Piala Dunia 2022
Profil Yassine Bounou, Penjaga Gawang Maroko yang Kini Jadi Pusat Perhatian, Ternyata Kiper Terbaik
Rentetan kemenangan Maroko menjadi pusat perhatian pecinta bola dunia. Mulai dari staiker hingga penjaga gawang Maroko pun jadi pusat perhatian.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Lalu melawan Spanyol, Maroko pun menang.
Terbaru lawan Portugal, Timnas Maroko tak memberi kesempatan Cristiano Ronaldo Cs membobol gawang.
Alhasil jika dihitung, Maroko sampai Piala Dunia 2022 hari ini mereka baru kebobolan 1 gol.
Rentetan kemenangan Maroko menjadi pusat perhatian pecinta bola dunia.
Mulai dari staiker hingga penjaga gawang Maroko pun jadi pusat perhatian.

Kiper Terbaik di Liga Spanyol
Yassine Bounou merupakan pesepak bola kelahiran Montreal, Kanada.
Namun, sejak muda ia sudah pindah ke Maroko.
Klub pertama Bono adalah Wydad Casablanca yang ia bela sejak dari tim akademi. Ia kemudian promosi ke tim senior pada 2010.
Tahun 2011, Bono membuat debutnya bersama tim utama Wydad Casablanca. Pemain dengan postur setinggi 1,92 meter ini membela Wydad Casablanca dari 2010-2012.
Bono kemudian menginjakkan kakinya di Spanyol bersama Atletico Madrid B. Ia bermain sebanyak 47 kali dari 2012-2014. Ia kemudian promosi ke tim utama Atletico.
Sayangnya, dua tahun (2014-2016) di Atletico, Bono tidak mendapatkan kesempatan bermain dan dipinjamkan ke Real Zaragoza. Bersama Zaragoza Bono tampil sebanyak 35 kali. Pada 2016 Bono menandatangani kontrak permanen dengan Girona selama dua tahun. Ia lantas dipinjamkan ke Sevilla pada September 2019 sebagai pelapis dari Tomas Vacik.
Kemudian pada September 2020, Bono resmi mendatangani kontrak secara permanen bersama Sevilla. Meski berposisi sebagai penjaga gawang, namun Bono pernah mencetak gol bagi Sevilla.
Lebih jauh, ia pernah dinobatkan sebagai kiper terbaik Liga Spanyol musim 2021-2022 versi media Marca. Sepanjang musim itu ia kebobolan 24 gol dari 31 pertandingan membuatnya memiliki rasio 0,77 gol per laga.
Ia unggul dari kiper Real Madrid, Thibaualt Courtois, yang kebobolan 29 gol dari 36 laga dan mencatatkan rasio 0,81 gol per laga. Berkat penampilan itu, Bono merebut trofi Zamora.