Jelang KTT G20 Presiden Amerika Serikat dan Pangeran Arab Saudi Bersitegang, Ini Masalahnya
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Bidan tidak akan duduk bersama putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman dalam KTT G20 di Bali.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Belum juga dilaksanakan, sudah ada negara peserta KTT G20 yang saling jaga jarak.
Awalnya dikabarkan Amerika dan Rusia, ternyata Amerika dan Arab Saudi.
Hal tersebut lantaran kedua negara tengah bersi tegang.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Siap Temui Xi Jinping Presiden China Saat KTT G20 di Bali, Punya Misi Khusus
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan penguasa de facto Arab Saudi Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS). (CNN)
Padahal kedua negara ini dikenal sebagai negara sekutu yang sudah terbuna sejak lama.
namun belakangan ketegangan terjadi akibat masalah minyak.
Entah apa yang akan terjadi antara pemimpin kedua negara jika bertemyu nanti.
terpenting Indonesia tak akan berpihak kepada keduanya.
Semua diterima sebagai tamu negara dan KTT G20.
Baca juga: Ratusan Orang Tewas di Itaewon Korsel, Presiden Joe Biden Terkejut Dengar Jumlah Korban Jiwa
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tidak akan duduk bersama putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman dalam KTT G20 di Bali.
Baik Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden maupun Pangeran Mohammed Bin Salman akan menghadiri acara KTT G20 di Bali.
Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan mengungkapkan hal tersebut ketika Biden berangkat ke Mesir untuk pertemuan Perubahan Iklim PBB COP27, dan pertemuan tahunan AS-ASEAN dan Asia Timur di Kamboja, sebagaimana dikutip dari US News, Sabtu (12/11/2022).
Pada pertengahan Oktober lalu, Sullivan telah menyatakan Biden 'tak ada rencana' bertemu Salman dalam menyikapi pemangkasan produksi minyak sebesar 2 juta barel oleh OPEC+, kelompok eksportir minyak mentah yang dipimpin Arab Saudi bersama Rusia.
Baca juga: Sosok Ratu Elizabeth II, Joe Biden : Hubungan Kami Istimewa
Biden tak akan sembrono, dan akan membuat langkah 'metodis' menyikapi hubungan negara itu dengan Arab Saudi yakni setelah Kongres AS kembali dari reses.
Hubungan AS dan Arab Saudi, yang sebelumnya sekutu, tengah bersitegang terkait pemangkasan produk minyak.
Pemangkasan produksi minyak sebesar 2 juta barel dilakukan oleh OPEC+, kelompok eksportir minyak mentah yang dipimpin Arab Saudi bersama Rusia.
Harga minyak dunia meroket akibat serangan Rusia ke Ukraina.
Pemangkasan produksi itu membuat Pemerintahan Biden kesulitan untuk menahan harga gas dan minyak domestik serta inflasi.
Biden menuduh Arab Saudi telah berpihak kepada Rusia terkait permasalahan minyak.
Biden, dalam janji kampanye menyikapi kematian penulis Washington Post dan kritikus rezim Jamal Khashoggi, juga menyatakan akan membuat Arab Saudi menjadi 'pariah'.
Juli lalu, terakhir kali, Biden bertemu dengan Mohammed bin Salman.
Di sela-sela pertemuan G20, Biden dikabarkan lebih memilih melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping.
Baik AS dan China telah mengonfirmasikan kedua kepala negara akan bertemu dalam kesempatan itu.
Keduanya dilaporkan akan membicarakan mengenai Taiwan, Hak Asasi Manusia (HAM) dan Korea Utara.
Biden dilaporkan berusaha untuk membangun kembali hubungan antara AS dan China.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com