Pasar Bintauna
Kondisi Bangunan Pasar Bintauan Bolmut Sulawesi Utara Memprihatinkan dan Tidak Terurus
Kondisi Bangunan Pasar Bintauan Kabupaten Bolmut Sulawesi Utara Memprihatinkan dan Tidak Terurus.
Penulis: Alpri Agogoh | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Kondisi bangunan di Pasar Bintauna, yang berlokasi di Kecamatan Bintauna, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Sulawesi Utara kian memprihatinkan dan tak terurus.
Pantauan Tribunmanado.co.id beberapa hari lalu, rumput liar mulai memenuhi bangunan Pasar Bintauna tersebut, beberap plafon juga sudah jatuh ke lantai.
Sementara untuk akses jalan sangat sulit dilalui karena kondisi jalan berlumpur.
Para pedagang yang berjualan di Pasar pun mengeluhkan fasilitas yang ada.
Menurut Unang, salah satu pedagang yang ada di Pasar Bintauna mengatakan, selama ini banyak sekali keluhan dari pedagang maupun dari pembeli terkai kondisi pasar tersebut namun tak pernah digubris oleh pihak pengelola pasar.
"Miris gedung pasar dibuatnya megah, tapi area pasar dan lingkungan sekitar tidak diperhatikan.
Bea retribusi rutin ditagih tapi pihak pengelola pasar tak kunjung datang perhatikan pasar,"ucapnya.
Senada dengan itu, Nader yang juga seorang pedagang dipasar tersebut mengatakan, akses jalan sangat sulit sekali untuk di lalui.
"Akses jalan keluar masuk menuju pasar sangat sempit dan rusak, ruas jalan sudah ditutupi rumput tebal, ditambah lagi lingkungan pasar tidak pernah diperhatikan kebersihannya," ujar Nader.
Kepala Bidang Perdagangan Lastrie Ponongoa mengatakan, Anggaran pemeliharaan yang diperoleh Disperindag saat ini terbatas.
"Terus terang saya kecewa tahun ini," kata Lastrie Ponongoa, mewakili Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bolmut, kepada Tribun Manado, Senin (01/10/2022).
Padahal menurut Lastrie Ponongoa , Biaya retribusi yang disetorkan Disperindag ke Pemda Bolmut, beberapa tahun terakhir ini Over Target.
"Tahun lalau Rp 100 juta, sekarang sudah 150 juta. Kami penyumbang PAD, tapi kami tidak ada anggaran," sesal Lastrie Ponongoa.
Menurut Lastrie Ponongoa beberapa kali pihaknya sudah mengusulkan biaya pemeliharaan pasar dalam anggaran.
Namun, saat pembagian alokasi dana dalam APBD, anggaran yang diperoleh Disperindag terbatas.