Brigadir J Tewas
6 Poin Kesaksian Terbaru Ajudan dan ART Ferdy Sambo di Persidangan, Letak HP Brigadir J Terungkap
Simak 6 poin kesaksian terbaru dari para ajudan dan ART Ferdy Sambo di persidangan berikut ini.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kesaksian terbaru terkait pembunuhan Brigadir J terungkap di persidangan.
Sepuluh saksi dihadirkan dalam sidang kemarin dengan terdakwa Ferdy Sambo dan istrinya Putri Chandrawathi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Selasa (8/11/2022).
Sepuluh saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) adalah :
• Alfonsius Dua Lurang (Security)
• Abdul Somad (ART)
• Marjuki (Security Komplek)
• Diryanto alias Kodir (ART)
• Adzan Romer (Ajudan)
• Prayogi Iktara Wikaton (Supir)
• Farhan Sabilillah (anggota polri)
• Susi (ART)
• Damianus Laba Kobam alias Damson (Security)
• Daden Miftahul Haq (Ajudan)
Dikutip dari Tribunnews.com, berikut Tribun Manado rangkum 6 poin kesaksian terbaru yang terungkap dalam sidang kemarin.
Mulai dari Kuat Maruf menitipkan pisau pada salah satu ajudan Ferdy Sambo usai Brigadir J tewas hingga sosok yang membersihkan darah Brigadir J di TKP.
1. Ajudan Ferdy Sambo Dititipkan Pisau oleh Kuat Maruf
Salah satu ajudan Ferdy Sambo, Prayogi Iktara Wakaton membuat pernyataan.
Prayogi mengaku ketika Kuat Maruf akan diperiksa terkait kasus pembunuhan Brigadir J, Kuat Maruf sempat menitipkan pisau padanya.
Menurut Prayogi, penyerahan pisau itu terjadi seusai Brigadir J tewas di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022. Adapun Kuat Maruf bakal diperiksa penyidik sekitar pukul 21.00 malam.
Yogi mengaku dia dipanggil Kuat sebelum Kuat dibawa ke Propam Polri untuk diperiksa.
Saat Yogi menghampiri Kuat, di situ dia diserahkan pisau kecil.
"Sempat bertemu Kuat Maruf di depan garasi di rumah Duren Tiga. Dia menyerahkan pisau sama HT," kata Yogi.
"Pisau apa, pisau dapur atau komando?" tanya jaksa.
"Kaya pisau dapur, kecil gitu pak," jelas Yogi
Yogi menyatakan bahwa dirinya tidak tahu asal muasal pisau yang dibawa Kuat Maruf. Termasuk soal alasan Kuat Maruf memberikan pisau miliknya tersebut.
"Tidak (ditanya) karena buru-buru sudah mau dibawa (polisi)," tukas Yogi.
2. Brigadir J Todong Senjata ke Foto Ferdy Sambo
Ajudan Ferdy Sambo, Adzan Romer mengungkapkan cerita dirinya pernah menegur Brigadir J gara-gara menodongkan senjata ke arah foto Ferdy Sambo.
Cerita Adzan Romer ini disampaikan saat bersaksi dalam sidang pembunuhan berencana Brigadir Yosua atas terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2022).
Hal tersebut bermula ketika pengacara Ferdy Sambo, Rasamala Aritonang mengkonfirmasi isi berita acara pemeriksaan (BAP) Romer.
"Saksi Romer dalam BAP saya sempat baca pernah ada satu situasi dimana saudara Yosua mengisi senjata kemudian mengarahkan ke foto itu bagaimana?" tanya Rasamala.
Saat itu Romer menjawab pertanyaan Rasamala namun tidak merinci kapan aksi itu terjadi.
Romer hanya menjelaskan jika aksi Brigadir Yosua terjadi di sebuah posko saat dirinya tengah membersihkan senjata bersama Bharada Sadam.
Tiba-tiba, Yosua menghampiri keduanya dan langsung meminta senjata yang tengah dibersihkan tersebut. Yosua mengkokang senjata dan mengarahkannya ke foto Ferdy Sambo.
"Saat itu saya berada di posko bersama Sadam, terus almarhum Yosua main ke posko, ngobrol-ngobrol. Saya sama Sadam sedang membersihkan senjata slyer terus diminta sama almarhum yosua langsung 'coba sini senjatanya', setelah itu dikokang senjatanya sama almarhum terus dilepas magazinnya trus dia mengarahkan senjata ke arah foto Bapak Ferdy Sambo," ucap Romer.
Romer yang melihat aksi Yosua langsung menegur dan meminta Yosua agar tidak memainkan senjata tersebut karena ada pelurunya.
"Adik jangan main-main senjata itu ada isinya," kata Romer menirukan percakapan itu dengan Yosua saat itu.
Namun, teguran Romer disebutnya tidak diindahkan Yosua dan bahkan Yosua malah menyepelekan imbauannya dengan mengatakan jika dirinya paham soal senjata.
"Tenang saja Bang, saya juga paham senjata," ungkap Romer saat menirukan pernyataan Yosua.
"Setelah itu dia membidik lagi dan memerintahkan Sadam ke sana 'sudah kena atau belum', pada saat itu langsung saya tinggal," sambung Romer.
3. Teka-teki HP Brigadir J
Adzan Romer pun mengungkapkan teka-teki handphone (HP) milik Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Awalnya, Hakim Ketua Wahyu Iman Santosa bertanya kepada Romer siapa yang memerintahkan dirinya mengambil barang-barang milik Yosua.
"Ada gak perintah untuk mengambil barang-barangnya si Yosua?" tanya Hakim.
"Waktu mau diserahkan ke Propam Polda Jambi yang mulia," jawab Romer.
"Kapan?" tanya Hakim lagi.
"Seminggu kemudian (setelah Brigadir Yosua tewas)," ungkap Romer.
Romer pun menjelaskan pengambilan barang itu dilakukan di kamar Aide de Camp (ADC) atau ajudan di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling III, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.
"Atas perintah siapa?" tanya Hakim.
"Dari Kakorspri, Pak Kompol Chuck Putranto saat itu mengabari untuk membawa barang-barang Almarhum (Brigadir J) ke Biro Provost," jelas Romer.
4. Senpi di Mobil Dinas Ferdy Sambo
Mantan ajudan Ferdy Sambo, Daden Miftahul Haq mengungkap ada sejumlah senjata api (senpi) yang selalu ada di mobil dinas yang ditumpangi atasannya tersebut.
"Dalam perjalanan sehari-hari mulai dari Semarang atau sebelumnya, kalau saudara mengantar terdakwa, apakah selalu di mobil selalu ada senjata?" tanya Hakim.
"Siap, ada yang mulia," jawab Daden.
"Senjata milik siapa?" tanya hakim.
"Senjata milik bapak (Ferdy Sambo) yang mulia," ucap Daden.
Dia merinci senjata yang selalu melekat dengan Ferdy Sambo kemanapun dia pergi.
Ada dua jenis senjata api yakni merek Wilson Combat dan Cabot di kopel Ferdy Sambo.
"Dua senjata itu selalu ada di mobil?" tanya hakim Wahyu.
"Siap yang Mulia," ucap Daden.
Daden menjelaskan senjata Wilson Combat dan Cabot itu memiliki kapasitas peluru 4,5 milimeter.
Sementara itu, ada senjata laras panjang berjenis MPX yang dipegang ajudan di kursi sebelah pengemudi.
Selain senjata-senjata tersebut, Daden mengungkapkan selama perjalanan Ferdy Sambo juga membekali dirinya dengan senjata Kimber Micro berjenis pistol tangan.
"Terus apakah selalu, selain dua senjata itu, apalagi senjata yang ada?" tanya hakim
"Kimber Yang Mulia," jelas Daden.
"Itu laras panjang?" tanya hakim.
"Itu yang kecil yang mulia," jawab Daden.
"Itu siapa yang bawa?" kembali hakim bertanya.
"Itu senjata ada di tas kecil," kata Daden
"Kemudian apa lagi?" cecar hakim.
"Sudah," jawab Daden.
5. Brigadir J Minta Dicarikan Wanita Lain
Daden pun mengaku bahwa ia sempat menjodohkan Brigadir J dengan temannya.
Daden menjelaskan, pada 6 Juli 2022 awalnya ia diajak Brigadir J mengambil kue dan nasi tumpeng untuk perayaan hari jadi pernikahan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di Magelang.
Dalam perjalanan, Brigadir J bertanya mengenai kejenuhan bekerja.
"Dia manggil saya lek. ‘Lek selama ini kau ada rasa jenuh enggak?’ Saya tidak terlalu menggubris," kata Daden menirukan ucapan Brigadir J dalam persidangan, mengutip Kompas TV.
Brigadir J kemudian kembali menanyakan hal yang sama hingga akhirnya Daden merespons.
"Kalau tidak salah saya jawab, ‘kalau namanya bekerja pasti ada rasa jenuh.’ Cuma saat itu saya sampaikan harus pintar menyiasatinya Lek," katanya.
Daden kemudian menasihati agar Brigadir J memiliki resolusi dalam kehidupannya.
Brigadir J merespons pernyataan Daden dengan menepuk tangan Daden.
Saat itu ponsel yang dipegang Daden sampai terjatuh.
Brigadir J mengaku tak memiliki resolusi dalam hidupnya.
“Kalau tidak salah, beliau sampaikan seperti ini ‘nah itu dia, gue enggak punya resolusi Lek’,” kata Daden.
Daden lalu menasihati agar Brigadir J segera menikah.
Karena belum menikah, Brigadir J dinilai hanya fokus melayani pimpinan.
Yosua kemudian malah bertanya harus menikah dengan siapa.
Daden pun teringat bahwa Yosua memiliki kekasih di Jambi.
Ia lantas menyarankan agar Brigadir J menikahi kekasihnya.
Namun Brigadir J menyebut enggan menikahi Vera Simanjuntak.
Brigadir J lalu meminta dicarikan wanita lain.
"Kemudian saya jawab karena saya tahu dulu pernah cerita punya kekasih, 'yang bidan itu Lek' kemudian dia jawab 'enggak lah.' terus dia sampaikan 'makanya lah kau carikan aku cewek'," kata Daden, seperti diberitakan Tribunnews sebelumnya.
Daden mengaku bahwa dirinya sempat menjodohkan Brigadir J dengan temannya.
"Memang beberapa kali Yang Mulia sempat jodohkan juga dengan teman saya," katanya.
6. Sosok yang Bersihkan Darah Brigadir J
Asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo, Diryanto alias Kodir mengaku ketakutan saat diminta membersihkan darah Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Akan tetapi, dia tak berani menolak perintah.
Kesaksian itu diungkap Kodir saat menjadi saksi di persidangan atas terdakwa Ferdy Sambo dan Kuat Maruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Selasa (8/11/2022).
Awalnya, Kodir mengaku diperintah dua orang yang tidak dikenal untuk membersihkan darah di bawah tangga rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Namun, kata dia, saat itu dirinya tak mengetahui peristiwa yang telah terjadi di tempat tersebut.
Dia baru mengetahui darah tersebut merupakan darah Brigadir J saat menguping pembicaraan dua orang yang menyuruhnya tersebut.
"Saya dengar obrolan dua orang itu. Katanya, Bro itu siapa? Yosua bang. Kenapa? ditembak," kata Kodir dalam persidangan.
Kodir mengaku takut membersihkan darah tersebut.
Namun, saat itu dia tidak berani menolak perintah untuk membersihkan darah tersebut.
"Saya takut. (Selain darah) Ada pecahan beling dan runtuhan tembok yang dibersihkan," katanya.
Itulah 6 poin kesaksian terbaru dari para ajudan dan ART Ferdy Sambo di persidangan.
(Tribunnews.com/Igman Ibrahim, Miftah Salis, Abdi Ryanda Shakti)
Baca juga: Terungkap Curhat Yosua ke Daden, Sebut Kekasih Vera Simanjuntak Itu Minta Dicarikan Cewek Lain
Baca juga: Putri Candrawathi Tertawa saat Persidangan, Brigadir Daden Ungkap Bu Putri Suap Semua Ajudan
Baca Berita Tribun Manado disini:
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/Simak-6-Poin-Kesaksian-Terbaru-Ajudan-dan-ART-Ferdy-Sambo-di-Persidangan-berikut-ini.jpg)