Bitung Sulawesi Utara
Bunyi Tetengkoren Bakal Menggema Ketika Ada Bencana Alam di Kota Bitung Sulawesi Utara
Sitem peringatan dini tsunami di Bitung menggunakan alarm berbunyi tetengkoren. Harapannya, hal ini bisa dikethaui masyarakat.
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Isvara Savitri
TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG – Pemkot Bitung mengaktifkan sistem peringatan dini bencana alam tsunami setiap tanggal 26.
Menariknya, aktivasi sistem peringatan dini tsunami di Kota Bitung tak hanya membunyikan sirene di lantai atas Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bitung, melainkan suara tetengkoren.
Seperti yang tepantau, Rabu (26/10/2022), proses ini ditandai dengan penekanan tombol sirene oleh Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri; Wakil Wali Kota Bitung, Hengky Honandar; Forkopimda Kota Bitung; Sekda Bitung, Rudy Theno; dan dari BMKG Maritim Stasiun Bitung; di lantai IV Ruang Sidang Kantor Wali Kota Bitung.
Seluruh kepala perangkat daerah, instansi di lingkup Pemkot Bitung, perusahan, sekolah, dan seluruh masyarakat di Kota Bitung ramai-ramai memukul dan membunyikan tetengkoren.
“Kami, Maurits dan Hengky, berterima kasih kepada pak sekda dan Kelaks BPBD Kota Bitung, yang telah menggagas aktivasi sistem peringatan dini bencana menggunakan alat musik tradisional tetengkoren,” tutur Maurits Mantiri, Kamis (27/10/2022).
Kepala Pelaksana BPBD Bitung, Fivy Kadeke, dalam keterangannya mengatakan, aktivasi sistem peringatan dini bencana menggunakan alat tetengkoren karena alat musik tersebut merupakan ciri khas Kota Bitung.
Baca juga: Pelaku Penikaman di Jalan Raya Malalayang Manado Sulawesi Utara Terancam 5 Tahun Penjara
Baca juga: Profil Han Ji Hyun, Sosok Do Hae Yi di Drakor Terbaru Cheer Up Tayang di Viu
“Aktivasi sistem peringatan dini seperti ini akan rutin dan terus dilakukan di Kota Bitung, setiap tanggal 26 bulan berjalan. Untuk lokasi-lokasi kedepan akan pindah ke wilayah-wilayah di Kota Bitung,” tutur Fivy Kadeke.
Dengan mulai dibiasakannya penggunaan alat tetengkoren sebagai bentuk aktivasi peringatan dini bencana, secara tidak langsung mitigasi bencana sudah diketahui oleh warga.
Masyarakat diharapkan segera mengevakuasi diri jika sudah mendengar suara tetengkoren.

Pihaknya berharap, ada peningkatan kapasitas dan pemanfaatan peringatan dini hingga edukasi peringatan dini seluruh masyarakat ketika diperhadapkan dengan musibah bencana alam.(*)