Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sulawesi Utara

Suka Duka Pendamping Desa di Pulau Miangas Talaud Sulawesi Utara, Bertaruh Nyawa di Laut Sudah Biasa

Menjadi Pendamping Desa di daerah berstatus 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) seperti Kepulauan Talaud butuh tenaga dan mental ekstra.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
fernando lumowa/tribun manado
Alpin Lumare (kanan) dan Inry Sasoeng, Pendamping Desa asal Kepulauan Talaud di sela pelatihan peningkatan kapasitas di Sutanraja Minut, Rabu (07/12/2022). 

Kisah kurang lebih sama diutarakan karib Alpin, Inry Sasoeng (28). Saat ini ia Pendamping Desa di Kecamatan Rainis, tempat asalnya.

Dulu, 2019-2021 mereka tandem di Miangas. Hal paling berkesan bagi dia saat musim cuaca buruk dan tak bisa ke mana-mana.

Persediaan bahan pokok seperti beras menipis. Termasuk mi instan. Sehari-hari mereka bertahan dengan makan Laluga, semacam talas khas Talaud.

Ini komoditas penolong warga Miangas kalau musim cuaca buruk.

"Kapal tak bisa masuk sampai dua minggu. Saya waktu itu hamil tujuh bulan sempat berpikir, mungkin sudah tidak akan ketemu keluarga lagi," kata alumnus IAKN Manado ini.

Bersyukur, kepala desa memberi bantuan untuk menopang kebutuhan sehari-hari.

"Pernah torang cuma masak nasi goreng setiap hari karena hanya itu bahan yang ada.. Ikan susah karena cuaca," katanya lagi.

Berada di Miangas di kondisi cuaca seperti itu memang butuh mental baja. "Kiri kanan laut, hanya kelihatan pulau di Filipina," kata Inry.

Ada sukacita di setiap pergumulan. Kendati jauh dari keluarga, Inry bangga karena mendapat dukungan warga Miangas. Mereka sudah dianggap keluarga oleh penduduk setempat.

Pemerintah Desa Miangas sangat mendukung kerja Pendamping Desa.

"Mereka menaruh hormat. Apa yang kami beri masukan pasti diakomodir. Mereka tahu tujuan kami untuk kebaikan bersama," katanya.

Ia berharap pemerintah memperhatikan terkait internet. Saat ini jaringan internet ada tapi kualitasnya buruk.

Kalaupun ada, lumayan stabil itu di jam tertentu. Biasanya menjelang dini hari.

"Barusan ada pendataan SDGs, kami tidak tahu apakah sudah 100 persen karena internetnya seperti itu," katanya.

Alpin menambahkan, saat ini keadaan sudah lebih baik. Sudah ada jadwal kapal rutin dua kali seminggu.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved