MTQ Nasional
Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Dijadwalkan Membuka Secara Resmi MTQ Nasional Malam Ini
Musabaqah Tilawatil Quran atau MTQ Nasional ke-29 akan dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Malam ini Rabu (12/10/2022) Musabaqah Tilawatil Quran atau MTQ Nasional ke-29 akan dibuka secara resmi.
Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, dijadwalkan akan membuka secara resmi MTQ Nasional.
Lokasi pelaksanaan MTQ Nasional di Kalimantan Selatan atau Kalsel. Tepatnya di Kawasan Wisata Alam Kiram Park, Kecamatan Karangintan, Kabupaten Banjar.
Pelaksanaan MTQ Nasional akan berlangsung hingga 6 hari kedepan atau pada Selasa (18/10/2022) mendatang.
Sebelumnya MTQ Nasional akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun, batal dan digantikan oleh Wapres. "Iya (batal).
Sejauh ini yang saya terima informasinya Pak Wapres (Ma'ruf Amin) yang buka," ujar Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor saat ditemui Serambi disela-sela acara Malam Taaruf di Siring 0 Km Banjarmasin, Selasa (11/10/2022) tadi malam.
Perhelatan akbar yang mengusung tema "Kita Tingkatkan Kualitas SDM yang Unggul dan Qurani untuk Mewujudkan Masyarakat Religius dan Moderat" ini juga akan dihadiri Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas, gubernur dari berbagai provinsi di Indonesia, pejabat Pemprov Kalsel dan kabupaten/kota di provinsi tersebut, serta sejumlah tamu undangan lainnya.
Menag Yaqut Cholis Qoumas mengatakan, peran umat Islam dalam mewarnai keberagaman Indonesia tidak dapat dilepaskan dari spirit Al-Qur’an yang begitu membumi.
Menurutnya, Al-Qur’an begitu melekat dengan kehidupan bangsa Indonesia.
"Hal ini bisa dilihat dengan semaraknya pengajian-pengajian di mushalla, masjid, dan bahkan di rumah-rumah.
Al-Qur’an adalah gerbang menuju pembentukan peradaban manusia seutuhnya," ujar Menteri Agama.
Menurut Yaqut, mengenalkan Al-Qur’an kepada para calon penerus bangsa sudah menjadi tradisi dan budaya Nusantara.
Salah satunya, sebut Menag, melakukan penyelenggaraan MTQ.
MTQ, tambah Menteri Agama, kini tidak lagi sebatas kegiatan keagamaan melainkan sudah menjadi tradisi yang diikuti oleh semua pihak, bahkan yang berbeda keyakinan turut serta menjadi bagian dari pelaksanaan kegiatan tersebut. (ar)