Minut Sulawesi Utara
TP-PKK Minut Gelar Lomba Fashion Show, Rizya Davega Harap Kebaya Dilestarikan hingga Goes To UNESCO
TP-PKK Minut menggelar lomba fashion show. Lomba tersebut merupakan dukungan dari pelestarian dan Kebaya Goes To UNESCO.
Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Isvara Savitri
TRIBUNMANADO.CO.ID, MINUT - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Minahasa Utara (TP-PKK Minut) menggelar lomba fashion show di Atrium Kantor Bupati Minut, Sulawesi Utara, Senin (7/11/2022).
Lomba digelar TP-PKK Minut dalam rangka menyambut HUT ke-19 Minut pada tanggal 20 November 2022 mendatang.
Dewan juri ada tiga orang, Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Minut, Femmy Pangkerego; Kadis Perhubungan Minut, Hendrik Rondonuwu; dan Ketua Aliansi Utu Keke, Kristina Kindangen.
Para peserta adalah ibu-ibu utusan TP-PKK kelurahan, desa, dan kecamatan.
Hadir langsung Bupati Minahasa Utara, Joune Ganda sekaligus membuka kegiatan.
Ia didampingi Wakil Bupati Minut, Kevin Lotulung.
Hadir juga Ketua TP-PKK Minut, Rizya Ganda Davega dan Ketua I TP-PKK Minut, Kristi Lotulung Arina.
Ketua panitia lomba fashion show adalah Julia Katuuk Sanger.
Rizya Ganda Davega mengucapkan puji dan syukur karena hari ini bisa bertemu dalam kegiatan fashion show kebaya.
"Saya sangat mengapresiasi dan salut atas kebersamaan semua TP-PKK Minut, serta dukungan pemerintah kabupaten Minut dan stakeholder bersama instansi vertikal atas dukungannya," sebut istri Joune Ganda ini.
Baca juga: Sosok Marsdya TNI Tony Harjono Mantan Ajudan Presiden Jokowi, Kini Jabat Pangkoopsudnas
Baca juga: Peringatan Dini Besok Rabu 9 November 2022, Info BMKG Wilayah Berpotensi Mengalami Cuaca Ekstrem
Bagi Rizya, gerakan TP-PKK merupakan gerakan pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah dengan wanita sebagai motor penggeraknya.
PKK merupakan mitra kerja dalam melaksanakan pembangunan.
Selain itu, keberadaan PKK dirasakan sangat penting keberadaannya.
"Pada hari ini PKK bisa menunjukkan jati diri dan kinerja, dengan menggelar fashion show kebaya," ucapnya.
Rizya menjelaskan, kebaya merupakan pakaian tradisional Indonesia yang memiliki nilai filosofis dan pesan yang mengingatkan masa perjuangan wanita Indonesia.

Ia menyebutkan, dari berbagai busana di Indonesia, kebaya ditetapkan sebagai busana nasional oleh Presiden Soekarno.
Rizya Davega menyebutkan, kebaya paling ideal untuk mencerminkan keanggunan sosok wanita Indonesia.
Selain itu, baginya kebaya memiliki fungsi sosial sebagai pembelajaran untuk wanita agar berpakaian rapih, pantas, dan senantiasa menjaga kehormatannya.
"Dahulu kebaya hanya dipakai oleh kaum priayi atau masyarakat di lingkungan kraton saja, tetapi sekarang masyarakat dari berbagai kalangan dapat memakainya. Melalui lomba ini diharapkan dapat melestarikan kebaya dengan cara mengubah pandangan masyarakat bahwa kebaya dapat dipakai untuk kegiatan sehari-hari," tuturnya.
Baca juga: Pemkot Kotamobagu Sulawesi Utara Alokasikan Rp 2 Miliar untuk Tangani Dampak Inflasi
Baca juga: Evangelian Sasingen Dorong Pengembangan Sepak Bola di Kabupaten Sitaro Sulawesi Utara
Rizya mengajak semua TP-PKK agar bersama-sama mendukung Kebaya Goes To UNESCO, untuk memperoleh pengakuan sebagai warisan.(*)