Viral Medsos
Kisah Luu Thi Tha, Nenek 92 Tahun yang Harus Kerja Keras Demi Bisa Makan, Dagangannya Susah Laku
Namun dagangannya tidak selalu laku. Kadang Luu Thi Tha harus menunggu hingga malam agar dagangannya habis.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO.CO.ID - Jalan hidup setiap orang tak ada satupun orang yang tahu.
Karena hidup adalah misteri.
Sama seperti yang terjadi pada nenek berusia 92 tahun ini.
Nama si nenek adalah Luu Thi Tha.
Luu Thi Tha adalah nenek berusia 92 tahun yang berasal dari distrik Binh Chanh, Kota Ho Chi Minh, Vietnam.
Di usianya yang sudah tua, Luu Thi Tha malah masih harus bekerja keras demi bisa makan.
Luu Thi Tha harus kerja agar bisa mendapatkan sesuap nasi.
Kisah Luu Thi Tha ini menjadi viral.
Dulu Luu Thi Tha merawat dan membesarkan 9 orang.
Sayang kini nasibnya malah jadi begini.
Berikut ini fakta soal Luu Thi Tha.
1. Suami meninggal, Luu Thi Tha kerja keras demi anak-anak
Melansir Yan.vn pada Senin 28 November 2022, suami Luu Thi Tha ternyata sudah lama meninggal dunia.
Luu Thi Tha tak pernah menikah lagi selepas suaminya meninggal.
Itulah sebabnya Luu Thi Tha sudah 40 tahun menjadi ibu tunggal untuk sembilan anak.
Demi menghidupi anak-anaknya, masa muda Luu Thi Tha dihabiskan untuk kerja keras.
Meski kala itu banyak godaan untuk bisa memulai hidup baru, namun Luu Thi Tha enggan menerima.
Ia teguh hati tetap tinggal dan membersamai kesembilan anaknya.

2. Nasib dan keberadaan anak-anaknya
Namun nasib kejam merenggut sebagian dari anak-anak Luu Thi Tha.
Anak pertama Luu Thi Tha memiliki sakit bawaan dan tumbuh tidak normal.
Anak kedua, ketiga, dan keempat meninggal dunia.
Anak pertama pun menyusul meninggal tak lama setelah itu.
Hanya tersisa lima anak, seorang putra dan empat putri.
Namun satu-satunya putra yang masih hidup juga memiliki keterbelakangan mental.
Meski kini usianya sudah 50 tahun, namun tingkahnya masih seperti anak kecil.
Sedang empat putri Luu Thi Tha semuanya sudah menikah dan memiliki keluarga sendiri.
Ekonomi mereka tidak kaya, sehingga tidak bisa membawa serta sang ibu untuk mereka rawat.
Dari waktu ke waktu, keempat putri Luu Thi Tha hanya berusaha rutin mengiriminya beras dan sedikit uang.
Di luar itu, mereka sibuk dengan keluarga masing-masing.
Oleh karena itu, meski sudah 92 tahun, Luu Thi Tha tetap harus kerja keras.
Ia tak ingin merepotkan putrinya lebih banyak karena mereka juga sudah menanggung beban keluarga.
Yang paling dia khawatirkan saat ini adalah putra bungsunya, yang tidak tahu bagaimana dia akan hidup jika ibunya pergi.
"Anak saya tidak tahu apa-apa, dia selalu tersenyum dan tertawa.
Kadang dia sakit, saya takut sekaligus sakit hati.
Kadang saya ingin menyerah dan pergi ke wihara, tapi memikirkan anak ini, saya tidak bisa melakukannya," ungkap Luu Thi Tha.
3. Berjualan Buah
Dahulu, Thi Tha bekerja dengan berjualan menu makan untuk sarapan.
Namun pekerjaan ini ternyata tak cukup untuk memenuhi kebutuhan anak.
Itu sebabnya dia pindah ke kota Ho Chi Minh untuk mencari nafkah.
Thi Tha sudah 10 tahun lamanya tinggal di kota tersebut.
Setiap pagi sekali, di bangun lalu merapikan rumah dan meminta tetangganya untuk menjaga sang anak.
Setelah mengunci pintu, dia pergi bekerja dengan ketenangan pikiran.
Dia sudah berada di pasar grosir pada jam dua dini hari untuk membeli buah.
Thi Tha lantas menjual kembali buah tersebut di pasar yang lain.
4. Dagangan jarang laku
Namun dagangannya tidak selalu laku setiap hari.
Kadang Thi Tha harus menunggu hingga malam agar dagangannya habis.
Mengetahui situasi ini, beruntung banyak orang peduli pada Thi Tha.
Pedagang lain kerap membantunya dengan menyediakan makanan atau air.

Tak jarang juga mereka membeli buah milik Thi Tha, meski sebenarnya tidak membutuhkannya.
"Kapan pun ada kesempatan, saya selalu mampir membeli buah untuk membantunya.
Melihat pemandangan ini membuat saya sedih.
Sementara nenek saya sudah pensiun dan diasuh oleh anak cucunya, Bu Tha tetap harus mencari nafkah demi uang," ungkap seorang teman pedagang.
Setiap hari Thi Tha duduk di pinggir jalan tempatnya membuka lapak.
Tangannya gemetar setiap kali digerakkan, ucapannya pun sudah tidak terlalu jelas.
Kesehatannya sudah pasti tidak lagi prima, namun ia tetap tekun menunggu pembeli menghampiri buah dagangannya.
Pada hari di mana kesehatannya tidak baik, dia hanya minum pil, tapi tidak mau pergi ke rumah sakit.
Thi Tha melakukan semua itu karena dia merasa masih memiliki seorang anak yang bergantung padanya.
Bagi Thi Tha, bisa mendapatkan uang untuk membesarkan anak-anaknya merupakan berkah.
(Tribunnewsmaker/Galuh Palupi)
Diolah dari artikel di Tribunnewsmaker.com yang berjudul Nenek 92 Tahun Kerja Jualan Buah, Dulu Besarkan 9 Anak, Kini Semua Sibuk dengan Keluarga Sendiri
Sumber: TribunNewsmaker
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com
Baca Berita Lainnya di: Google News