Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Cerita Rakyat

Kisah Mamanua Jelajahi Likupang Minut Sulawesi Utara Menuju Khayangan Untuk Cari Bidadari

Legenda Tumetenden di Minahasa Utara rupanya memiliki kaitan dengan Likupang. Mamanua melewati Likupang untuk mencari bidadari.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Isvara Savitri
Tribunmanado.co.id/Fernando Lumowa
Keindahan alam Likupang, Sulawesi Utara menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara. 

Singkat cerita Mananua memburu Lumalundung hingga ke khayangan.

Seribu satu halangan ia lalui demi mempertahankan mahligai rumah tangganya.

Akhirnya Mamanua dan Lumalundung bersatu kembali dan hidup bahagia hingga kakek nenek.

Dongeng Tumentenden termanifestasi dalam tarian Tumetenden.

Tak hanya budaya, mitos itu juga mempengaruhi kehidupan sosial dan politik di Minahasa.

Kisah Percintaan Bidadari dan Manusia di Pemandian Tumetenden Airmadidi Minut Sulawesi Utara
Kisah Percintaan Bidadari dan Manusia di Pemandian Tumetenden Airmadidi Minut Sulawesi Utara (tribunmanado.co.id/Arthur Rompis)

Mitos Tumetenden membuat para wanita di Minahasa selalu berpikir bebas dan tak takut bersaing dengan kaum pria.

Di masa lalu, banyak pemimpin politik wanita muncul. Mereka memikat masyarakat dengan kecantikan, keberanian serta visi.

Pemandian ini berada tak jauh dari pusat kota Airmadidi.

Dari Terminal Airmadidi, bisa naik angkot, transportasi online atau ojek. Jarak Manado ke Airmadidi sejauh 15 kilometer. Transportasi lancar.

Pemandian Tumetenden memiliki sebuah kolam berukuran besar. Di bawahnya terdapat sembilan pancuran.

Warga sekitar menggunakan air dari sembilan pancuran itu untuk mandi dan mencuci.

Pada sisi atas terdapat diorama kisah Mamanua dan Lumalundung yang terpahat pada dinding.

Sebuah patung, agaknya itu Lumalundung, berdiri diantara diorama itu dan kolam.

Samping kiri kolam terdapat aula yang biasa digunakan mementaskan tarian tunetenden.

Denny Lengkong warga sekitar mengatakan, air di kolam itu berasal dari gunung klabat. Air tersebut tak pernah kering.

Baca juga: Cerita Fans Berat Messi, Rela Nabung 4 Tahun Demi Nonton Live Argentina di Piala Dunia 2022 Qatar

Baca juga: Faris Tolak Ketika Nathalie Holscher Minta Cium: Enggak Boleh Dong Belum Muhrim

"Di musim kemarau pun airnya tetap banyak," kata dia.

Ansye warga lainnya mengatakan, dirinya kerap mandi dan mencuci disana.

Mengenai mitos air itu bisa menyembuhkan, menurut dia, bergantung kepercayaan tiap orang.

"Kalau dia percaya bisa saja sembuh," katanya.

Tribun menatap air yang keluar dari sembilan pancuran itu. Begitu jernih. Disentuh sangat dingin.

Diminum konon menyembuhkan penyakit dan luka batin karena cinta.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved