Tragedi Stadion Kanjuruhan
Viral Pengakuan Tukang Dawet soal Kanjuruhan, Rocky Gerung: Semua Hal Akhirnya Berupaya Disambungkan
Kasus tersebut pun merembet kemana-mana hingga banyak persoalan yang dikaitkan dengan kejadian di Kanjuruhan.
Penulis: Glendi Manengal | Editor: Glendi Manengal
TRIBUNMANADO.CO.ID - Terkait kasus di Stadion Kanjuruhan yang sampai saat ini masih jadi sorotan.
Diketahui insiden tersebut menyebabkan 132 korban jiwa.
Kasus tersebut pun merembet kemana-mana hingga banyak persoalan yang dikaitkan dengan kejadian di Kanjuruhan.
Baca juga: Surat Dakwaan Ferdy Sambo: Putri Telepon Sambil Nangis Mengaku Brigadir J Sudah buat Kurang Ajar
Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta Besok Jumat 14 Oktober 2022, Cancer Sangat Posesif, Pisces Jangan Menyerah
Bahkan seorang tukan cendol jadi perhatian publik.
Hal ini menjadi pembahasan dari Rocky Gerung dalam Youtubenya yang berjudul 'TUKANG CENDOL BIKIN HEBOH SEMESTA. TERNYATA EKS PENGURUS PSI'.
Dimana Rocky Gerung menyebut semua hal disambung-sambungkan.
"Ya ini semua hal akhirnya berupaya disambung-sambungkan"
"Hal yang paling berbahaya adalah kalau kerumitan itu akhirnya mau dicarikan penyelesaian dengan cerita-cerita yang akhirnya tidak tersambung sebetulnya" lanjut Rocky Gerung.
Seperti yang diketahui insiden yang terjadi di Kanjuruhan penyebabnya diduga para korban meninggal dunia karena sesak nafas.
Dimana gas air mata sebelumnya diduga jadi salah satu penyebabnya.
Sementara itu penggunaan gas air mata sudah mendapat larangan dari FIFA.
Kemudian muncul kembali soal gas air mata yang digunakan sudah kadaluarsa dan disebut tidak berbahaya.
Hal ini terus mendapat tanggapan dari Rocky Gerung.
Rocky Gerung pun menyinggung ketidakpercayaan orang terkait kejadian di Kanjuruhan semacam kesengajaan.
"Disetiap gang itu ada poster yang meminta pertanggungjawaban polisi, itu terhubung lagi dengan ketidak percayaan orang bahwa ini bukan sekedar kejadian yang tidak terkendali tapi ada semacam kesengajaan" ucap Rocky Gerung.
Polisi disebut telat melakukan pemetaan terhadap kesan masyarakat di Malang.
Namun sudah ada polisi yang sudah berinisiatif meminta maaf atas kejadian di stadion Kanjuruhan namun tidka diikuti seluruh polisi nasional.
"Memang ada polisi Malang yang mengambil inisiatif untuk meminta maaf dengan bersujud, tapi sebetulnya itu harus diikuti oleh seluruh polisi nasional supaya ada kelegaan" katanya.
Hal ini disebut Rocky Gerung membuat warga muncul kecurigaan dan merasa ada yang sengaja ditutup-tutupi negara.
Viral Tukang Dawet di Kanjuruhan
Bukan hanya periksa kondisi stadion dan senjata yang digunakan polisi, Komnas HAM juga periksa kesaksian tukang dawet yang viral mengaku ada banyak suporter mabuk dan rusuh yang menjadi korban tragedi Kanjuruhan di media sosial.
Komisioner Pengkajian dan Penelitian Mohammad Choirul Anam mengatakan bahwa pihak Komnas HAM tiga kali mengunjungi Kanjuruhan.
Selain cek pintu stadion yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) tewasnya 132 orang dalam tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM juga menelusuri kebenaran kesaksian tukang dawet.
Kata Choirul Anam, berdasarkan keterangan yang didapat Komnas HAM dari Aremania, mustahil tukang dawet bisa berada di dalam stadion sepak bola.
Sejumlah Aremania juga kata Choirul Anam mencari sosok asli dari suara orang yang mengaku sebagai tukang dawet yang melihat tragedi Kanjuruhan.
Sampai saat ini kata Choirul Anam, Komnas HAM juga belum mendapatkan sosok yang mengaku tukang dawet yang kemudian suaranya viral di media sosial karena memberikan kesaksian tragedi Kanjuruhan.
“Kami dapat keterangan dari sebagian Aremania kok tukang dawet bisa masuk ke area stadion, gimana ceritanya, mereka juga nyari, sepanjang kami lakukan belum dapatkan,” tuturnya.
Choirul Anam memastikan bahwa semua hal yang mencuat di tragedi Kanjuruhan akan dikroscek kembali oleh Komnas HAM kebenarannya.
Komnas HAM juga mendorong pihak kepolisian mencari sosok tukang dawet yang mengaku menjadi saksi mata dari tragedi Kanjuruhan.
“Jadi kami dorong polisi untuk cari siapa yang bikin audio tukang dawet,” jelas Choirul Anam.
Harapannya kata Choirul Anam, dengan bisa terungkapnya semua fakta dari tragedi Kanjuruhan maka akan ada keadilan dari korban meninggal di stadion kawasan Malang, Jawa Timur tersebut.
Termasuk tentang informasi yang menyebut bahwa pintu stadion dalam keadaan terkunci. Tapi faktanya pintu stadion saat tragedi Kanjuruhan dibuka namun hanya sebagian kecil.
Hingga pada akhirnya penonton tidak bisa keluar stadion bukan karena pintu terkunci melainkan karena hanya dibuka sedikit dan tertumpuk manusia sehingga tidak terlihat dalam video.
“Clear pintu terbuka, tapi kecil, kenapa tidak dilihat karena tidak mungkin bisa dilihat karena kerumunan,” bebernya.