Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Viral Medsos

Viral Mantan Polisi Serang Puluhan Balita di Penitipan Anak, Puluhan Orang Tewas Termasuk Guru Hamil

Staf medis setempat mengatakan pada hari Jumat bahwa 37 orang telah meninggal, banyak dari mereka adalah anak-anak.

Editor: Indry Panigoro
YouTube ABC News (Australia)
Kolase foto pelaku penyerangan, mantan polisi Thailand Panya Khamrab (kiri) dan sejumlah korban balita yang ditemukan tewas di ruang penitipan anak, Jumat (7/10/2022). 

Pejabat setempat mengidentifikasi pembunuhnya sebagai mantan Letnan Kolonel Polisi Panya Khamrab.

Ia pernah bertugas di Kantor Polisi Na Wang di provinsi Nong Bua Lamphu, sebelum dipecat pada Juni 2022 dari pemerintah karena pelanggaran narkoba terkait metamfetamin.

Staf medis setempat mengatakan pada hari Jumat bahwa 37 orang telah meninggal, banyak dari mereka adalah anak-anak.

Dikabarkan bahwa paling tidak 23 anak menjadi korban jiwa di mana beberapa di antaranya belum berusia 2 tahun.

Bendera di kantor-kantor pemerintah dikibarkan setengah tiang, sementara Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha dan Raja Maha Vajiralongkorn melakukan perjalanan ke timur laut pada hari Jumat.

Lokasi tragedi penyerangan oleh mantan polisi Thailand yang tewaskan 37 korban di tempat pusat penitipan anak di Distrik Na Klang, provinsi Nong Bua Lamphu, Thailand, pada Kamis (6/10/2022).
Lokasi tragedi penyerangan oleh mantan polisi Thailand yang tewaskan 37 korban di tempat pusat penitipan anak di Distrik Na Klang, provinsi Nong Bua Lamphu, Thailand, pada Kamis (6/10/2022). (YouTube ABC News (Australia))

 

Sang kepala sekolah yang bernama Nanticha Panchum berhasil selamat dari serangan itu.

Dia mengatakan melihat pria bersenjata itu berjalan ke sekolah dan menyaksikannya menyerang beberapa orang di luar dengan pisau dan senjata api.

Panchum mengatakan dia menyuruh rekannya untuk mengunci pintu.

Tetapi pria bersenjata itu mulai memecahkan kaca saat dia melarikan diri ke belakang gedung dan memanjat dinding untuk melarikan diri dari kompleks sekolah.

"Saya takut karena dia punya pistol. Saya tidak punya senjata," kata Panchum.

"Tapi, saya tidak berpikir dia akan tega melakukan itu pada anak-anak."

"Anak-anak saat itu sedang tidur di siang hari. Mereka berada di ketiga kamar. Guru-guru juga ada di kamar, termasuk guru yang sedang hamil," katanya.

Setelah memanjat tembok untuk melarikan diri dari sekolah dengan guru lain dan seorang petugas kebersihan, Panchum berlari mencari bantuan ketika suara tembakan terdengar dari sekolah.

"Saya mendengar anak-anak menangis sejenak dan kemudian benar-benar hening," ucap Panchum.

Sumber: TribunWow.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved