Tribun Podcast
Cerita Non-muslim Lulusan Pertama IAIN Manado, Herkulaus Mety: Jika Saling Kenal Tak Ada Prasangka
Herkulaus Mety lulus dari IAIN Manado. Meski berbeda dengan agamanya, Herkulaus Mety tak banyak menemui kesulitan saat kuliah di sana.
Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Isvara Savitri
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Sesuatu yang menarik diceritakan oleh Herkulaus Mety S.fils, alumni Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado saat bincang-bincang di Podcast Tribun Manado.
Topik yang dibahas adalah Cerita Asyik Non-muslim Pertama Lulus di IAIN Manado, yang dipandu Jurnalis Tribun Manado, Maximus Geneva alias Aco.
Berikut tanya jawab dari Aco dengan Herkulaus Mety, yang akrab disapa Hery.
Aco: Bagaimana perasaannya bisa selesai kuliah di IAIN Manado?
Hery: Rasa haru dan bangga menjadi bagian di IAIN Manado, karena banyak pengalaman yang saya rasakan di sana, baik secara akademik maupun relasi sosial kemanusiaan luar biasa.
Aco: Apa latar belakang atau motovasi sehingga memilih kampus IAIN Manado?
Hery: Saya tipe orang yang suka hal baru, yang bisa memacu rasa ingin tahu saya dan akan saya jalani. Awalnya saya ingin studi di sana tentang agama, tapi saat itu hanya ada di S-1, tapi untuk magister belum ada. Lalu saya ambil pendidikan, itu faktor pertama. Faktor kedua, saat itu saya sudah mendaftar di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, sudah tes TOEFL dan tinggal mau kuliah lalu ketemu dengan Kakanwil dan Rektor IAIN. Dalam pertemuan itu kakanwil bertanya pada Rektor IAIN, apakah di sana tidak bisa menerima mahasiswa non-muslim, jawab rektor bisa. Hanya sampai di situ perbincangannya, lalu saya pulang dan ngomong dengan istri, dan istri katakan ok dan memutuskan di IAIN. Faktor ketiga, saya basicnya orang NTT, besar di Timur Leste dan di sana mayoritas Katolik. Jangankan muslim, di sana teman-teman denominasi juga Kristen lain, hampir tidak ketemu dalam kehidupan setiap hari. Saat datang di Kota Manado, saya mengalami situasi yang berubah, dalam arti terbuka dengan berbagai latar belakang termasuk agama, dan dari situ saya belajar, ternyata ada banyak sekali perbedaan.
Aco: Bagaimana pengalaman saat kuliah di sana?
Hery: Banyak pengalaman yang saya pelajari, dimana persahabatan sangat luar biasa. Saya bangga dan kagum dengan situasi akademik di IAIN Manado, auranya sangat bagus. Peran dosen dan pembimbing memberi kebebasan kepada kita untuk mencari ilmu.
Aco: apakah ada pergolakan batin saat ingin memilih IAIN atau Unsrat saat itu?
Baca juga: Sri Muna Minta Dewi Perssik Sang Anak Nikah Lagi Meski Sudah Gagal 3 Kali, Ternyata Ini Niatnya
Baca juga: Peristiwa Dua Rumah Terbakar di Bitung Sulawesi Utara, Ini Cerita Pria yang Pasang Tabung Gas 3 Kg
Hery: ada, saya juga pernah berbicara dengan beberapa teman, sampai berpikir apakah memilih IAIN tidak kesulitan, beragama Kristen Katolik dan belajar di Agama Islam. Tetapi saya rasa bekal cukup, bisa memahami karena saat S1 saya sudah belajar bagaimana sejarah peradaban dan pendidikan Islam sampai belajar Al-Quran dan saya senang belajar itu. Walaupun ada pergolakan saat itu tapi saya senang memilih IAIN karena di sana ada beragam agama. Karena kalau tidak memahami semua agama sering timbul prasangka lain dengan tidak mengenal agama lain.
Aco: Sempat berdiskusi dengan istri bagaimana saat memutuskan ingin kuliah di IAIN?
Hery: saya bilang saya tertarik menjadi guru di pedalaman, supaya sama-sama dengan masyarakat, tapi ternyata diangkat ASN di kantor. Terus diskusi lagi siapa tahu tidak diberi kesempatan studi di sana, tapi istri bilang sebagai ilmu apa salahnya, karena itu bukan sesuatu yang salah.
Aco: pelajaan apa yang susah di sana dengan berbeda agama?
Hery: susahnya karena istilah Arab, tapi ada penerjemahnya dan dijelaskan para dosen yang berkompeten di bidangnya. Dengan penjelasan itu prasangka agama lain itu hilang.

Aco: jadi bagaimana agar tidak ada prasangka lain dari agama?
Hery: Jika kita saling mengenal tidak akan ada prasangka buruk dengan agama lain, kenapa ada prasangka karena tidak saling mengenal.
Aco: ambil jurusan dan tesis apa saat itu?
Hery: Manajemen Pendidikan Islam. Tesis saya relevan, mengambil strategi humas pemasaran kelembagaan keagamaan di Kota Manado. (*)
Baca berita lainnya di: Google News.