Digital Activity
Ketua GTI Sulawesi Utara Sebut Lingkungan Keluarga Pengaruhi Integritas
Risat Sanger Ketua Garda Tipikor Indonesia (GTI) Wilayah Sulut, menilai pentingnya niat bentengi diri terhadap anti korupsi.
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID - Risat Sanger Ketua Garda Tipikor Indonesia (GTI) Wilayah Sulut, menilai pentingnya niat bentengi diri terhadap anti korupsi.
Dengannya itu akan tercipta polarisasi, dan memang ada pergeseran.
Dari pengalamannya orang akan berubah ketika menjabat, karena situasi agak berat contoh ketika ada orang politik sebelum masuk ke lembaga politik tinggi integritasnya, pergaulannya baik.
Ketika masuk dunia politik dengan gayanya mengubah pola itu dan ketika berada di dalam dunia politik diperhadapkan dengan kawanan yang tidak seperti dia.
Sehingga, meski yang dia suara bagus tetap akan jelek ke luar belum lagi tekanan di luar.
Risat juga ingin mengkriti polarisasi rakyat terutama konstituen yang mengaku pendukung, ketika ada orang itu masuk ke lembaga politik meja kerjanya tidak pernah bersih dari Proposal.
“Kuncinya mulai dari batasi edukasi budaya itu sendiri, kalau kita bentuk posisi perorangan akan tertelan. Apresiasi lembaga KPK adakan kegiatan gathering bersama keluarga daerah.
Karena lingkungan keluarga berpengaruh, ketika ada seorang berintegritas lalu menikah itu bukan mikir sendiri tapi mikir banyak,” kata Risat Sanger.
Ada perkataan Mafud MD, kalau di zaman orde baru yang korupsi sekawanan tapi sekarang reformasi korupsi terang-terangan dan melibatkan segerombolan bukan lagi sekawanan.
Apalagi ketika revisi KUHP di ketuk ada pasal yang meringankan koruptor, sebekum di ketuk juga ada keringanan kepada para koruptor.
Orang sekarang di kepung dengan kondisi realitas dan realistis, jadi perlu dilakukan bagaimana konsentrasi pencegahan penting. Ada bahasa kalau semua ditindak tegas masuk semua dan siapa yang akan urus roda pemerintahan.
Risat mengajak meniru negara yang punya kemandirian integritas, yaitu Jepang. Mereka kalau anak buahnya berbuat kesalahan pimpinannya yang mundur padahal kesalawan bawahannya.
Inilah yang menjadi mimpi kita sebagai negara besar, jangan pupus mimpi kita. Seperti kita bermimpi kapan merdeka dari penjajahan 350 tahun atas Belanda.
Nah, sebagai pengggiat dan aktivis anti korupsi sekarang sampai mati berusaha meminimalisir anti korupsi tapi belum tentu situasi berubah tapi mereka punya impian akan dilakukan kemudian hari.
Baca berita lainnya di Googel news
Baca berita terbaru Tribun Manado: KLIK DISINI
Baca juga: Tari Dangisa Asal Bolsel Sulawesi Utara Raih Sertifikat Pengesahan Warisan Budaya Tak Benda 2022
Baca juga: Wisata Kuliner di Kafe Bungkoes Manado, Nikmati Beragam Menu Unik, Kopi Bungkoez Hingga Ayam Injak