Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Manado Sulawesi Utara

Tanggapan Warga Terkait Pelarangan Konvoi Santa Claus di Manado Sulawesi Utara

Jemmy salah satu warga menilai pelarangan konvoi Santa Claus menghilangkan warna lokal dari Manado.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id/Arthur Rompis
Tanggapan Warga Terkait Pelarangan Konvoi Santa Claus di Manado Sulawesi Utara. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Pelarangan konvoi Santa Claus oleh Pemkot Manado menuai pro kontra. 

Jemmy salah satu warga menilai pelarangan konvoi Santa Claus menghilangkan warna lokal dari Manado.

Sebut dia, budaya Santa Claus yang merakyat hanya ada di Manado, Sulawesi Utara.

"Sayang karena ini hanya ada di Manado dan Santa Claus sudah menjadi bagian dari sejarah warga Manado," kata dia. 

Sebut dia, konvoi adalah hal yang tak terhindarkan dalam Santa Claus

Tugas pemerintah adalah mengarahkan agar konvoi itu tidak ugal ugalan. 

"Sulit juga melarang konvoi, karena ciri Santa Claus Manado yang merakyat itu selalu berkunjung dari rumah ke rumah.

Bukan terpusat. Jadi sulit kalau tidak konvoi," katanya.

Namun ia setuju jika Santa Claus kini lebih kental nuansa hura-huranya.

"Makna kesederhanaan dan cinta kasih Santa Claus perlu dikembalikan agar pagelaran Santa Claus bisa menjadi berkat bagi orang banyak, mungkin ini adalah tugas para tokoh agama," katanya. 

Beberapa warga masih nekat melaksanakan Santa Claus. Meski sembunyi-sembunyi. 

"Ya karena tak ada izin jadi kita adakan saja hari Minggu karena tak ada polisi dan lebih sepi," katanya. 

Pihak yang pro menilai pelaksanaan Santa Claus saat ini telah menyimpang dari ciri Kekristenan. 

"Santa Claus saat ini sudah menyimpang jauh, lihat saja pakaian Swarte Piet yang kerap mirip setan, ini sangat tidak mendidik, belum lagi perilaku ugal ugalan yang membahayakan pengguna jalan," kata Frangky Kota salah satu warga Manado, Selasa (6/12/2022).

Dia pernah memergoki rombongan Santa Claus yang memakai simbol tengkorak dan salib terbalik.

Frangky pun menegur mereka. 

"Ini sudah tidak benar," katanya. 

Frangky mengaku tidak menentang Santa Claus.

Tapi Santa Claus harus dikembalikan kepada ciri Kristen untuk mengasihi sesama dan membantu yang hina dan papah. 

"Saya rindu Santa Claus zaman 80 dan 90 an yang masih murni, ada pak Santa, Zwarte Piet yang hitam tapi baik hati, sewaktu kecil saya sangat menanti kedatangan Santa Claus.

Kita juga warga Manado sangat menanti Santa Claus yang betul betul murni," katanya. 

Diketahui, mengantisipasi kerawanan saat hari raya Natal dan Tahun Baru, Pemkot Manado mengeluarkan surat edaran. 

Salah satu isi surat edaran bernomor 044/01/Setdako/1542/2022 adalah pelarangan konvoi Santa Claus. 

Dalam poin 3 surat edaran tertera larangan konvoi Santa Claus. 

Disebut kegiatan tersebut dibolehkan berlangsung di lokasi yang diizinkan serta tidak mengganggu keamanan dan ketertiban umum. 

Penggunaan sound system dan disco tanah juga dibatasi hingga pukul 24.00 Wita. Pelaksanaan kegiatan itu tidak dibolehkan menutup jalan. 

Isi edaran lainnya adalah imbauan kepada masyarakat untuk menjaga keamanan dan mewaspadai bencana. 

Walikota Manado Andrei Angouw kepada tribunmanado.co.id, menekankan pada para ketua lingkungan untuk mengawal surat edaran itu.

"Para ketua lingkungan awasi wilayah masing masing," katanya. 

Ungkap Andrei Angouw, layanan 112 juga stand by penuh selama Desember.

Dirinya meminta warga untuk menggunakan fasilitas Call Centre 112 dalam keadaan darurat. 

Ratusan Calon PPK KPU Bolsel Sulawesi Utara Ikuti Ujian CAT, Sempat Khawatir Soal Jaringan

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved