluruh umat manusia dan alam semesta dengan segala isinya, baik di bawah maupun di atasnya. Dia bertahta dalam kerajaan sorga jauh sebelum bumi ini diciptakan dan sampai selamanya.

Tetapi, segala kemuliaan, keagungan, kemahakuasaan dan kebesaran-Nya itu, dia rela tinggalkan dan turun derajat-Nya menjadi manusia yang terbatas.

Bacaan Alkitab
Bacaan Alkitab (pixabay.com)

Dia yang tiada terbatas, menjadi terbatas dalam kemanusiaan-Nya. Dia yang sempurna, rela menjadi manusia yang tiada berdaya. Tidak hanya itu, dalam kanusiaan-Nya, Dia rela menderita, tersiksa, tertikam dan mati tergantung di Kayu Salib. Ia dihini, difitnah dengan keji.

Sudah jadi Manusia, menderita pula. Dia rela mengosongkan diri-Nya dan menerima kenyataan menjadi seorang hamba yang hina. Bahkan dia sangat direndahkan. Dengan hati yang tulus dan cinta kasih yang sungguh dan tak terbatas, Dia relakan semua itu terjadi.

Dia menerima penderitaan yang mengerikan itu, demi misi Allah yang mulia, yakni menyelamatkan, memberkati dan membahagiakan manusia, bukan hanya di bumi, tapi sampai di sorga mulia dan kekal.

Yesus rela merendahkan diri-Nya dan direndahkan oleh manusia derajat-Nya di bumi sampai titik yang paling bawah. Dia menjadi manusia yang paling hina oleh perbuatan manusia sendiri. Padahal, Dia datang untuk menyelamatkan manusia. Anehnya, manusia menolak bahkan menghina-Nya. Dia direndahkan serendah-rendahnya oleh manusia.

Yah, Yesus benar-benar datang ke dunia menjadi Hamba. Namun Dia adalah Hamba yang amat sangat setia. Yesus datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Itulah realita hidup Yesus di dunia. Semua Dia jalani dalam kerendahan hati.

Karena Dia sedang mengemban misi mulia Allah untuk dunia, maka Dia rela menjadi seorang Hamba bahkan diperhambakan, demi cinta-Nya akan kita. Kristus rela dan telah melakukan segalanya, demi keselamatan dan kebahagiaan kita.

Demikian firman Tuhan hari ini.

"yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
  melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia." (ay 6, 7)_

Meski Yesus adalah Tuhan dan Allah, namun Dia tidak memertahankan status penuh kemuliaan-Nya itu dengan mau menang sendiri. Sebab Dia amat sangat maha kuasa. Dia tidak menyombongkan diri dengan status ke-Tuhan-an-Nya itu.

Dia malah mengosongkan diri-Nya sepenuhnya dan memberi diri-Nya diisi dan dibentuk sesuai kehendak Allah. Dia pasrah penuh pada kehendak baik dan agung Bapa di sorga serta rancangan-Nya yang tiada terpikirkan oleh seluruh umat manusia.

Allah begitu sangat mengasihi manusia yang telah berdosa. Maka Dia rela menyerahkan Anak-Nya untuk kita. Yohanes 3:16 berkata, _karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya Yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya pada-Nya, tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal._

Yesus Putera Allah, menerima misi Allah yang agung bagi manusia dengan mengorbankan diri-Nya. Dia meninggalkan hakikat diri-Nya yang sesungguhnya adalah Tuhan. Dia rela mengosongkan diri-Nya dan menjadi manusia dan tersiksa.

Mengosongkan diri arti-Nya Kristus membiarkan diri-Nya diisi sepenuhnya oleh rencana Allah. Dia bukan hanya rela menjadi manusia, tetapi menjadi hamba. Diri-Nya sudah dikorbankan, malah masih menjadi hamba lagi.

Bahkan dalam penderitaan-Nya, secara fisik rupa Yesus sudah tidak dikenal lagi. Karena sudah berlumuran darah dan penuh dengan luka sobekan akibat cambukan para algojo yang membuat-Nya bermandikan darah.

Demikianlah kerendahan hati dan pengorbanan Yesus. Dia Allah yang rela jadi hamba, demi cinta-Nya akan kita. Karena itu jangan sia-siakan pengorbanan-Nya untuk kita.

Seperti nasihat rasul Paulus, maka marilah kita meneladani apa yang dilakukan Yesus. Dia yang adalah Tuhan rela mengosongkan diri, dan menjadi manusia bahkan berkorban. Dia juga telah jadi hamba yang setia.

Sebagai pengikut Kristus kita harus setia dan taat pada-Nya. Kita harus hidup rendah hati. Jangan sombong. Milikilah hati sebagai hamba dan jadilah hamba-Nya yang setia, taat dan rendah hati seperti Kristus. Agar dari cara hidup kita, nama Tuhan selalu dimuliakan. Amin

Doa:* Tuhan Yesus, pakailah kami hidup sebagai hamba-Mu yang rendah hati dan rela berkorban, seperti teladan-Mu. Sehingga hidup kami tetus menjadi hormat dan kemuliaan nama-Mu. Amin

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved