Berita Heboh
Sosok Sahari, Guru Usia 60 Tahun, Rela Keluar Masuk Hutan Demi Ngajar, Sebulan Dibayar Rp 100 Ribu
Suhari adalah guru honorer yang rela jalan kaki menyusuri hutan demi mengajar di daerah terpencil.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO.CO.ID - Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.
Kalimat ini memang susah terbantahkan.
Pasalnya memang guru-guru penjadi pahlawan di dunia pendidikan.
Hal ini juga turut di implementasi oleh seorang guru honorer.
Meski hanya guru honorer, namun pengabdiannya itu patut diancungi jempol.
Guru honorer ini bernama Suhari.
Suhari merupakan guru honorer berusia 60 tahun yang mengajar di daerah terpencil SDN 60 bung, Pangkep, Sulawesi Selatan.
Suhari adalah guru honorer yang rela jalan kaki menyusuri hutan demi mengajar di daerah terpencil.
Masuk keluar hutan demi bisa ngajar
Cerita guru honorer tersebut dibagikan ulang oleh akun @rumpi_gosip pada Kamis (1/12/2202). Kala itu Sahari menjadi bintang tamu dalam program acara Mimpi Jadi Nyata DAAI TV.
Dalam video tersebut, beliau menceritakan perjuangannya untuk bisa sampai sekolah tempat ia mengajar.
Dengan suara gemetar, Sahari menceritakan pilunya harus melewati hutan-hutan yang penuh binatang buas untuk bisa sampai ke sekolah.
Perjalanan tersebut ia lakukan selama 13 tahun lamanya dengan jarak rumah dengan sekolah 40 Km.
"Jauh-jauh jalan kaki lewat hutan, banyak binatang buas tapi saya sabar, InsyaAllah Tuhan yang melihat semuanya," ujar Sahari.
Dibayar Rp 100 ribu per bulan
Tak hanya bercerita soal perjuangannya menuju sekolah, mirisnya, gaji yang didapat sebagai guru honorer hanya Rp 100 ribu setiap bulannya.
"Malu mengucapkannya," jawab guru honorer itu.
"Barang kali mas kaget mendengarkan, kalo dalam 1 bulannya itu cuma Rp 100 ribu," sambungnya.
Diakui Sahari, ia bertahan mengajar digaji Rp 100 ribu lantaran murid-muridnya menangis dan memeluk dirinya saat mengatakan ingin pindah.
Meski tak digaji layak, Ini Alasan Sahari tak mau pindah
Alasan Sahari enggan pindah dari tempatnya inilah yang cukup menyayat hati.
"Jika ibu pindah, kami bagaikan ayam yang kehilangan induknya," ucap Sahari menirukan ucapkan para muridnya.
Segala perjuangan dan lika-liku pun telah dilewati Sahari selama perjalan jauh demi mengajar.
Ia bahkan kesulitan sinyal takut menghadapi bahaya ditengah hutan menuju pulang.
"Selesai mengajar, saya mau pulang ke rumah hujan deras disana tidak ada sinyal saya mau nelpon tidak bisa, sudah gelap saya berjalan sambil berdoa, air mata menetes cuma itu saja yang saya pikirkan," ungkapnya.
Kendati masih mengharapkan adanya perhatian khusus dari pemerintah terkait nasibnya, akan tetapi ia tak mau terlalu berharap lebih.
Saat ini di usianya yang sudah tak muda lagi, ia hanya ingin ikhlas untuk mengabdi sebagai guru dan membagikan ilmu pengetahuannya terhadap murid.

Dapat dukungan netizen
Cerita pilu Sahari itu mendapat banyak doa dari warganet yang melihat dan menyaksikan video perjuangannya dalam memberikan ilmu pada anak-anak di SDN 60 bung, Sulawesi Selatan itu.
"Ini yang membuatku makin heran sama negara ini, nuntut punya generasi berkualitas tapi nasib pejuang pendidikan nya kurang apresiasi," ujar baenara_.
"Tolong pak mentri, kasih ibu ini kemudahan dalam berangkat mengajar.
"Yakin ...kalo bukan panggilan hati....ga akan tahan....terimakasih ibu guru ( khususnya yang ada di pedalaman/kampung2 jauh dari kota) pengorbananmu,jerih payahmu, sangatlah berat dan berdampak...sehat2 selalu ibu / bapak guru.." ujar christianihennuy.
"Ya Allah nangis aku liatnya, itu yg rapat tidur terus dibagi gajinya ama yg guru honorer begini bisa gak?," ujar prhstnod77.
"Yg kyk gini yg hrs diapresiasi. Bkm guru daerah kota yg bnyk maunya, mn mata duitan pula. Segelintir ya oknum. Ya profesi guru no baper2 club, krn fakta mmng ada yg bgtu" ujar ervinamuzaeni12.
"Ini sdh bukan gaji lg,tp tabungan akherat,trimakasih sdh di ekspos," ungkap anaini591.
(TribunSumsel.com/Aggi Suzatri)
Baca Berita Lainnya di: Google News
Artikel ini hasil kompilasi dari artikel yang sudah tayang di TribunStyle.com