Brigadir J Tewas
Kesaksian Bripda Reza Hutabarat, Arti Brigadir J Bagi Putri Candrawathi: 'Ini Yosua, Saya Emaknya'
Reza Hutabarat ceritakan hubungan Brigadir J dan Putri Candrawathi sudah seperti ibu dan anak.
Reza mengungkapkan bagaimana ia saat pertama kali mendengar kabar kematian abangnya.
Menurut Reza, ia mendapat telepon dari salah satu ajudan Ferdy Sambo bernama Daden yang memintanya datang ke Mabes Polri, pada 8 Juli malam sekitar pukul 19.00.
“Waktu itu kurang lebih jam 7 ditelepon ajudan dari FS bertanya lagi di mana, sempet nanya tentang senpi.
’Entar ke Mabes ya, ke gedung ini, ke Biro Provos, ada yang nungguin nanti, ada yang mau ngomong,” kata Reza.
Reza mengaku ada yang janggal ketika dia ditanya soal senjata api (senpi). Dia mengatakan bahwa ajudan Sambo sebetulnya tahu bahwa dia tidak memiliki senpi.
Tak hanya itu, Reza diminta datang menggunakan pakaian dinas olahraga (PDO), tapi kemudian diminta datang mengenakan pakaian dinas lapangan (PDL).
Sebelum pergi ke Mabes Polri, Reza memutuskan untuk mampir ke rumah Sambo di Saguling dan bertemu dengan Daden.
Reza yang belum mengenakan PDL karena bajunya masih di laundry pun ditanya.

Reza memastikan bahwa dia sudah menelepon pihak laundry bahwa bajunya segera siap. Daden pun memaklumi.
“Pas berhenti di situ omongannya, dia langsung geledah bagian pinggang sampai ke kaki,” cerita Reza.
Rupanya Daden memeriksa apakah Reza membawa senpi atau tidak. Daden bahkan meminta Reza untuk membuka jok motor.
“Sebenarnya ada rasa kaya, ini kenapa sih, sampai ada digeledah,” ungkapnya.
Pada saat itu, Reza mencoba berpikir positif bahwa ada pimpinan yang akan bertemu sehingga dilakukan pemeriksaan sedemikian rupa.
Reza pun datang ke Propam Mabes Polri dan menunggu seseorang yang akan menemuinya selama satu jam.
Ternyata dia bertemu dengan Karo Provos Divpropam Polri Brigjen Benny Ali.