Gempa Cianjur
Geram Ada Warga yang Datang Cuma Selfie, Pengungsi Tulis di Kardus: Ini Bukan Wisata Bencana
Tulisan itu ditempel di bambu yang menjadi tiang penopang tenda darurat korban gempa Cianjur sehingga banyak dibaca siapapun yang berada di dekatnya.
Pasalnya, sejak musibah terjadi, banyak warga yang entah dari mana datang ke desa itu.
Bukan untuk memberikan bantuan dan mengevakuasi korban, melainkan hanya sekadar melihat-lihat kondisi di sana.
Mirisnya, ada juga yang datang untuk berfoto, bahkan selfie di antara puing reruntuhan gempa Cianjur.
Seakan tak ada empati, saat berfoto sefie pun mereka mengembangkan senyum dan tawa diantara duka para pengungsi yang kehilangan rumah, harta benda bahkan orang tersayangnya.
Hal itulah yang membuat warga setempat para korban gempa Cianjur geram.
"Sejak hari pertama banyak orang-orang yang melintas berhenti buat memvideokan kondisi di sini bahkan berswafoto sambil ketawa-ketawa dari dalam mobil," ujar Leka, Koordinator Posko Bencana di Kampung Longkewang, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (24/11/2022).
Bahkan ada juga yang hanya memotret jenazah yang belum dikuburkan tanpa mau membantu.
"Malah ada yang turun mau melihat jenazah yang belum dikuburkan hanya untuk foto-foto," lanjutnya.
Selain tak etis, ujar Leka, ulah mereka juga sangat mengganggu upaya evakuasi dan distribusi bantuan.
"Jadi terhambat, bantuan tidak masuk ke desa terdampak. Di sini banyak yang belum mendapat bantuan pada hari pertama dan kedua pascabencana gempa. Baru di hari keempat, pendistribusian bantuan terpenuhi," ujarnya.
Ganggu Evakuasi dan Distribusi Bantuan
Kepala BNPB, Suharyanto, mengatakan banyak lokasi yang terdampak gempa di Cianjur jadi sulit untuk dilalui karena banyak warga yang berbondong-bondong datang ke lokasi bencana.
"Ini bencananya, lokasinya 15 kecamatan, banyak jalannya kecil-kecil, tempatnya terpencil, sehingga kalau masyarakat datang sendiri berbondong-bondong ke sana, tentu saja ini membuat jalanan macet, membuat program-program dan kegiatan penanganan pengungsi, pendistribusian logistik, ini terhambat," katanya.
Ia meminta siapapun yang tidak berkepentingan untuk sementara tidak datang dulu ke lokasi bencana karena akan mengganggu penanganan di sana.
"Kalau datang ke daerah bencana dengan tujuan membantu silakan. Bencana ini bukan untuk dilihat, bukan menjadi tempat wisata, tetapi bencana ini adalah sesuatu yang harus dipecahkan bersama," kata Suharyanto.
Pemberian bantuan, ujar Suharyanto, sebaiknya dilakukan terpusat melalui posko utama. "Jangan sendiri-sendiri ke tempat lokasi," ucap Suharyanto.
Telah tayang di TribunJabar.id
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/Papan-kardus-bertuliskan-Ini-Bukan-Wisata-Bencana.jpg)