Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Pilu Anggun Risdiana TKW di Hongkong, Kerja Pagi Sampai Subuh, Disemprot Cairan Pembersih

Anggun Risdiana, seorang TKI perempuan melalui kanal YouTube pribadinya menguraikan kisah pilu saat pertama kali bekerja di Hongkong.

Editor: Alpen Martinus
tribun wow
Ilustrasi TKW 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Anggun Risdiana TKW di Hongkong langsung syok saat baru pertama kali bekerja di sana.

Itu lantaran perlakuan sang majikan yang dianggap tak baik.

Ia kerap diminta bekerja melewati jam kerjanya, dari pagi sampai pagi.

Baca juga: Kisah Avisa TKW di Taiwan Rawat Majikan Lansia, Kerap Dapat Perlakuan Genit, Tapi Dimaklumi


Curhat TKI Hongkong, Pengalaman Kerja Hampir Ditonjok dan Disemprot Pengkilap Furniture.(YouTube Anggun Risdiana)

Profesi seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) perempuan atau TKW tak jauh dari mengurus urusan rumah tangga.

Terkesan mudah, namun ternyata banyak rintangan saat menjalaninya.

Anggun Risdiana, seorang TKI perempuan melalui kanal YouTube pribadinya menguraikan kisah pilu saat pertama kali bekerja di Hongkong.

"Pengalam ku pas dapet majikan yang pertama itu nggak ada manis-manisnya," ucap Anggun memulai.

"Aku dateng ke situ itu langsung syok, nggak betah," sambung Anggun.

Baca juga: Kisah Laras Shuwendy TKW di Taiwan, Dicemburui Majikan Perempuan, Minta Dikirimi Foto Tiap Hari

TKI perempuan ini bercerita bahwa dulunya ia mendapatkan job sebagai ART.

Rumah majikannya tersebut tidak begitu besar, namun pekerjaannya sangatlah berat.

Bayangkan saja, TKI perempuan ini harus membersihkan setiap sudut dari rumah majikannya itu.

Bahkan pernak-pernik yang menempel di dinding juga turut dibersihkan.

Sehingga TKI perempuan ini harus menghabiskan waktu hingga tengah malam hanya untuk membersihkan rumah saja.

Baca juga: Segini Gaji TKI dan TKW Indonesia di Malaysia dan Arab Saudi, Beda Jauh

"Aku itu start kerja sekitar jam setengah tujuh pagi sampai jam dua atau tiga pagi," urai Anggun.

"Dari pagi ketemu pagi lagi, kenapa rumah sekecil itu aku bisa selesai jam dua sampai jam tiga pagi, karena saking beratnya,"

"Pekerjaan rumah pada umumnya, tapi bedanya kalau misal bersih-bersih ruang tamu, ada yang nempel di tembok itu diturunin semua, dicuci, dibawa kamar mandi," jelas Anggun.

Setiap hari TKI perempuan ini harus melakukan tugas yang berulang, meski barang-barang yang ia bersihkan tidak kotor sama sekali.

Tidak berhenti sampai di situ, saat membersihkan kamar, TKI perempuan ini juga diharuskan mengganti sprei setiap hari.

Terlebih ia juga harus membersihkan pakaian yang ada di lemari, di mana pakaian-pakaian yang ada di lemari tersebut harus di strika setiap hari.

"Kamar tidur itu lebih parah, diganti sprei tiap hari, trus bawah kasurnya harus dilap," tutur Anggun.

"Lebih parahnya lagi itu lemari, kan itu baju masih bersih habis distrika kemarin, harus dikeluarin lagi semuanya, distrika lagi, itu setiap hari,"

"Untung itu cuma dua kamar, coba kalau sampai kamarnya tiga-empat, aku kayaknya udah mampus di situ," kata Anggun.

Melihat beban kerja yang begitu berat, bukan tanpa alasan jika TKI perempuan ini akhirnya memilih untuk berhenti dari pekerjaannya tersebut.

"Sampai akhirnya aku itu nggak kuat, di majikan itu aku hanya bertahan sampai tiga bulan," ungkap Anggun.

Bukan hanya karena beban pekerjaan yang berat, majikan Anggun juga ternyata kurang dapat memanusiakan manusia.

Saat TKI perempuan ini salah ketika mencuci beras, di mana majikannya ingin beras dicuci seadanya (hanya diguyur tanpa di aduk menggunakan tangan), sementara TKI perempuan ini latah mencucinya dengan tangan, ia lantas diperlakukan dengan tidak layak oleh majikannya tersebut.

"Aku pernah suatu ketika nyuci beras, karena sudah terbiasa aku nyuci beras pakai tangan, majikan aku sampai marah besar," ucap Anggun bercerita.

"Aku diambilin semprotan pembersih untuk mengkilap furniture, nah aku disemprotin itu, ya Allah aku cuma sabar,"

"Mau nangis itu udah nggak bisa, karena saking enegnya," ujar Anggun.

TKI perempuan ini sempat menyerah dan mengatakan bahwa jika memang majikannya tidak menyukai dirinya, ia akan dengan senang hati keluar dari rumah tersebut.

Namun majikannya nampak enggan melepaskan TKI perempuan ini lantaran sudah terlalu sering gonta-ganti TKI.

Karena sudah tidak sanggup, TKI perempuan ini akhirnya berulah dengan datang terlambat ke rumah majikannya.

Benar saja, ulah TKI perempuan ini membuat majikannya marah dan seketika ia diusir begitu saja.

TKI perempuan ini tetap mendapatkan perlakuan yang tidak layak dari majikannya.

Setelah berkemas, koper Anggun langsung dilempar oleh majikannya ke luar.

"Udah saking nggak tahannya, aku sengaja pulangnya malem, jam 10 malem," kata Anggun.

"Seketika itu aku langsung disuruh ngepack barang-barang ku ke koper, udah itu langsung sama majikan laki-laki ku kopernya dilembar ke luar, ya Allah," urai Anggun.

Meski diperlakukan tidak baik, namun TKI perempuan ini justru merasa lebih lega.

Tapi ia tetap berharap tidak diusir seketika itu juga, lantaran posisinya saat itu sudah larut malam.

Beruntungnya TKI perempuan ini masih dipertemukan dengan orang baik, sama-sama WNI yang akhirnya membantu Anggun menghubungi pihak kepolisian.

Akhirnya, Anggun dikembalikan ke kediaman rumah majikannya, ia lantas diperbolehkan tidur hingga pagi dan kemudian ia harus segera pergi dari tempat itu.

"Alhamdulillah masih ada anak Indonesia, itu orang mbak-mbak, bantuin aku telfon polisi," kata Anggun.

"Polisi dateng, aku dianterin ke rumah majikan ku, di situ tidur di lantai, di bawah piano, itu beralaskan selimut yang diambilin sama majikan ku,"

"Belum jam enam aku dibangunin, koper ku langsung digeret ke luar rumah, itu aku langsung diusir," sambung Anggun.

Akhirnya TKI perempuan ini meminta tolong kepada rekannya dan kembali ke agensi.

Saat ditanya apakah mau kembali lagi, TKI perempuan ini menolak dengan tegas dan memilih untuk mencari pekerjaan lain.

"Di agen aku ditanya, mau kembali lagi ga, aku langsung bilang nggak mau balik lagi," kata Anggun.

"Aku hampir ditonjok sama majikan ku, itu kejadian pas gara-gara beras, itu setelah disemprot sama pembersih/pengkilap,"

"Sampai akhirnya aku di agen nunggu tiga minggu aku dapet majikan baru, alhamdulillahnya mereka semua baik ke aku," tutup Anggun.

(Posbelitung.co/Fitri Wahyuni)

Artikel ini telah tayang di PosBelitung.co 

Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved