Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mafia Solar di Sulut

Anggota DPRD Manado Lucky Datau Support Kapolda Sulut Tindak Mafia BBM

Anggota DPRD Kota Manado Sulawesi Utara Lucky Datau Support Kapolda Sulut Tindak Mafia BBM

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis
Antrean kendaraan roda empat di SPBU Yos Sudarso, Manado, Sulawesi Utara, Rabu (19/10/2022). 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Pernyataan Kapolda Sulut Irjen Pol Setyo Budianto untuk menindak tegas Mafia Solar mendapat respon positif dari anggota DPRD Manado Lucky Datau

Dikatakan Datau, langkah penindakan memang pas dalam situasi saat ini dimana mafia solar terindikasi merajalela. 

"Memang tepat langkah itu karena sesuai dengan situasi saat ini, saya dukung," kata dia Selasa (2/11/2022).

Ia berharap langkah baru Polda Sulut bakal mengakhiri carut marut BBM di kota Manado

Ungkap Lucky, ada segudang masalah dalam pengelolaan BBM di Manado

Selain dugaan mafia solar, pengawasan BBM bersubsidi juga tak jalan.

Hal itu nampak dari banyaknya penjualan pertalite, pertamax dan solar di Pertamini. 

"Saat ini terjadi upaya membiarkan penjualan BBM bersubsidi, di tepi - tepi jalan itu, bertentangan dengan UU nomor 22 tahun 2021, tentang perniagaan," kata Datau. 

Menurut Datau, banyaknya penjualan BBM literan di tepi tepi jalan itu, menunjukkan bahwa pengawasan dari pihak berwenang dan penindakan dari aparat itu tidak berjalan sama sekali. 

Wakil rakyat dari fraksi PAN itu mengatakan, jika mengacu pada ketentuan dari UU nomor 22 tahun 2021,  maka sanksi yang akan diterima adalah pidana penjara selama enam tahun dan denda uang tunai sebesar Rp 60 miliar. 

"Jadi dimana fungsi pengawasan, baik DPRD maupun aparat, sehingga akhirnya jatuh - jatuhnya adalah masyarakat kecil atau miskin  juga yang kena dan kesulitan," katanya. 

Antrean solar di SPBU di Manado kian menjadi jadi. 

Rabu (19/10/2022), antrian panjang nampak di SPBU Yos Sudarso. 

Panjang antrean mencapai hampir sekilo. 

Dekat SPBU, antrean tak hanya di satu sisi. Tapi juga di dua sisi jalan. 

Macet terjadi jalan tersebut yang dipicu penebangan pohon seputaran SPBU. Itu menghambat antrean truk. Sopir pun mengeluh.

"Kami jadi lebih stres," kata Rudi seorang sopir.

Dikatakan Rudi, hari harinya kini penuh perjuangan beroleh solar dan sering berakhir pahit.

Pernah Rudi menanti solar dari pukul 6 pagi.

"Jam 12 giliran saya, solar lantas habis," katanya.

Pernah pula Rudi bela-belain tidur di SPBU. Solar dapat.

"Tapi itu tak ada gunanya karena saya sakit dan harus istirahat," kata Rudi.

Maxi sopir lainnya mengatakan, penghasilannya jauh berkurang. Biasanya Maxi dapat empat ret. Kini hanya satu ret. 

"Satu ret potong solar, penghasilan kami kini hanya 100 ribu per hari, sangat jauh dari layak," kata Maxi.

Pemandangan sehari-hari

Kendaraan antre solar di SPBU menjadi pemandangan sehari - hari di kota Manado, provinsi Sulawesi Utara. 

Antrean biasanya terjadi pagi hingga siang hari. Sorenya clear. Jelang tengah malam sambung lagi antrian. 

Di SPBU Jalan Yos Sudarso, panjang antrean mencapai jarak hampir sekilo. 

Salah satu yang terlibat antrean panjang ini adalah Migi.

Mobil truknya masih berada di jembatan samping Lantamal.

Dengan SPBU masih terpaut jarak ratusan meter.

Di depan mobilnya, masih ada puluhan mobil. 

Mobilnya maju setapak demi setapak. Bergerak setiap 10 hingga 15 menit. 

"Sudah hampir 7 bulan seperti ini," kata dia kepada tribunmanado.co.id Selasa (18/10/2022).

Migi mengaku setiap hari antre berjam jam. Paling cepat empat jam. 

"Paling minimal empat jam," katanya. 

Migi awalnya sangat kesal. Tapi lama kelamaan ia membiasakan diri. 

"Saya sudah terbiasa," kata dia. 

Mengisi waktu bete di mobil, Migi biasa main ponsel. Nonton berita online adalah kegemarannya.

Antrean lama tak hanya membikin sopir kesal. Tapi lebih dari itu menggerus pendapatan sopir. Migi mengaku pendapatannya berkurang jauh. 

"Biasa sebulan dapat 5 juta, kini hanya 3 juta, karena waktu sudah terpotong, tak hanya saya rugi, tapi eignaar (pemilik) kendaraan ini juga merugi," katanya. 

Ia meminta pemerintah agar mencari solusi dari masalah tersebut. 

Dia bahkan tak keberatan jika BBM solar dinaikkan hingga 9000 per liter. 

"Asalkan ada penambahan kuota dan mudah diperoleh," katanya.

Daniel supir lainnya mengatakan, antrean solar membuat sopir dirugikan lahir dan batin. Ia mengaku pendapatannya turun drastis. 

"Dari enam juta perbulan tinggal tiga juta, lantas bagaimana hidup kini dengan tiga juta," katanya.

Antrean solar juga menggerus kesehatannya. Kolesterolnya meningkat.

"Saya sering pusing," katanya. 

Gempa Terkini Malam Ini Selasa 1 November 2022, Baru Saja Guncang di Darat, Berikut Info BMKG

24 Finalis Nyong Noni Unsrat 2022 Siap Ikut Grand Final 4 November 2022 di Auditorium Unsrat Manado

Hadiri Perayaan HUT ke 1 Wilayah Lokon Empung, Ini Pesan Wali Kota Tomohon Caroll Senduk

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved