Pinjol di Manado
Polisi Ungkap Info Baru Kasus Pinjol di Manado Sulawesi Utara, Punya Jaringan di Seluruh Indonesia
Ditreskrimsus Polda Sulawesi Utara berkolaborasi dengan Subdit Cybercrime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, melakukan penggrebekan di ruko Blok RB.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Dirkrimsus Polda Sulut Kombes Pol Nasriadi mengakui jaringan pinjaman online atau Pinjol ilegal di Manado sangat luas dan sampai seluruh Indonesia.
"Jadi nasabah mereka tersebar di seluruh Indonesia, namun sejauh ini kami belum menerima laporan dari warga kota Manado dan Sulut tentang pinjol iegal ini,"jelasnya
Nasriadi menegaskan akan mencari pemilik perusahaan Pinjol di Manado ini dan yang bertanggung jawab pada masalah ini.
• Konsumsi BBM Non-subsidi di Sulawesi Utara Turun, Stefanus Sampe Sebut Pengawasan Perlu Diperketat
"Sementara 5 orang kita periksa sebagai saksi tentang keberadaan pinjol ilegal ini, nanti kita lihat perkembangan siapa yang akan kita tetapkan tersangka bekerja sama dengan Polda Metro Jaya,"jelasnya.
Dia pun memberikan kepada seluruh nasabah untuk mencari pinjaman yang memiliki izin resmi dari pemerintah.
"Pinjamlah di tempat yang jelas betul-betul jelas dan mendapat izin dari pemerintah baik itu dari bank, mungkin kredit rakyat dan sebagainya
Diketahui Ditreskrimsus Polda Sulawesi Utara berkolaborasi dengan Subdit Cybercrime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, melakukan penggrebekan di ruko Blok RB no 28 Kawasan Marina Plaza Manado, Selasa (29/11/2022).
Diduga tempat tersebut dijadikan sebagai lokasi pinjaman online ilegal,
Penggrebekan ini dilakukan pada pukul 16.00 Wita yang dipimpin langsung Dirkrimsus Kombes Pol Nasriadi.
Saat petugas masuk kedalam terlihat para pegawai masih sementara melakukan aktivitas kerjanya.
Mereka pun sontak kaget dan langsung menutup mukanya saat melihat petugas yang datang.
Petugas pun langsung dengan cepat mengamankan mereka.
Dari pantauan Tribun Manado di dalam ruko tersebut terdapat 2 lantai yang berisi puluhan komputer yang dipakai untuk bekerja.
Bahkan diatas meja ruangan didapati bermacam kartu nomor telepon dari berbagai provider yang diduga dipakai untuk menawarkan atau meneror para nasabah.
