Brigadir J Tewas
Tangis Orang Tua Pecah Lihat Bharada E Pakai Baju Tahanan, Akui Tetap Jadikan Icad Anak Kebanggaan
Kedua orang tua Bharada E datang dari Manado, Sulawesi Utara mengungkap sejumlah cerita dari awal kasus pembunuhan Brigadir J.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Orangtua Richard Eliezer alias Bharada E muncul setelah sekian lama 'disembunyikan'.
Kedua orang tua Bharada E mengungkap cerita pilu terkait kejadian yang menimpa anak mereka Bharada E.
Reaksi saat pertama kali kedua orang tua Bharada E mengetahui anak mereka menjadi pembunuh Brigadir J pun terungkap.
Kedua orang tua yang bernama Sunandag Junus Lumiu (Junus) dan Rynecke Alma Alma Pudihang (Ine) datang dari Manado, Sulawesi Utara mengungkap sejumlah cerita dari awal kasus pembunuhan Brigadir J mencuat.
Junus dan Ine mengaku sangat sedih Bharada E bisa terlibat dalam penembakan Brigadir J.

Baca juga: Bharada E Ungkap Kesaksian Terbaru di Persidangan, Kakak Brigadir J Merinding: Betapa Jahatnya
Keduanya mengetahui anak mereka terlibat dalam kasus pembunuhan Brigadir J dari media.
Saat itu mereka langsung mengkonfirmasi kebenaran pemberitaan tersebut kepada Icad (nama panggilan Bharada E).
Saat itu, Icad masih mengikuti skenario Ferdy Sambo meminta kedua orang tuanya untuk tenang dan percaya padanya.
Diungkap Junus dan Ine, putra bungsunya, Icad sempat ngotot melindungi Ferdy Sambo.
Bahkan kala ditemui orangtua hingga pendeta, Icad yang masih dalam pengaruh Ferdy Sambo Cs itu tetap pada skenario tembak-menembak dengan Brigadir J.
Ya, saat ditemui orangtuanya pada 20 Juli 2022, Icad menyebut bahwa Brigadir J meninggal karena terlibat tembak-menembak dengan Yosua.
Hal itu dilakukan karena Icad membela Putri Candrawathi yang dilecehkan Yosua.
Tetap mempertahankan skenario itu, Icad berubah haluan sebulan kemudian.
Secara mengejutkan, Icad mengakui bahwa kesaksiannya soal tembak-menembak itu adalah bohong.
Segera mengungkap kebenaran, Icad pun membongkar skenario pembunuhan Brigadir J yang dibuat Ferdy Sambo.
Keberanian Icad membongkar rencana pembunuhan terhadap Yosua itu didasari dari hatinya yang merasa tersiksa dan berdosa.
Kepada sang mama, Icad curhat pilu lewat sambungan telepon.

Baca juga: Cerita Ketakutan Orang Tua Bharada E Saat Tahu Icad Dikabarkan sebagai Pembunuh Brigadir J
"Dia (Richard) bilang 'mama, saya merasa tersiksa di tahanan tiga hari. Hanya makan nasi sama sayur, mereka yang lain yang melakukan terlibat enak-enak di luar. Saya akan jujur'. Saya nangis, saya bilang 'adek harus bicara jujur, enggak usah sembunyikan, untuk apa adek harus menahan semua'," ungkap ibunda Eliezer, Ine dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Kompas TV program Rosi, Jumat (2/12/2022).
Langsung mendatangi Mako Brimob, Ine dan Junus terkejut kala sang putra ditetapkan sebagai tersangka.
Hal lain yang membuat Ine dan Junus tersentak adalah saat melihat Eliezer mengenakan seragam tahanan berwarna orange.
Ine pilu karena anaknya telah berusaha keras menjadi seorang polisi, namun harus hancur karirnya karena skenario Sambo.
"Sampai di sana, dia bikin pengakuan. Saya lihat dia sudah pakai kemeja orange. Hancur hati saya. Anak saya pakai seragam polisi, malam ini dia pakai kemeja orange tahanan. Hancur saya. Dia berjuang masuk polisi, bertahap jadi anggota brimob," pungkas Ine.
Di momen itu, tangisan Ine terdengar nyaring.
Ibu dua anak itu tak tahan melihat putra kebanggaannya mendekam di penjara.
"Kalau mama bisa gantikan kamu, biarlah mama yang gantikan kamu, saya sakit," ujar Ine.
Melihat tangis ibunya semakin kencang, Eliezer ikut nelangsa.
Putra Manado itu pun mengaku merasa malu karena sudah bikin kecewa keluarga.
Mendengar Eliezer sedih, Ine pun membesarkan hati putranya.
Bagi Ine, Eliezer tetap jadi kebanggaannya apapun status hukumnya.
"Waktu itu dia bilang 'mama, saya sudah bikin malu keluarga. Saya bikin hancur hati mama dan bapak'. Saya bilang 'adek tidak bikin malu keluarga, sampai kapanpun adek kebanggan kami'. Karena kami tahu, dia susah payah jadi anggota Brimob. Keluarga di Manado tetap bangga," ucap Ine.
Terlebih kini Eliezer telah berkata jujur, Ine semakin bangga.
"Dia kebanggaan keluarga, sampai sekarang dia kebanggaan karena dia berani berkata jujur," kata Ine.
"Saya katakan 'kamu harus jujur, supaya kamu tetap jadi anggota Brimob, anggota kepolisian'," pungkas Junus.
Eliezer Sempat Berdoa Sebelum Menembak Yosua
Dalam wawancara itu, Ine juga sempat angkat bicara terkait aksi Eliezer berdoa sebelum menembak Brigadir J.
Hal tersebut diungkap Eliezer di depan majelis hakim dalam persidangan Rabu (30/11/2022) kemarin.
Diakui Eliezer, ia sempat berdoa di kamar mandi sebelum disuruh menembak oleh Ferdy Sambo.

Baca juga: Bharada E Ungkap Kesaksian Terbaru di Persidangan, Kakak Brigadir J Merinding: Betapa Jahatnya
Di momen itu Eliezer berdoa agar Tuhan menggerakkan hati Ferdy Sambo supaya tak jadi berambisi ingin membunuh Yosua.
"Saya enggak bisa membayangkan posisi dia saat itu, apa yang dia pikirkan, mungkin saat itu dia berpikir tidak melakukan tapi dia takut karena dibawah perintah. Saya enggak bisa bayangkan kalau di posisi itu," ungkap Ine.
"Apa maksud dari Richard, dia ikut skenario kejahatan tapi dia berdoa dulu?" tanya Rosiana Silalahi.
"Kebiasaan Icad dari kecil itu berdoa. Sebelum sekolah dia berdoa. Setiap dia membuat kegiatan atau macam tes-tes itu dia tetap berdoa dulu, baru melaksanakan, itu sudah jadi kebiasaannya," kata Junus.
Selain mendengar kesaksian Eliezer, Ine juga melihat putranya menangis di persidangan.
Menurut Ine, tangisan Eliezer tulus dari hati.
Hal itu diyakini Ine karena Eliezer tak pernah menangis saat sudah dewasa.
"Dia (Richard) saat kecil, saat saya marah, dia langsung menangis. Tapi setelah dia besar, air mata dia paling susah keluar. Jadi kalau dia sudah mengeluarkan air mata, berarti dari dalam hatinya sudah hancur," kata Ine.
(TribunBogor)
Artikel ini tayang di TribunNewsmaker.com
Baca Berita Lainnya di: Google News