Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Minahasa Sulawesi Utara

Petani Kakas Minahasa Sulawesi Utara Resah, Isu 120 Hektare Sawah Mau Dijadikan Kawasan Wisata

Para petani di Desa Kakas resah lahannya akan dijadikan sebagai kawasan wisata. Padahal sudah puluhan tahun petani dan warga bergantung pada sawah itu

Penulis: Ryo_Noor | Editor: Isvara Savitri
Tribunmanado.co.id/Ryo Noor
Petani Kakas yang menolak pengalihfungsian sawah menjadi kawasan wisata di Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (11/1/2023). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Petani di Kakas, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) lagi resah.

Pasalnya beredar isu area sawah di Desa Tountimomor, Kakas Barat, Minahasa akan dijadikan kawasan wisata.

Area sawah di tepi Danau Tondano itu bakal ditimbun sehingga menimbulkan reaksi perlawanan dari para petani.

Keresahan petani pun disalurkan lewat aksi protes dengan memasang spanduk penolakan di sawah dan sekitarnya, persisnya di tepi Jalan Tountimomor - Talikuran yang membelah kawasan pertanian tersebut.

Sedikitnya ada 4 spanduk dipasang di tempat itu.

"Kenapa Pemerintah Mengizinkan Pembebasan Lahan Produktif Pertanian Padi/Sawah kepada Investor." demikian tertulis di salah satu spanduk tersebut.

Keresahan warga makin menjadi kala satu unit eskavator sudah parkir di tepi jalan, yang informasinya akan digunakan untuk pengerjaan penimbunan lahan sawah

Sejumlah petani pun turun ke lokasi untuk mengadang beroperasinya alat berat tersebut.

Denny Mamangkey, warga Desa Passo, Kakas Barat, satu di antara yang menolak Areal Sawah itu dialihfungsikan jadi kawasan pariwisata.

Ia mengaku isu ini bikin resah petani, karena sumber penghidupan petani akan terancam.

Baca juga: Motif dan Kronologi Kejadian KDRT yang Dialami Venna Melinda, Hotman Paris: Ada Faktor Tidak Suka

Baca juga: Efek Angin Kencang di Sulawesi Utara: Ada Banyak Pohon Tumbang yang Bikin Rusak Rumah, Ini Datanya

"Jelas kami tolak, ini kan sumber penghidupan kami. Kami ambil beras dari sawah di sini," katanya.

Sudah 20 tahun Denny Mamangkey menanam padi di area tersebut.

Tanahnya subur, air melimpah, persis di tepian Danau Tondano.

Max Taju, warga Desa Passo, mengatakan bukan hanya petani saja yang memanfaatkan lahan itu.

Peternak bebek dan sapi juga menggantungkan sumber makanan di sawah Tountimomor - Talikuran tersebut.

warga dan petani di sawah kakas
Petani Kakas yang menolak pengalihfungsian sawah menjadi kawasan wisata di Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (11/1/2023).

Biasanya, usai panen sawah, banyak sisa-sisa padi tertinggal di lahan yang kemudian dimanfaatkan peternak untuk pakan bebek.

Di tepi sawah juga tumbuh subur rumput liar.

Rumput tersebut dimanfaatkan peternak untuk memberi makan sapi.

"Orang-orang kalau mau cari rumput untuk makan sapi ambilnya di sini," ungkap pria yang sudah 20 tahun mengolah lahan di tempat itu.

Warga Kakas dan sekitarnya sudah puluhan tahun bergantung pada keberadaan persawahan luas di tepi Danau Tondano tersebut.

Baca juga: Gempa Bumi di Wilayah Jawa Barat Rabu 11 Januari 2023, BMKG: Pusat Gempa di Laut

Baca juga: Polsek Tikala Minta Bantuan Polres Bolmong Kejar Pelaku Penikaman di Akhir Tahun 2022

Tak heran saat lahan itu hendak ditimbun, mereka bereaksi.

Kawasan pertanian padi tersebut membentang sepanjang sekitar satu kilometer, kemudian melebar hingga di tepi Danau Tondano. 

Petak-petak lahannya ditanami padi.

Di bagian tengah kawasan itu sudah dibangun jalan raya melintas Desa Tountimomor ke Desa Talikuran.

Sejak beberapa tahun belakangan ini, tempat itu berkembang menjadi kawasan wisata karena panorama keindahan sawah dan Danau Tondano.

Petani Kakas yang menolak pengalihfungsian sawah menjadi kawasan wisata di Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (11/1/2023).
Petani Kakas yang menolak pengalihfungsian sawah menjadi kawasan wisata di Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (11/1/2023). (Tribunmanado.co.id/Ryo Noor)

Satu di antaranya yang tenar dinamai Attaya.

Ada lagi tambahan 2 tempat wisata dibangun di jalur tersebut.

Bahkan sebuah vila dari rumah adat Minahasa sudah dibangun di tempat itu.

Lokasi itu juga menjadi tempat favorit warga yang suka berolahraga.

Baca juga: BMKG Sulawesi Utara Perkirakan Sampai Tanggal 14 Januari 2023 Masih Potensi Terjadi Cuaca Ekstrem

Baca juga: Peringatan Dini Besok Kamis 12 Januari 2023, Info BMKG Wilayah yang Berpotensi Alamai Cuaca Ekstrem

Jalan lurus itu biasanya ramai pada pagi dan sore hari, terutama pada akhir pekan.(*)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved