Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pengakuan Ismail Bolong

TERUNGKAP, Video Ismail Bolong Sebut Nama Kabareskrim Dibuat Atas Ancaman Brigjen Hendra Kurniawan

Ismail pun menyampaikan permintaan maaf kepada Kabareskrim Komjen Pol Agus Andrianto atas testimoninya soal penyerahan uang. Mengaku Diancam Hendra

Kolase Tribun Manado/Istimewa/HO
Ismail Bolong menyampaikan permintaan maaf kepada Kabareskrim Komjen Pol Agus Andrianto, ia menyebut karena tekanan dan ancaman dari Brigjen Hendra Kurniawan (kala itu Karo Paminal Propam Mabes Polri) 

Ternyata Ismail Bolong merupakan mantan anggota Polri.

Eks Polisi itu muncul ke hadapan publik setelah video pengakuannya sebagai pengepul batu bara ilegal di Kalimantan Timur (Kaltim) itu mengaku menyetor uang ke seorang perwira tinggi Polri sebesar Rp 6 miliar.

Pernyataannya menjadi perbincangan publik di Kalimantan Timur.

Dalam video tersebut, Ismail Bolong mengaku pernah menyetorkan duit tambang ilegal kepada petinggi Polri di Jakarta bernama AA.

Dalam video itu juga sepertinya Ismail Bolong tampak sedang membacakan sebuah surat pengakuan yang menyatakan dirinya bekerja sebagai pengepul dari konsesi tambang batu bara ilegal di Desa Santan Ulu, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Dari sejumlah pemberitaan sebelumnya, Ismail Bolong disebutkan berprofesi sebagai polisi aktif yang ikut bermain dalam bisnis tambang ilegal di bumi Borneo.

Namun ada juga yang menyebut Ismail sebagai pengusaha tambang.

Dikutip dari Tribun Kaltim (Tribun Network) pada Sabtu (12/2/2022) lalu, Ismail Bolong dikukuhkan sebagai Ketua Dewan DPP Kerukunan Keluarga Masyarakat Bone (KKMB) Kalimantan Timur.

Menurut pengakuan Ismail Bolong dalam video itu, dirinya memperoleh keuntungan dari hasil pengepulan dan penjualan tambang batu bara ilegal mencapai Rp 5-10 miliar setiap bulan, terhitung sejak Juli 2020 hingga November 2021.

Setahun lebih mengeruk perut bumi tanpa izin, Ismail mengaku telah berkoordinasi dengan Kabareskim Polri Komjen Pol Agus Andrianto.

Koordinasi itu disinyalir untuk membekingi kegiatan ilegal yang dilakukan Ismail dan perusahaan tambang batubara agar tak tersentuh kasus hukum.

Koordinasi itu tak gratis.

Pengakuan Ismail Bolong dirinya menyerahkan duit kepada jenderal bintang tiga di Jakarta sebesar Rp 6 miliar yang disetor sebanyak tiga kali.

Terkait kegiatan yang dia laksanakan, dirinya sudah berkoordinasi dengan petinggi Polri di Jakarta berinisial AA dengan memberikan uang sebanyak tiga kali.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved