Tomohon Sulawesi Utara
45 Anak se-Sulawesi Utara Jalani Pembinaan di LPKA Tomohon, Kasus Perlindungan Anak Paling Dominan
Karena melakukan tindak pidana, sebanyak 45 anak se-Sulawesi Utara terpaksa menjalani pembinaan di LPKA Tomohon. Pembinaan dilakukan banyak cara.
Penulis: Hesly Marentek | Editor: Isvara Savitri
TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Anak-anak di Sulawesi Utara masih sering menjadi pelaku tindak pidana.
Tak sedikit anak-anak yang harus menjalani masa pembinaan usai terbukti bersalah berdasarkan putusan pengadilan.
Seperti 45 anak yang saat ini harus menjalani pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Tomohon.
Mereka bisa sampai ke LPKA Tomohon karena terbukti melakukan berbagai kasus tindak pidana.
Berdasarkan data LPKA Tomohon para anak binaan ini didominasi pelaku kasus perlindungan anak.
Total ada 27 anak yang dipidana karena terbukti melanggar UU 23 tahun 2022 tentang Perlindungan Anak.
Kemudian disusul penganiayaan dan ketertiban masing-masing enam anak binaan.
Selain itu, terdapat satu anak binaan di LPKA Tomohon yang merupakan pelaku pembunuhan.
Serta kasus pencurian, kesusilaan, lakalantas, perbuatan tidak menyenangkan, dan sajam yang juga masing-masing 1 Kasus.
Kepala LPKA Tomohon, Heri Sulistyo, dalam wawancara khusus bersama Tribunmanado.co.id, Kamis (17/11/2022), menyebut anak binaan yang ada berasal dari beberapa daerah di Sulut.
"Anak binaan di LPKA Tomohon ini berasal dari beberapa daerah di Sulawesi Utara. Tapi tak semua dikirim kemari, ada yang mungkin tetap di lapas di daerah asalnya, karena mempertimbangkan beberapa faktor. Meski harusnya semua pembinaan anak dipusatkan di LPKA Tomohon," sebutnya.
"Jadi ada yang dari Tomohon, Manado, Amurang, Bitung, Minahasa, Minut, Minsel, Mitra, Bolmong, dan kepulauan," tambahnya.
Selain itu, banyaknya pelaku tindak pidana perlindungan anak, menurut Heri Sulistyo, telah menjadi perhatian pihaknya.
Dia menyebut, kebanyakan anak binaan yang jadi pelaku tindak pidana perlindungan anak ini didasari dengan laporan dari keluarga korban.
Baca juga: Sosok Jungkook BTS, Satu-Satunya Member yang Bakal Manggung di Pembukaan Piala Dunia 2022
Baca juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Impurities - LE SSERAFIM, Trending di YouTube Musik
"Bisa dikatakan anak-anak ini mereka pacaran. Kemudian melakukan sesuatu yang tidak semestinya dilakukan di usia mereka. Sehingga dilaporkanlah oleh pihak keluarga," terangnya.
Adapun dari sisi pembinaan di LPKA Tomohon dibagi dua, yakni kepribadian dan keterampilan.
Pembinaan kepribadian dengan kegiatan ibadah.
"Sudah ada jadwal mereka untuk beribadah berdasarkan kepercayaan masing-masing. Jadi kita juga kerja sama dengan para tokoh dan pemuka agama," jelasnya.
Tak cuma itu, para anak binaan turut mendapat pendidikan formal dan informal.
"Mereka diikutkan dalam pendidikan formal dan non-formal. Kita kerja sama dengan Kementerian Agama dan lembaga pendidikan," ujar Heri Sulistyo seraya menambahkan ada kegiatan perpustakaan, pramuka, dan kesenian bagi anak binaan.
Selain itu, anak binaan wajib mengikuti latihan kerja.

Tujuannya agar mereka punya skill saat kembali ke masyarakat nanti.
"Kemandirian ada latihan kerja. Misalnya tahun ini pengelasan bekerja sama dengan Fakultas Teknik Unima. Pelatihan produksi minyak kelapa dalam, itu CSR dari Pertamina Geothermal Lahendong. Lalu ada pelatihan bengkel enduro kerja sama dengan Pertamina Makassar," terang Heri Sulistyo.
Dia turut memastikan dalam membina anak-anak di LPKA Tomohon tak ada kekerasan.
"Komitmen kami dalam proses pembinaan tidak ada dalam kekerasan. Kami lakukan secara humanis, kekeluargaan," tandasnya.
Berikut jumlah kasus yang dilakukan anak binaan yang jadi penghuni LPKA Tomohon.
Perlindungan Anak 27
Penganiayaan 6
Baca juga: Ingat Mas Bechi? Terdakwa Kasus Asusila Dulu Dituntut 16 Tahun Penjara, Hukumannya Kini Lebih Ringan
Baca juga: Rachel Tak Menyangka Anaknya Lana Victoria Jadi Pemeran Utama Film Uti deng Keke: Semua Berkat Tuhan
Terhadap ketertiban 6
Pembunuhan 1
Pencurian 1
Kesusilaan 1
Lakalantas 1
Perbuatan tidak menyenangkan 1
Sajam 1

Total 45
(*)