Info Kesehatan
Kesemutan dan Baal ? Jangan Anggap Sepele, Ini Penyebab dan Dampak Buruknya, Simak Pengobatannya
Penjelasan lengkap bahaya kesemutan atau baal, apa itu Neuropati. Dan di akhir artikel ada cara menghilangkan kesemutan. Baca selengkapnya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Info kesehatan penting. Tentang kesemutan dan baal.
Baal atau mati rasa adalah kondisi ketika Anda tidak dapat merasakan apapun.
Kondisi ini terjadi, karena tidak tersalurkannya rangsangan pada saraf Anda, yang bertujuan dalam mengirimkan sinyal rasa pada tubuh Anda. (https://hellosehat.com/saraf/penyebab-mati-rasa/)
Kesemutan adalah sensasi yang membuat kulit seolah-olah merinding, mati rasa, geli, atau ditusuk jarum tanpa sebab yang jelas. (Kompas.com)
Sering mengalami kesemutan di kaki maupun tangan?
Jangan anggap itu sepele.
Simak apa saja bahayanya, penyebab dan bagaimana cara mengobatinya.
Sering kesemutan bisa berdampak berbahaya pada kesehatan.
Kesemutan adalah gejala neuropati atau kerusakan saraf tepi.
Simak penjelasan lengkapnya.
Sebanyak 40 persen pasien neuropati biasanya dipicu oleh diabetes.
yang kemudian dikenal dengan istilah neuropati diabetik.
Dalam sesi wawancara baru-baru ini, Dokter Spesialis Neurologi dari Mayapada Hospital dr. Manfaluthy Hakim, Sp.N (K) mengatkan bahwa neuropati diabetik adalah gangguan yang mengakibatkan gangguan pada saraf tepi.
Ada sejumlah fungsi yang dapat dilakukan saraf tepi, antara lain sebagai fungsi motorik sebagai gerak, sensorik untuk merasakan sensasi dan otonom untuk mengatur fungsi organ tertentu secara otomatis.
“Gangguan pada saraf tepi ini memang banyak sekali penyebabnya. Sekitar 70 persen neuropati disebabkan diabetes.
Maka seseorang jika memiliki riwayat diabetes, harus perhatikan dan cek kesehatan. Karena komplikasinya mengarah pada sistem saraf,” ujar dr. Manfaluthy Hakim baru-baru ini.
Paling banyak disebabkan diabetes dan gangguan metabolik
Lebih lanjut, dr. Manfaluthy Hakim, Sp.N (K) menjelaskan berbagai faktor yang menyebabkan saraf terganggu atau cedera.
Yang pertama, bisa karena aktivitas fisik bemain gadget atau menggunakan HP terlalu lama.
Ini bisa menyebabkan gangguan pada saraf atau mengalami cedera, yang umum terjadi di area tangan.
“Kedua, paling banyak adalah disebabkan diabetes atau gangguan metabolik. Dan 70 persen pasien diabetes umumnya mengalami neuropati,” jelasnya.
Faktor ketiga yang menyebabkan neuropati karena kurangnya nutrisi atau defisiensi vitamin B. dengan prevalensi pasien saat ini mulai bergeser ke usia muda sekitar 30-40 tahun, meski rata-rata tetap di atas usia 40 tahun.
Selain diabetes, neuropati juga bisa terjadi akibat faktor genetik, peradangan saraf akibat respons autoimun, merokok dan terlalu banyak mengkonsumsi alkohol.
Seseorang yang mengidap diabetes dalam waktu lama juga berisiko tinggi mengalami neuropati. Hal itu disebabkan karena pengidap diabetes tidak menjaga kadar gula darah, mengalami gangguan ginjal dan memiliki berat badan berlebih (overweight atau obesitas).
(Neuropati adalah gangguan pada sistem saraf tepi yang bisa terjadi akut ataupun kronis. Penyakit ini dapat dialami siapa saja, baik pada mereka yang berusia tua maupun muda. (Kompas.com)
Kenali gejala awal neuropati diabetik dan cara pengobatannya
Gejala awal didahului dengan rasa kesemutan yang diikuti dengan rasa baal pada kaki. Lalu lebih kompleks disertai dengan rasa kram.
“Kesemutan dulu lalu kemudian timbul rasa baal, kemudian tak berasa, lalu sampai terjadi kram pada kaki. Rasa kesemutan dimulai di kaki. Dan bisa mengenai kedua kaki,” jelasnya.
Sementara untuk pasien diabetes, umumnya bersifat sistemik. Yang bahkan neuropati bisa menyerang kedua kaki di area ujung-ujung kaki. Seperti jari dan telapak kaki.
Neuropati diabetik memiliki empat jenis yakni mononeuropati, neuropati otonom, femoral neuropathy, dan neuropati perifer.
Itulah kenapa gejala neuropati diabetik biasanya terjadi pada lokasi saraf yang rusak. Secara umum, pengidap neuropati diabetik mengalami mati rasa atau kesemutan, nyeri seperti terbakar, terkena benda tajam dan kesakitan.
“Ketika pasien diabetes mengalami luka pada kakinya, bisa karena saat berjalan atau injak sesuatu tidak berasa karena gangguan sensorik. Maka pertama, disebabkan gangguan aliran darah tak lancar, tersumbat yang memicu gangren. Kedua, terjadinya gangguan sensorik,” paparnya.
Lalu, untuk diagnosis neuropati diabetik bisa dilakukan lewat pemeriksaan kecepatan hantar saraf (KHS), yang bertujuan untuk mengukur kecepatan hantar saraf.
“Maka walaupun dia kesemutan atau tidak, pasien diabetes selalu kami sarankan untuk periksa KHS,” jelas dr. Manfaluthy Hakim, Sp.N (K). (Telah tayang di: Tribunnews.com)
Apa Itu Neuropati?
Neuropati adalah gangguan pada sistem saraf tepi yang bisa terjadi akut ataupun kronis. Penyakit ini dapat dialami siapa saja, baik pada mereka yang berusia tua maupun muda.
Kerusakan saraf tepi ini memiliki gejala awal termasuk kebas dan kesemutan, yang dapat menyebabkan disfungsi sensorik, motorik, otonom, maupun kombinasi dari semua hal tersebut.
Ketua Pokdi Neuro Fisiologi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) dr Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), mengatakan, bahwa salah satu penyebab neuropati terbanyak ialah penyakit metabolik yaitu diabetes.
"Angka kejadian neuropati khususnya oleh karena penyakit diabetes sangat bervariasi sekali, mulai dari 9,6 sampai 88,7 persen. Ini menunjukkan peningkatan (kasus neuropati) yang signifikan," kata Manfaluthy dalam diskusi virtual memperingati Neuropathy Awareness Week 2022, Senin (20/6/2022).
Penyebab neuropati selain karena penyakit tertentu, juga bisa diakibatkan kondisi fisik, usia lanjut, dan kurangnya asupan nutrisi seperti vitamin B. Sebab, vitamin B berperan untuk meregenerasi sel saraf manusia.
Penyakit neuropati sendiri memiliki sejumlah gejala yang kerap muncul, antara lain:
·Kesemutan
·Kram
·Muncul sensasi seperti ditusuk atau terbakar
·Kaku
·Kulit kering atau mengkilap
·Mati rasa
"Ini semuanya mencerminkan kerusakan pada sistem saraf tepi dengan beberapa derajatnya," imbuhnya.
Faktor risiko neuropati
Dokter Manfaluthy mengungkapkan, neuropati merupakan penyakit herediter atau keturunan, dan disebabkan karena faktor lain salah satunya pola hidup tidak sehat. Adapun faktor risiko neuropati di antaranya:
·Orang berusia tua
·Penderita diabetes
·Memiliki riwayat neuropati dalam keluarga
·Memiliki hipertensi
·Memiliki kebiasaan merokok
·Mengonsumsi minuman alkohol
·Menderita penyakit pembuluh darah seperti penyakit jantung
·Memiliki kanker
·Terpapar bahan kimia
·Terinfeksi penyakit tertentu
·Mengonsumsi obat-obatan yang menyebabkan neuropati
"Dan yang membuat kita prihatin, neuropati hanya terdiagnosis sekitar 30 persen. Sedangkan, sisanya 70 persen tidak terdiagnosis pada tahap awal," ucap Manfaluthy.
"Karena itu banyak pasien-pasien neuropati baru terdata di rumah sakit atau fasilitas kesehatan ada tahapan lebih lanjut (dari penyakit neuropati)," sambung dia.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di International Journal Endocrinology tahun 2019, sebanyak 55 persen pasien neuropati datang ke fasilitas pelayanan kesehatan dalam keadaan yang berat.
Hanya 19 hingga 26 persen pasien yang datang untuk memeriksakan diri dalam keadaan ringan sampai sedang.
"Tentunya ini akan menjadi masalah, karena neuropati semakin berat semakin sulit untuk diatasi," tutur Manfaluthy.
Ia menyampaikan, neuropati pada tahap awal bisa diobati, untuk memperbaiki kualitas hidup pasien.
Mengutip studi tahun 2018, pemberian vitamin neurotropik pada pasien selama 12 pekan menunjukkan penurunan angka total symptom score (TSS) yang signifikan.
"Pengobatan dini atau pencegahan adalah hal yang penting dilakukan untuk mencegah kerusakan saraf yang irreversible. Serabut saraf bisa melakukan regenerasi jika neuropati didiagnosis lebih awal," pungkasnya. (Telah tayang di Kompas.com)
Cara Alami Menghilangkan kesemutan di Tangan dan Kaki
1. Pijat
Pijat dapat membantu mengembalikan fungsi normal tubuh dengan merangsang saraf.
Selain itu, ini dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan membantu menghilangkan rasa tidak nyaman.
2. Oleskan minyak lavender atau minyak zaitun
Ini membawa sifat anti-inflamasi dan analgesik yang dapat membantu kita mengatasi nyeri saraf dan memperbaiki saraf yang rusak yang mungkin mengganggu.
Pijat saja bersama dengan minyak zaitun di tangan dan kaki juga dapat membantu.
3. Kompres dengan air hangat
Kompresan dapat meningkatkan sirkulasi darah yang pada gilirannya dapat mengatur fungsi saraf dan dapat membantu mengatasi sensasi kesemutan.
4. Berendam pada air hangat berisi garam epsom
Garam epsom kaya akan zat magnesium dan dapat mengatasi saraf yang meradang dengan meredakan peradangan.
Tambahkan garam Epsom ke air dan mandi.
5. Konsumsi kayu manis
Kayu manis memiliki mangan dan kalium dan dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah.
Selain itu juga memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat membantu mengatasi kesemutan dan mati rasa.
Kita bisa menambahkan bubuk kayu manis ke minuman teh hangat di pagi dan sore hari. (Tribunnews.com)
Baca Berita Lainnya di: Google News
Berita Terbaru Tribun Manado: KLIK INI