Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Internasional

Terjadi Kembali Suporter Tewas Akibat Gas Air Mata di Stadion, Anak-anak dan Pemain Sulit Bernafas

Suporter sepak bola tewas setelah gas air mata ditembakkan oleh polisi di tengah laga antara Gimnasia La Plata dan Boca Juniors di Argentina.

Editor: Frandi Piring
AP Photo/Gustavo Garello
Terjadi Lagi di Argentina, Suporter Tewas Akibat Gas Air Mata di Stadion. Anak Seorang Pemain Kesulitan Bernafas. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Hampir dua minggu berlalu Tragedi Kanjuruhan, peristiwa kerusuhan di Stadion yang menewaskan seorang suporter terjadi lagi. Kali ini terjadi di Argentina.

Dilaporkan, suporter sepak bola tewas setelah gas air mata yang ditembakkan oleh polisi di luar venue melayang ke dalam stadion.

Kekacauan terjadi di tengah pertandingan antara Gimnasia La Plata dan Boca Juniors di Argentina.

Aksi aparat tersebut membuat para pemain dan penonton kesulitan bernapas, sehingga pertandingan pada pada Kamis (6/10/2022) pun dibatalkan menurut laporan Guardian pada Jumat (7/10/2022).

Kabar kematian suporter tersebut diklaim oleh Menteri Keamanan untuk Provinsi Buenos Aires Sergio Berni,

mengatakan kepada televisi lokal bahwa penggemar meninggal karena masalah jantung saat ia meninggalkan Stadion Juan Carmelo Zerillo di La Plata.

Peristiwa itu terjadi lima hari setelah tragedi Kanjuruhan sepak bola Indonesia menewaskan sedikitnya 131 orang,

ketika para penggemar mencoba melarikan diri dari gas air mata yang ditembakkan polisi.

Total korban menjadikannya di salah satu bencana olahraga terburuk di dunia.

Menurut pihak berwenang di Argentina, penggemar Gimnasia berusaha memaksa masuk ke stadion, yang penuh.

Baca juga: Siapa Sangka, 20 Polisi Jadi Terduga Pelanggar Etik yang Tembakkan Gas Air Mata, Tragedi Kanjuruhan

Baca juga: Kisah Korban Kanjuruhan, Iwan Junaedi Penuhi Sumpah Hidupnya, Dukung Arema FC Sampai Napas Terakhir

Baca juga: Dua Sosok Perwira Polri Tersangka Kasus Tragedi Kanjuruhan, Perintahkan Anak Buah Lepas Gas Air Mata

Polisi akhirnya menggunakan peluru karet dan gas air mata untuk memaksa mereka mundur.

Para pemain terlihat menutupi wajah mereka dan para suporter sepak bola memasuki lapangan saat mereka mencoba membebaskan diri dari gas air mata.

Pertandingan papan atas itu dihentikan setelah sembilan menit.

ESPN mengutip pemain Gimnasia Leonardo Morales yang mengatakan: “Putra saya yang berusia dua tahun tidak bisa bernapas. Kami merasa putus asa dan khawatir tentang semua orang di tribun.”

“Kami memainkan permainan sepak bola dengan normal dan itu berubah menjadi (bencana) ini,

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved