Sulawesi Utara
Curah Hujan Tinggi di Awal Tahun, BI Prediksi Sulawesi Utara Inflasi Lagi di Januari 2023
Di awal tahun 2023, Sulawesi Utara diperkirakan masih mengalami inflasi. Hal itu dikarenakan curah hujan yang tinggi sehingga harga naik.
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Isvara Savitri
Berdasarkan estimasi Bank Indonesia (BI), inflasi Sulawesi Utara tercatat 0,759 (mtm) atau 4,274 (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional sebesar 5,519 (yoy).
Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan inflasi Manado tercatat sebesar 4,004 (yoy) dan merupakan yang terendah kelima dari 90 kota pencatatan inflasi di Indonesia.
Sementara inflasi tahunan Kotamobagu tercatat sebesar 6,034 (yoy).
Kepala Perwakilan BI Sulawesi Utara, Andry Prasmuko menjelaskan, komoditas beras telah mendorong inflasi di kedua kota dengan kontribusi sebesar 0,174 (mtm) terhadap inflasi Sulawesi Utara.
"Meski berdasarkan pemantauan kami pasokan cenderung stabil di tengah terbatasnya produksi karena beberapa sentra belum memasuki masa panen," kata Andry, Rabu (04/01/2023).
Baca juga: Kecelakaan Hari Ini, Sekda Alami Kecelakaan Mobil, Ini Kondisinya
Baca juga: Penagih Utang Pinjol Ilegal Diringkus Polda Sulawesi Utara, Ancam Sebar Data Korban di Facebook
Secara nasional, kenaikan harga beras ini didorong oleh meningkatnya harga gabah di tingkat petani dan penggilingan.
Selain beras, komoditas strategis bawang merah, rica/cabai rawit, dan tomat (Barito) juga mendorong inflasi Sulut dengan total andil 0.329 (mtm).
Komoditas tomat sendiri mencatatkan kenaikan IHK dari 53,73 ke 175,37 atau sebesar 226,399 (mtm) di Manado dan merupakan yang tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di Pasar Bersehati Manado, pasokan tomat menjelang Hari Raya Natal cenderung berkurang sehingga menyebabkan lonjakan harga.
Curah hujan tinggi juga diperkirakan menjadi penyebab tidak optimalnya panen tomat di Sulut.

Sementara itu, komoditas emas perhiasan sebagai komponen inflasi inti juga tercatat inflasi dengan andil 0.034 (mtm) di Manado dan 0,014 (mtm) di Kotamobagu.
"Hal ini didorong adanya peningkatan permintaan masyarakat menjelang HBKN Nataru dan meningkatnya harga emas dunia," jelasnya lagi.
Tarif angkutan udara sebagai komponen inflasi yang diatur pemerintah juga telah mendorong inflasi di Manado dengan andil 0,03 (mtm).
"Hal ini terjadi sesuai dengan pola historis di Sulawesi Utara setiap momen Nataru," katanya.
Meski demikian, terjaganya kondisi perairan menyebabkan beberapa komoditas perikanan mengalami deflasi seperti ikan Deho dan ikan Malalugis di Manado, dan ikan Selar di Kotamobagu.
Baca juga: 6 Arti Mimpi Menangis Bertanda Baik, Bersiap-siaplah Menerika Kabar Baik
Baca juga: Berita Trending di Indonesia Hari Ini Istri Kades Selingkuh, hingga Kondisi Rumah Mewah Terbengkalai
Beberapa komoditas perlengkapan pribadi juga mengalami deflasi seperti sepatu, sandal kulit, dan celana panjang jeans yang ditengarai didorong oleh berbagai diskon dari ritel pada periode HBKN Natal dan Tahun Baru.(*)
Baca berita lainnya di: Google News.
Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.
hujan
Inflasi
Bank Indonesia
Sulawesi Utara
Manado
beras
hortikultura
Kepala Perwakilan BI Sulawesi Utara
Andry Prasmuko
3 Berita Populer Sulawesi Utara: Kecelakaan di Kairagi Dua, Program MBG Belum Masuk Bolmong |
![]() |
---|
Sulawesi Utara Ekspor 260 Ton Santan Beku ke Tiongkok Senilai Rp 12 Miliar |
![]() |
---|
Profil Benny Parasan, Komisaris PT PPSU yang Baru, Siap Genjot Industri Pariwisata Sulut |
![]() |
---|
Hanya 10 Persen Pekerja Sektor Jasa Konstruksi di Sulut yang Dilindungi Jaminan Kecelakaan Kerja |
![]() |
---|
Lakukan Pencabulan terhadap Anak di Bawah Umur, Pria Asal Minahasa Ini Ditangkap Polresta Manado |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.