Piala Dunia 2022
Kerusuhan di Brussels, 10 Orang Ditangkap Diduga Menjadi Pemicu Kekacauan Usai Duel Belgia vs Maroko
Usai duel Belgia vs Maroko di Piala Dunia 2022, malah berakhir dengan ditahannya 10 orang yang diduga menjadi pemicu kekacauan
TRIBUNMANADO.CO.ID - Usai duel Belgia vs Maroko di Piala Dunia 2022, malah berakhir dengan ditahannya 10 orang di kota Brussels.
Hasil pertandingan berakhir kemenangan untuk Timnas Maroko.
The Lion of Atlas, julukan Timnas Maroko, di luar dugaan sukses menaklukkan Timnas Belgia dengan skor akhir 0-2.
Setidaknya 10 orang ditahan di Brussels, Belgia, di mana kesepuluh orang tersebut diduga menjadi pemicu kekacauan tersebut.
Dikabarkan bahwa ada puluhan orang membakar tempat sampah dan melemparkan batu bata ke kendaraan di pusat kota Brussels pada hari Minggu (27/11/2022) kemarin setelah kekalahan Belgia.
Baca juga: Piala Dunia 2022: Hakim Ziyech Jadi Man Of The Match di Belgia vs Maroko, Dapat Pujian Selangit

Harian Le Soir melaporkan bahwa polisi telah menggunakan meriam air dan gas air mata untuk menghadang massa dalam kerusuhan tersebut.
Bahkan dalam insiden ini menimbulkan adanya korban jiwa.
Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (28/11/2022), sekitar sepuluh penangkapan administratif dan satu penangkapan yudisial dilakukan di tengah kerusuhan tersebut.
Sementara itu, Le Soir menyampaikan sekitar sepuluh orang ditangkap di kota pelabuhan Antwerp pada hari Minggu kemarin.
Dua petugas polisi juga dilaporkan terluka, menyusul kerusuhan sepak bola yang terjadi pula di Rotterdam, Belanda.
Baca juga: Klasemen Piala Dunia 2022: Jerman Jaga Asa, Maroko Langkahi Belgia hingga Kanada Susul Qatar Pulang
Gangguan transportasi pun terjadi di Belgia, di tengah kerusuhan hari Minggu kemarin.
Dikutip dari AFP News via Kompas, bentrokan antara kepolisian dan warga sipil sudah pecah, bahkan sebelum laga Belgia vs Maroko berakhir.
Pihak kepolisian kemudian mengerahkan water canon untuk membubarkan massa yang semakin brutal.
Selain water canon, polisi juga menembakkan gas air mata.
Sebagian jalan kota terpaksa ditutup oleh aparat kepolisian akibat kerusuhan tersebut.
Polisi juga menghentikan operasional kereta bawah tanah.
Dikutip dari Sky News, kepolisian setempat terpaksa mengerahkan 100 personel dalam penanganan kerusuhan di Ibu Kota Brussel.
Adapun Wali Kota Brussel, Philippe Close, secara tidak langsung menyebut salah satu pemicu kerusuhan adalah perayaan suporter Maroko.
Baca juga: Rekap Hasil Piala Dunia 2022: Belgia Terjungkal, Kroasia Berpesta, Spanyol vs Jerman Sama Kuat
"Polisi sudah bertindak tegas. Jadi, saya menyarankan pendukung untuk tidak datang ke pusat kota. Polisi melakukan segala yang mereka bisa untuk menjaga ketertiban umum," ujar Close dikutip dari Sky News.
"Mereka bukan penggemar, mereka perusuh. Penggemar Maroko ada di sana untuk merayakannya," kata Close menambahkan.
Hakim Ziyech Jadi Man Of The Match di Belgia vs Maroko
Winger timnas Maroko, Hakim Ziyech, merasa tidak pantas mendapatkan penghargaan Man of the Match (MOTM) seusai mengalahkan timnas Belgia, dalam laga Piala Dunia 2022 matchday kedua Grup F yang digelar pada Minggu (27/11/2022).
Hasil pertandingan berakhir kemenangan untuk timnas Maroko.
The Lion of Atlas, julukan Timnas Maroko, di luar dugaan sukses menaklukkan timnas Belgia dengan skor akhir 0-2.
Kemenangan Timnas Maroko tidak terlepas dari penampilan gemilang sang pemain sayap Hakim Ziyech di atas lapangan.
Pemain sayap milik Chelsea FC ini memberikan assist untuk gol penentu kemenangan yang dicetak oleh Abopukhlal.
Tapi secara keseluruhan Ziyech adalah pembeda di lini penyerangan Maroko dalam laga melawan Belgia.
Dua gol yang dicetak oleh Maroko dihasilkan oleh Romain Saiss (menit ke-73) dan Zakaria Aboukhlal (90+2').
Hakim Ziyech Jadi Man Of The Match Laga Belgia vs Maroko Piala Dunia 2022. (Twitter)
Hakim Ziyech bahkan sempat mencetak gol melalui tendangan bebas di penghujung babak pertama, tetapi danulir karena mengenai rekannya yang offside.
Dilansir dari Squawka, Ziyech berhasil membuat 54 sentuhan dengan memenangi sembilan kali duel.
Hakim Ziyech juga menghasilkan dua peluang dan membuat dua kreasi kesempatan kepada rekan setimnya.
Atas penampilannya tersebut, Ziyech mendapatkan penghargaan Man of the Match.
Tapi Hakim Ziyech malah merasa tidak pantas mendapatkannya dan menilai kemenangan tersebut adalah kerja seluruh tim, juga termasuk dukungan dari para penonton di stadion.
"Saya tidak pantas mendapatkan trofi pemain terbaik ini," ujar Ziyech seusai laga, dikutip BolaSport.com dari FIFA.
"Ini adalah upaya kolektif, semua orang mendukung saya, ini adalah kerja kolektif."
"Penonton membantu kami, mereka ada di belakang kami dan saya pikir itu benar-benar menyemangati kami."
"Pertandingan pertama lebih sulit bagi kami. Kami tidak bisa memainkan permainan kami, Kroasia memainkan permainan yang sangat bagus."
"Yang ini mungkin lebih mudah, terutama di level lini tengah. Mereka mungkin membuat lebih banyak kesalahan daripada Kroasia," kata Ziyech lagi.
(*)
Baca Berita Tribun Manado DI SINI
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com